Sering Dialami oleh Remaja Putri, Ini Bahaya yang Dapat Muncul dari Anemia
"Bukan berarti remaja putra tidak bisa anemia, namun perempuan jauh lebih rentan karena selain mengalami fase pertumbuhan, mereka juga mengalami siklus menstruasi setiap bulan," kata drg. Vitria Dewi.
Anemia merupakan salah satu masalah yang banyak dialami oleh remaja putri, khususnya yang sudah mengalami menstruasi. Terdapat sekitar 600 juta perempuan di dunia mengalami anemia, dan 23 persen remaja putri di Indonesia menghadapi masalah ini.
"Bukan berarti remaja putra tidak bisa anemia, namun perempuan jauh lebih rentan karena selain mengalami fase pertumbuhan, mereka juga mengalami siklus menstruasi setiap bulan," kata drg. Vitria Dewi.
-
Bagaimana cara mencegah anemia pada remaja putri? Pola makan mereka harus dibenarkan. Tablet penambah darah harus dikonsumsi seminggu sekali. Remaja putri mulai kelas V atau yang sudah menstruasi untuk mengikuti bulan skrining Agustus ini," ujar Hakam dikutip dari ANTARA.
-
Bagaimana cara mencegah terjadinya anemia akut? Secara umum, ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain: • Konsumsi suplemen zat besi. Zat besi adalah salah satu bahan penting untuk pembentukan hemoglobin, yaitu protein yang mengikat oksigen pada sel darah merah. Kekurangan zat besi akan mengganggu produksi sel darah merah. Suplemen zat besi bisa membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan mengatasi anemia akibat kekurangan zat besi. • Konsumsi vitamin C. Vitamin C berperan membantu penyerapan zat besi lebih baik di dalam tubuh. Vitamin C juga berperan dalam pembentukan kolagen, yaitu protein yang membentuk dinding pembuluh darah. Vitamin C bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran, seperti jeruk, kiwi, brokoli, dan paprika. • Konsumsi vitamin B12 dan asam folat. Vitamin B12 dan asam folat juga diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat bisa menyebabkan anemia megaloblastik, yaitu anemia yang ditandai dengan sel darah merah yang besar dan tidak matang. Vitamin B12 bisa didapatkan dari makanan hewani, seperti daging, telur, susu, dan keju. Asam folat bisa didapatkan dari sayuran hijau, kacang-kacangan, sereal gandum, dan buah-buahan.
-
Bagaimana cara mengatasi anemia defisiensi zat besi pada anak? Penanganan anak dengan anemia defisiensi besi dapat melibatkan beberapa langkah, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya: Mengatasi faktor penyebab: Identifikasi dan atasi faktor yang mungkin menyebabkan anemia pada anak. Pemberian preparat besi oral: Pemberian suplemen besi secara oral dengan dosis yang sesuai adalah langkah pertama dalam pengobatan anemia defisiensi besi.
-
Apa saja ciri-ciri yang menandakan seseorang mengalami anemia akut? Ciri-ciri anemia akut adalah gejala-gejala yang timbul akibat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah yang cukup dalam waktu lama. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anemia akut yang umum terjadi: • Kelelahan yang berlebihan. Penderita anemia akut akan merasa cepat lelah dan lemas karena tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. • Pucat. Kulit, bibir, kuku, dan gusi penderita anemia akut akan tampak pucat karena kurangnya hemoglobin yang memberi warna merah pada darah. • Sesak nafas. Penderita anemia akut akan mengalami kesulitan bernapas karena tubuh berusaha untuk mengompensasi kekurangan oksigen. • Nyeri perut. Penderita anemia akut bisa merasakan nyeri perut yang disebabkan oleh gangguan pada organ-organ pencernaan, seperti lambung, usus, atau limpa. • Nyeri dan pegal pada leher. Penderita anemia akut bisa merasakan nyeri dan pegal pada leher karena peningkatan tekanan darah dan detak jantung. • Sakit kepala. Penderita anemia akut bisa alami sakit kepala akibat kurangnya aliran darah ke otak. • Detak jantung cepat. Penderita anemia akut bisa merasakan jantung berdebar-debar karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. • Mudah memar. Alami memar atau perdarahan karena kurangnya sel darah merah dan trombosit yang berfungsi untuk membantu pembekuan darah.
-
Siapa yang paling rentan terkena anemia? Remaja putri rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi. Selain itu, kebutuhan zat besi juga meningkat saat masa pubertas.
-
Kapan ibu hamil dikatakan mengalami anemia? “Kalau pada trimester 1 disebut anemi kalau kurang dari 11 miligram zat besi, di trimester 2 kurang dari 10,5 atau paling gampang semuanya dibawa 10 setengah milligram,” kata Noroyono.
Remaja usia 13-18 tahun membutuhkan asupan zat besi sebanyak 26 miligram per hari. Jumlah ini sebenarnya dapat dipenuhi jika mengonsumsi asupan gizi seimbang.
Namun remaja putri disarankan untuk meminum tablet tambah darah (TTD) untuk mengganti asupan zat besi yang hilang saat menstruasi.
Anemia yang dibiarkan dapat menghambat remaja dalam berkonsentrasi di sekolah. Mereka juga sulit beraktivitas karena mengalami 5L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah dan Lunglai). Kondisi ini dapat berlanjut hingga perempuan hamil dan melahirkan.
"Kalau dia hamil risikonya akan lebih tinggi bila terjadi pendarahan. Bayi juga berisiko mengalami malnutrisi dan stunting di kemudian hari," ujarnya.
Suplemen tablet tambah darah (TTD) cukup dikonsumsi sebanyak satu kali dalam seminggu. Terapkan juga menu bergizi seimbang dan jangan pernah lewatkan sarapan. Edukasi mengenai pentingnya TTD juga harus diterapkan pada remaja putri dalam mencegah anemia.
"Saat ini TTD sudah tersedia di setiap UKS sekolah dan dapat dikonsumsi oleh para murid. Kami dan pemerintah telah berinvestasi senilai 3,6 juta dollar Kanada atau Rp36 miliar untuk akses suplementasi remaja putri di 9.000 sekolah Indonesia," kata Sri Kusyuniati, Direktur Nutrition International Indonesia.
Reporter: Annisa Mutiara Asharini
Sumber: Dream.co.id
Baca juga:
Begini Cara Ketahui Ketika Seorang Anak-Anak Tengah Alami Anemia
5 Masalah Kesehatan yang Bisa Mengganggu Kehidupan Seksmu
Obat sederhana untuk kamu yang kurang darah dan selalu lemas
Tips buka puasa yang aman bagi penderita kurang darah
Kunyah es batu bisa bantu sehatkan tubuh penderita anemia?