Sebagian Besar Pasien Ternyata Tak Jujur Kepada Dokter Tentang Penyakitnya
Berdasar penelitian yang dilakukan Salk Insitute, banyak pasien yang tidak jujur kepada dokter mereka. Jumlahnya berkisar 60-80 persen sehingga dokter kesulitan dalam membuat diagnosis penyakit yang tepat.
Ketika sedang berkonsultasi dengan dokter, seberapa sering kamu menjawabnya secara jujur? Apakah kamu sering merahasiakan sakit yang kamu alami atau malah melebih-lebihkannya? Ternyata berdasar penelitian, banyak orang yang tidak jujur ketika berhadapan dengan dokter.
Dilansir dari Science Daily, sebesar 60 hingga 80 persen dari orang yang disurvei mengaku tidak jujur ketika berkonsultasi ke dokter tentang kondisi mereka. Bahkan sebanyak sepertiga responden mengaku tak sepakat dengan rekomendasi yang diberikan dokter. Sebagian lainnya adalah karena mereka tidak dapat memahami instruksi dari klinik.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Apa saja manfaat tahu untuk kesehatan tubuh? Beragam manfaat tahu bagi kesehatan yang ternyata cukup banyak. Bisa turunkan risiko diabetes hingga lindungi ginjal.
-
Apa yang para ilmuwan temukan tentang keheningan? Para ilmuwan telah menemukan bahwa keheningan sebenarnya adalah suara.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Kapan hasil penelitian tentang kebiasaan sehat ini dipublikasikan? Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Circulation pada 2018 itu menemukan bukti bahwa lima perilaku ini dapat meningkatkan harapan hidup wanita usia 50-an hingga 14 tahun dan 12 tahun pada pria usia 50-an.
Ketika responden menjelaskan mengapa mereka tak jujur, sebagian mengatakan bahwa mereka berusaha agar tidak terlalu diadili dan diceramahi mengenai buruknya perilaku mereka. Lebih dari setengah mengaku terlalu malu untuk berkata jujur.
"Banyak orang ingin terlihat dihargai oleh dokter mereka," ujar peneliti senior, Angela Fagerlin, Ph.D., ketua ilmu kesehatan masyarakat dari U Health.
"Mereka takut dipandang sebagai seseorang yang tidak bisa membuat keputusan baik," tambahnya.
Penelitian ini dilakukan terhadap dua populasi berbeda. Penelitian pertama untuk melihat respons dari 2.011 pastisipan dengan usia rata-rata 36 tahun. Sedangkan penelitian kedua dilakukan pada 2.499 partisipan dengan rata-rata usia 61 tahun.
Pada kedua survei, responden wanita yang merasa lebih muda dan mengaku sakit-sakitan cenderung untuk gagal mendapat informasi medis yang relevan dari ahli medis mereka.
"saya terkejut bahwa ternyata sangat banyak orang yang tidak jujur dengan hal ini dan mereka juga mengakuinya," ujar salah satu peneliti lain, Andrea Gurmankin Levy, Ph.D., MBe, associate professor pada ilmu sosial Middlesex Community College in Middletown, Connecticut.
Masalah yang timbul dari ketidakjujuran pasien ini adalah dokter jadi tak dapat memberikan saran kesehatan yang akurat karena mereka tak mendapat fakta yang sesungguhnya.
"Jika pasien tidak memberikan informasi mengenai apa yang mereka makan, atau apakah mereka telah mengonsumsi obat yang diberikan, hal ini dapat berpengaruh signifikan pada kesehatan mereka. Terutama jika mereka memiliki penyakit kronis," jelas Levy.
Memahami masalah ini secara lebih dalam dapat berujung pada cara untuk menyelesaikan masalah. Levy dan Fagerlin berharap dapat mengulangi penelitian ini dan berbincang dengan pasien mengenai pertemuan dengan dokter ketika hal tersebut masih baru saja mereka alami.
Wawancara secara langsung dapat membantu mengenali faktor lain yang mempengaruhi interaksi antara pasien dan dokter ini. Sebagai contoh, apakah pasien akan lebih terbuka terhadap dokter yang telah mereka kenali selama bertahun-tahun.
Fagerlin juga mengungkap bahwa pasien bukanlah satu-satunya yang harus disalahkan dalam hal ini.
"Bagaimana komunikasi yang terjadi pada situasi tertentu mungkin menyebabkan pasien menjadi enggan untuk terbuka," jelas Fagerlin.
"Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah ada cara untuk melatih dokter untuk membuat pasien lebih nyaman," tandasnya.
Baca juga:
Penelitian: Berendam Air Hangat Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah
Bahaya mengerikan orang yang minum rebusan pembalut
Penelitian: Risiko tidak olahraga sama dengan merokok dan diabetes
Fasilitas kebersihan di separuh sekolah di seluruh dunia masih buruk
Teliti resistensi antibiotik, dosen UNS terima hibah Rp 19 M dari Australia
Bahaya ponsel sebabkan tumor otak, cegah dengan cara ini
Masalah gusi merupakan salah satu faktor sebabkan disfungsi ereksi