Stunting dan Sejumlah Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Jiwa
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc menyebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan jiwa baik pada orangtua maupun anak.
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah mental yang rentan dialami oleh siapa saja. Terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa ini termasuk karena stunting.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc menyebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan jiwa baik pada orangtua maupun anak.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Kenapa calon pengantin perlu memahami stunting? Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto menjelaskan, para calon pengantin diharapkan segera memahami stunting, sebelum mereka menikah. Pasalnya, kurangnya pemahaman akan stunting dapat berakibat buruk pada anak yang akan dilahirkan.
-
Kenapa Hari Kesehatan Mental Sedunia penting? Kesehatan mental sendiri merupakan salah satu unsur penting yang perlu ada di setiap manusia. Jika kesehatan mantal terganggu, maka tak mustahil jika seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan lainnya. Bahkan, kesehatan mental yang mengalami gangguan dapat mendatangkan beragam permasalahan sosial hingga ekonomi. Maka dari itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan mental.
"Faktor gangguan jiwa berdasarkan jenis stressor psikososial setidaknya ada sembilan," katanya.
Sembilan stressor itu antara lain perkawinan, problem keluarga, keuangan, hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan hidup, perkembangan, penyakit atau cedera fisik, dan hukum.
Stressor psikososial sendiri adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa menlakukan penyesuaian diri atau adaptasi untuk mengurangi tekanan mental yang timbul.
“Penyebabnya pasti banyak, tapi kira-kira yang pertama perkawinan. Ini kan anak punya anak masih anak-anak, gak siap secara mental, sosial, psikososial, psikisnya semuanya gak siap,” kata Lenny dalam webinar Kemen PPPA beberapa waktu lalu.
Faktor Masalah Keluarga
Faktor problem atau masalah keluarga juga bisa memicu stres pada anak. Misal, jika orangtua bertengkar di depan anaknya.
“Faktor lainnya pekerjaan, nah ini di masa pandemi kita harus prihatin karena banyak yang di-PHK atau dirumahkan. Faktor lingkungan hidup, mungkin tinggal di daerah yang penuh dengan tekanan yang stressornya tinggi,” terangnya.
Lenny menambahkan, faktor penyakit juga menjadi salah satu penyebab gangguan jiwa apalagi penyakit yang tidak kunjung sembuh dan akut. Selain itu, masalah hukum, misalnya seorang ayah yang terjerat masalah hukum yang kemudian berdampak pada anak dan istrinya.
Dikaitkan Dengan Stunting
Kesehatan jiwa juga berkaitan dengan stunting di mana jika jiwa seseorang terganggu maka pola asuh terhadap anaknya pun tidak akan baik dan maksimal.
“Responden dengan kebiasaan pengasuhan yang kurang baik terhadap balita sebagian besar memiliki balita stunting yaitu sebesar 64.7 persen. Hubungan yang erat, mesra dan selaras antara orangtua dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras, baik fisik, mental maupun psikososial,” jelasnya.
Orangtua yang memiliki gangguan jiwa tidak akan fokus pada kepentingan anaknya. Seperti memberi asupan yang bergizi, atau jika memberikan pun tidak sesuai dengan anjuran. Dengan demikian, anak akan tumbuh dengan tidak selaras, misal ukuran tubuh tidak sesuai dengan usianya.
“Tinggi rendahnya tingkat pengetahuan anak 51 persen ditentukan oleh konsentrasi belajarnya, sedangkan 18 persennya ditentukan oleh status gizi pendek. Anak dengan kondisi stunting membutuhkan pendampingan lebih intens dalam proses belajar, maka pola asuh yang penuh dengan rasa kasih sayang sangat dibutuhkan,” terang Lenny.
Ketika orangtua mengalami gangguan jiwa, kasih sayang akan sulit tersampaikan pada anak. Hal ini selanjutnya bisa memengaruhi tumbuh kembang anak.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com