Tubuh kamu mudah sakit? Ungkap alasannya di sini
Sebuah penemuan unik, kesehatan dikaitkan dengan kecerdasan otak. Penasaran? Ungkap di sini!
Tubuh yang sehat seringkali dikaitkan dengan gaya hidup yang sehat seperti pola makan dan olahraga. Kali ini tim peneliti menunjukkan bahwa ada faktor lain di luar itu yang membuat tubuh kamu lebih tahan dari serangan penyakit.
Tim peneliti dari University of Edinburgh menunjukkan bahwa orang pintar cenderung lebih sehat daripada orang yang memiliki IQ rendah. Mereka menemukan adanya hubungan genetik antara cara tubuh mengelola penyakit dan kecerdasan.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Apa yang diungkapkan oleh penelitian tentang hubungan antara kemiskinan dan otak? Penelitian Mengungkap bahwa Faktor Ekonomi Ini Bisa Jadi Penyebab Penuaan pada Otak Kemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak. Para peneliti telah mengungkapkan hubungan antara tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah dan percepatan kerusakan pada white matter di otak manusia.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang otak manusia yang diawetkan? Tim peneliti yang dipimpin Alexandra Morton-Hayward dari Universitas Oxford meninjau literatur ilmiah dan menghubungi arkeolog di seluruh dunia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian tentang hubungan antara pendapatan dan kesehatan otak? Dilansir dari Science Alert, dalam studi yang sudah dipublikasikan di JNeurosci, dilibatkan 751 individu berusia antara 50 dan 91 tahun, ditemukan bahwa mereka yang tinggal dalam kemiskinan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penuaan pada white matter otak mereka dalam pemindaian MRI, serta mendapat skor lebih rendah dalam tes kognitif dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga yang lebih makmur.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
Seperti yang dilansir dari dailymail.co.uk, tim peneliti menganalisis data dari 100.000 orang yang ditahan di Biobank Inggris. Tim peneliti membandingkan data uji mental setiap orang dengan genom masing-masing. Mereka menemukan bahwa sifat-sifat yang terkait dengan penyakit dan pemikiran keterampilan bersama dengan pengaruh genetik yang sama.
Secara khusus, tim peneliti menemukan korelasi genetik negatif yang signifikan antara pendidikan dan keterampilan penalaran verbal-numerik dan penyakit alzheimer, penyakit arteri koroner dan stroke. Secara sederhana, orang-orang berpendidikan yang unggul dalam pemecahan masalah cenderung untuk memiliki kondisi kesehatan yang baik.
Uniknya, tim peneliti juga menemukan bahwa risiko tinggi diabetes tipe-2 dikaitkan dengan berhenti sekolah atau meninggalkan perguruan tinggi. Mereka menunjukkan skor lisan-numerik yang lebih rendah. Orang pintar juga cenderung terhindar dari kelebihan berat badan.
Tim peneliti menemukan adanya hubungan negatif antara indeks massa tubuh dan penalaran verbal-numerik. hal ini membuat pendidikan rendah terkait dengan risiko tekanan darah tinggi yang lebih tinggi.
Para peneliti menjelaskan bahwa temuan mereka tersebut menjelaskan tentang hubungan antara tingkat kemampuan kognitif, basis genetik untuk karakteristik yang berhubungan dengan kesehatan seperti berat badan, tekanan darah, gangguan fisik dan juga mental.
Tim peneliti juga menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya varian genetik yang berhubungan dengan kondisi kesehatan yang memiliki efek tak langsung terhadap kemampuan kognitif.
Misalnya seperti orang dengan pendidikan rendah tak memiliki cukup informasi terkait dengan jumlah asupan makanan dan minuman atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Baca juga:
Sering berbagi penggunaan make-up? Ketahui 5 bahayanya buat mata
Mulai mengintai, ketahui 7 fakta tentang virus zika
Ingin tidur kamu lelap malam ini? Ungkap rahasianya di sini
Jangan tunda kehamilan pertama! Ini 4 alasannya
Tak sekedar menghirup udara, ini 5 fakta tentang indra penciuman