Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Tanah Batak begitu terkenal dengan kerajinan tradisional yang bernama Ulos. Sampai sekarang, orang Batak masih menjunjung tinggi Ulos yang dinilai sakral dan sarat makna. Bahkan, tradisinya pun sampai sekarang masih terus dilestarikan.
Kain Ulos yang sudah menjadi ikon orang Batak dan mengantisipasi dari kepunahan, kerajinan tradisional ini sudah terdaftar dan ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemdikbud pada 2014 silam.
-
Apa itu umpasa dalam budaya Batak? Umpasa adalah seni lisan puisi lama berupa pantun dalam masyarakat Batak Toba.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari budaya Batak Toba? Rumah adat Batak yang dikenal sebagai Rumah Bolon ini menjadi salah satu ciri khas dari budaya Batak Toba.
-
Kapan Canang Kayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda? Pada 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan canang kayu sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Aceh, menyusul tradisi mak meugang, seni tutur nandong dari Simeulue, tari guel dari Bener Meriah, tari likok plo dari Aceh Besar, dan kesenian Aceh lainnya.
-
Kapan Brai ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda? Kini Brai masuk kategori Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang ditetapkan pemerintah pada 2023.
-
Kenapa Mie Belitung ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda? Tujuannya adalah untuk melestarikan kuliner yang khas ini agar tidak punah. Selain itu, di masa yang akan datang, Mie Belitung masih bisa disantap oleh generasi selanjutnya.
-
Apa tradisi pernikahan khas Cina Benteng di Tangerang yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda? Baru-baru ini tradisi pernikahan Cio Tao khas Cina Benteng, Kota Tangerang, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemdikbudristek.
Banyak wisatawan yang sedang mengunjungi Danau Toba ataupun ke Samosir menyempatkan membeli kain Ulos untuk dijadikan buah tangan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui makna dari kain tersebut.
Penasaran? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Awal Mula Ulos
Mengutip Liputan6.com, nenek moyang Batak adalah seorang putri bernama Siboru Deak Parujar. Kemudian sang putri dikawinkan dengan Raja Odap Odap dan melahirkan anak kembar bernama Raja Ihat Manisia dan Bour Ihat Manisia.
Lalu mereka menikah dan melahirkan seorang anak bernama Raja Miok-Miok, Patundal na begu, dan Siaji Lapas-lapas. Eng Banua memiliki tiga anak bernama Si Raja Bonang Bonang, Si Raja Atseh, dan Si Raja Jau.
Dari anak Raja Bonang Bonang, yaitu Guru Tantan Debata melahirkan anak si Raja Batak yang konon lahir di kaki Gunung Pusuk Buhit di sebelah Barat Pulau Samosir. Anak Raja Batak ada dua yaitu Guru Tateabulan dan Si Raja Isumbaon.
Asal mula kain Ulos ini konon si Boru Deak Parujar yang merupakan putri Bataraguru terus bertenun dari siang hingga malam selama bertahun-tahun dan tidak selesai. Hal ini untuk menghindari pernikahan dengan Putra Mangalabulan.
Makna Kain Ulos
Awal kemunculan Ulos ini berfungsi sebagai penghangat badan saja. Tetapi seiring berjalannya waktu, kain ini memiliki fungsi yang lebih simbolik dalam aspek kehidupan masyarakat Batak.
- Melihat Eloknya Kain Tenun Sambas, Mahakarya dari Kalimantan Barat Bernilai Tinggi
- Mengenal Lukah Gilo, Kesenian Tradisional Suku Minangkabau Berunsur Magis Mirip Jailangkung
- Dibantu BRI, Dua UMKM Kain Tradisional Khas Klaten Ini Bertahan di Tengah Kemajuan Zaman
- Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan
Ulos sudah begitu melekat dengan orang Batak dalam kehidpan sehari-hari. Bahkan tiap jenis kain Ulos memiliki maknany masing-masing, mulai dari sifat, keadaan, fungsi, dan berhubungan dengan hal atau benda tertentu.
Dalam pandangan orang Batak, ada tiga unsur kehidupan manusia, yaitu darah, napas, dan panas. Panas yang diberikan oleh matahari tak cukup untuk menghangatkan udara dingin di pemukiman orang Batak. Maka dari itu, menurut mereka yang memberi panas yaitu matahari, api, dan Ulos.
Macam-Macam Ulos
Mengutip Liputan6.com, ada beberapa ragam jenis kain Ulos yang menjadi ikon masyarakat Batak, di antaranya Ulos Ragihotang (saat pernikahan), Ulos Bintang Maratur dan Ulos Mangiring (wanita sedang hamil 7 bulan).
Kemudian ada Ulos Suri-suri (diwariskan turun-temurun kepada anak cucu), Ulos Sibolang (saat upacara dukacita), dan terakhir Ulos Sitoluntuho-Bolean (dipakai oleh raja-raja adat dan sudah langka).