Curhat Pilu Nakes Korban Amukan Warga di Aceh, Takut hingga Memohon Tak Dilempar Batu
Salah seorang tenaga kesehatan yang jadi korban amukan massa yang membubarkan posko vaksinasi Covid-19 di Aceh mencurahkan curhatan pilunya di media sosial.
Belum lama ini, aksi anarkis dilakukan oleh ratusan warga di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Serangga, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh, kepada petugas vaksinasi Covid-19.
Ratusan warga tersebut membubarkan paksa posko vaksinasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya pada Selasa (28/9). Bahkan warga mengobrak-abrik dan melakukan perusakan di lokasi.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Video aksi anarkis ratusan warga tersebut viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @medantoday pada Selasa (28/9).
Usai kejadian tersebut, salah seorang tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi petugas dalam kegiatan vaksinasi itu membagikan curhatan pilunya saat momen menakutkan tersebut Ia alami.
Nakes tersebut membagikan kronologi kejadian dalam akun Instagram miliknya @fnnyprilia dan diunggah kembali oleh akun Instagram @dokter.edukasi pada Rabu (29/9).
Dalam salah satu unggahannya, nakes bernama Fanny Eprilia Tika itu menceritakan Ia sangat ketakutan dan sempat berpikir tidak akan selamat dari amukan massa yang brutal saat peristiwa itu terjadi.
"Ini saya yang sedang diamuk massa, tinggal saya yang belum berhasil lolos dari situ karna terhimpit meja. Saat ini yang saya pikirkan, seperti hidup saya sudah berakhir disini yang terbayang hanya suami dan anak saya dirumah yang sedang menunggu saya pulang," tulisnya.
Berikut curhat pilu Fanny selengkapnya.
Dilempar Batu dan Dipukul Kursi
Instagram/@dokter.edukasi ©2021 Merdeka.com
Dalam unggahan Instagram Storiesnya, Fanny menceritakan bahwa Ia merupakan salah satu dokter yang bertugas pada kegiatan vaksinasi saat itu.
Ia berada di lokasi saat kericuhan itu terjadi. Nahasnya, Ia tak sempat menyelamatkan diri sehingga sempat terkena lemparan batu dari masyarakat. Tak hanya itu, Ia juga dilempar kursi plastik oleh massa yang membuat tubuhnya lebam.
"Saya mungkin menjadi sasaran amukkan karena saya sulit melarikan diri karena posisi saya dibagian tengah dan terjepit meja pemeriksaan. Naas saya memang hari ini," tulisnya.
Nakes Hanya Jalankan Tugas
Instagram/@dokter.edukasi ©2021 Merdeka.com
Ia mengungkapkan kesedihannya karena lagi-lagi nakes yang menjadi korban amukkan warga yang tidak mau mengikuti vaksinasi Covid-19.
Sebagai nakes, Ia mengaku hanya menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan tidak pernah memaksa masyarakat untuk melakukan vaksinasi.
"Lagi lagi nakes yang menjadi sasaran empuk warga karna kami tidak memiliki senjata. Bertubi tubi lemparan batu hari ini dilempar kearah kami. Ya inilah namanya tanggung jawab dan tugas. Kami bergerak bukan karena kemauan kami, tapi perintah atasan yang lebih tinggi. Sekali lagi, kami hanya nakes," tulisnya.
Minta Pemerintah Lindungi Nakes
Instagram/@dokter.edukasi ©2021 Merdeka.com
Meski telah mendapatkan perlakuan yang brutal dari masyarakat, namun Fanny mengaku tidak gentar dan akan terus melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai nakes dengan baik.
Namun, Ia meminta tolong kepada pemerintah agar bisa memperhatikan nasib para nakes yang selama ini menjadi korban kemarahan masyarakat selama menangani Covid-19. Ia berharap Pemerintah bisa melindungi nakes yang hanya melaksanakan tugasnya.
"Tolong pemerintah, katakan kepada masyarakat kalau kami ini tempatnya mereka sakit, ketika senang dan sehat tidakakan ada pasien yang datang karna kami hanya gudangnya keluhan orang sakit. Dan pemerintah tolong katakan, kalau kami hanya menjalankan perintah kalian dan bukan kami yang membuat aturan," tulisnya.
Aksi Pembubaran Viral di Media Sosial
Instagram/@kabaraceh ©2021 Merdeka.com
Sebelumnya, aksi pembubaran paksa yang dilakukan ratusan warga itu viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (29/9).
Saat itu, Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya menjadwalkan vaksinasi Covid-19 bagi warga dan pedagang yang ada di PPI Ujung Serangga.
Namun, warga di lokasi tersebut justru merasa keberatan dengan adanya petugas vaksin. Alasannya para warga sedang beraktivitas dan kehadiran para petugas itu disebut membuat mereka jadi sepi pembeli.
Selain itu, ratusan warga kesal lantaran petugas vaksin diduga memaksa warga untuk vaksin dengan mengancam akan menyita KTP yang menolak divaksin.
Akibat hal itu, warga akhirnya tak terima dan marah. Ratusan warga mendatangi lokasi vaksinasi tersebut dan langsung mengusir para petugas dengan paksa.
Kericuhan tak dapat dihindarkan. Dari video-video yang beredar di media sosial, warga sampai mengobrak-abrik lokasi vaksinasi. Mereka bahkan merusak kursi-kursi dan meja yang telah disiapkan petugas di posko vaksinasi.
Sementara, para petugas vaksinasi dan mobil ambulans memilih untuk meninggalkan lokasi lalu pergi ke Polres Aceh Barat Daya mencari perlindungan.