Berbagi Makanan Khas, Begini Cara Suku Banjar di Sumut Rayakan Maulid Nabi
Suku Banjar yang tinggal di Sumatra Utara punya cara sendiri merayakan Maulid Nabi, yakni dengan menggelar Tradisi Aruh Mulud.
Umat Islam merayakan Maulud Nabi yang jatuh tepat pada hari ini, Selasa (19/10). Di Indonesia sendiri, masyarakat merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini dengan bermacam cara. Ada banyak tradisi yang berbeda di masing-masing daerah.
Salah satunya yang dilakukan oleh Suku Banjar asal Kalimantan Selatan yang tinggal di Desa Lubuk Cemara, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara (Sumut) ini.
-
Apa yang dirayakan dalam tradisi Maulid Nabi di Indonesia? Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, tradisi Maulid Nabi tidak hanya menjadi momen beribadah, tetapi juga momen berbagi, merayakan, dan melestarikan tradisi turun temurun.
-
Kapan tradisi Maulid Nabi dirayakan di Indonesia? Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia.
-
Apa yang dimaksud dengan Maulid Nabi? Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan utusan Allah SWT dan teladan bagi umat Islam.
-
Kenapa tradisi peringatan Maulid Nabi dikatakan bidah yang baik? Tradisi memperingati Maulid Nabi termasuk bidah yang baik. Sebab, Maulid Nabi memiliki banyak manfaat dan kebaikan bagi masyarakat, seperti meneladani perilaku Nabi, membaca ayat-ayat Alquran, tahlil, dan amal saleh lainnya.
-
Kapan Maulid Nabi diperingati? Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Hal ini bersumber dari hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِArtinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi Muhammad? Perayaan ini lazim diadakan dan banyak orang sangat menanti-nanti untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad. Di banyak negara, perayaan ini dengan mengadakan bazar atau pasar festival yang menjual banyak kue dan camilan lokal yang hanya bisa ditemukan pada hari besar Maulid Nabi Muhammad.
Di desa tersebut ada ratusan warga Suku Banjar yang sudah tinggal di daerah itu sejak puluhan tahun lalu. Mereka sering merayakan Maulid Nabi dengan kenduri atau yang dikenal dengan Aruh Mulud.
Tradisi Aruh Mulud ini merupakan momen di mana warga dari Suku Banjar tersebut menikmati berbagai makanan khas Banjar, sekaligus untuk mempererat silaturahmi. Selain itu, tradisi ini terus dilestarikan agar mereka tidak kehilangan identitas budaya mereka.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga biasa diselingi bersama kegiatan ceramah agama. Uniknya, selain dilaksanakan oleh Suku Banjar, kegiatan untuk memperingati Maulid Nabi itu juga mengundang suku lainnya seperti Melayu, Jawa dan Batak, untuk mempererat persatuan.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Tradisi Aruh Mulud
Tradisi Aruh Mulud ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi. Kegiatan ini diminati oleh semua kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua.
Tradisi ini berawal dari banyaknya orang Banjar yang tinggal di Sumut dan tinggal secara terpisah. Mereka ingin menjalin silaturahmi dan menjaga identitas mereka agar tidak hilang.
"Jadi maulidnya itu dilaksanakannya pagi menjelang zuhur. Tapi dari pagi itu sarapan dulu, dengan dibagi dari masing-masing rumah itu ada minimal 8 orang sampai 12 orang, di mana setiap desa itu tergantung berapa rumah yang sanggup menyediakan," ujar Camat Perbaungan, Muhammad Fahmi pada Selasa (19/10).
Menikmati Makanan Khas Banjar
Dalam tradisi ini, warga yang berkumpul akan menikmati hidangan khas Banjar, seperti ampal hitam, ampal putih, sayur nanas. Selain itu juga dihidangkan sajian khas Nusantara lainnya, seperti ayam bakar dan sop kaki sapi.
Seluruh hidangan ini biasanya merupakan sumbangan dari beberapa keluarga yang bersedia menjadi tuan rumah. Salah seorang warga Banjar, Rusli, mengaku senang karena tradisi tersebut masih terjaga sampai sekarang.
"Tujuannya adalah silaturahmi. Kedua merayakan hari besar Islam terutama maulid," katanya.
Kegiatan ini biasanya digelar sejak pagi sampai siang sehingga nuansa silaturahmi semakin erat dan tidak hanya seremonial belaka.