Wanita yang sering PMS parah ternyata punya risiko hipertensi
Wanita yang mengalami PMS yang menyakitkan ternyata memiliki risiko lebih tinggi mendapat tekanan darah tinggi.
Masa PMS adalah saat-saat yang cukup tidak menyenangkan pada wanita. Berbagai masalah emosi dan fisik yang tidak stabil membuat masa-masa ini jadi tidak menyenangkan. Penelitian terbaru menyatakan bahwa wanita yang mengalami PMS yang menyakitkan ternyata memiliki risiko lebih tinggi mendapat tekanan darah tinggi.
Dilansir dari Medical Daily, sebuah penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa kondisi PMS atau sindrom pra menstruasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari 116.686 wanita yang berada di Amerika Serikat. Usia rata-rata wanita tersebut adalah mulai 25 hingga 42 tahun.
-
Apa itu PMDD? PMDD adalah gangguan yang terkait dengan fase luteal dari siklus menstruasi. Ini biasanya terjadi pada 1-2 minggu sebelum menstruasi dan gejalanya mereda 2-3 hari setelah menstruasi dimulai. PMDD memengaruhi sekitar 3-5% wanita selama tahun-tahun reproduktif mereka.
-
Mengapa penelitian ini fokus pada hubungan antara menstruasi awal dan diabetes tipe 2? Data juga menunjukkan peningkatan kasus diabetes yang signifikan di antara orang dewasa muda dan paruh baya di Amerika Serikat.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang mumi perempuan yang menjerit? Pemeriksaan menunjukkan perempuan itu berusia sekitar 48 tahun saat meninggal. Dia menderita radang sendi ringan di tulang belakang, dan kehilangan beberapa gigi, kata profesor radiologi Universitas Kairo Sahar Saleem, yang memimpin penelitian ini.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengelola stres saat PMS? Teknik seperti mencatat jurnal, berbicara dengan teman, atau melakukan hobi yang Anda nikmati dapat membantu mengurangi tingkat stres dalam kehidupan Anda. Selain itu, mempraktikkan manajemen waktu yang efektif dan menetapkan batasan yang sehat di tempat kerja dan dalam kehidupan pribadi Anda juga dapat membantu mengurangi stres.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian tentang perburuan perempuan di zaman purba dilakukan? Namun, sebuah studi tahun 2020 terhadap situs pemakaman berusia 9.000 tahun di daerah dataran tinggi Andean di Wilamaya Patjxa, Peru, menyimpulkan bahwa ada bukti yang mendukung gagasan bahwa sejumlah besar perempuan di zaman purba pernah berburu hewan besar di wilayah tersebut.
Riwayat hidup dan kesehatan para wanita tersebut juga dianalisis untuk melihat hubungan antara PMS parah yang mereka alami dengan risiko darah tinggi. Kebiasaan hidup yang berhubungan dengan kesehatan, kebiasaan merokok, dan jenis kontrasepsi yang digunakan juga dilihat untuk mengetahui risiko darah tingginya. Selain itu para partisipan tadi juga mengisi survei setiap dua tahun untuk memperbarui informasi tentang mereka. Pada survei tersebut juga terdapat pertanyaan mengenai gejala PMS yang mereka alami dan efeknya pada kehidupan sehari-hari.
Penelitian tersebut berpijak pada asumsi bahwa beberapa mekanisme yang terjadi ketika seseorang memiliki darah tinggi juga muncul ketika seorang wanita sedang PMS. Beberapa disfungsi terhadap sistem tubuh seperti pada renin-angiotensin aldosteron yang mengatur keseimbangan sodium, jumlah darah, dan sempitnya arteri. Gejala-gejala PMS seperti dada yang melunak serta perut yang kembung juga terjadi ketika seorang wanita mengalami tekanan darah tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami PMS secara parah atau pada tingkat menengah memiliki risiko lebih besar dalam mengalami tekanan darah tinggi hingga sebesar 40 persen. Potensi ini dilihat dalam jangka waktu 20 tahun ke depan dan dibandingkan dengan risiko wanita yang PMS-nya tidak begitu mengganggu kehidupan mereka. Risiko ini juga jadi berlipat hingga tiga kali jika dialami oleh seorang wanita yang berusia di bawah 40 tahun.
Peneliti mengatakan bahwa hubungan antara PMS dan hipertensi ini dapat dijelaskan melalui penggunaan obat untuk mencegah munculnya rasa sakit ketika PMS. Obat tersebut memiliki efek yang menaikkan tekanan darah yang bernama antidepresan. Walau menaikkan tekanan darah, tetapi dalam penelitian telah dibuktikan bahwa obat ini juga terbukti tidak meningkatkan risiko bagi seorang wanita untuk mendapat hipertensi.
Baca juga:
Wanita berisiko stroke lebih tinggi dibanding pria?
Minuman berenergi ternyata dapat meningkatkan tekanan darah
Ini bahayanya minum kopi bagi si penderita hipertensi
Pertengkaran meledak, tekanan darah melonjak
Doyan makan di restoran rentan terkena darah tinggi?