Fakta Wolimomo Baju Adat Perempuan Gorontalo yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Tiap Warnanya Punya Makna Filosofis
Pakaian ini pun tampak megah dengan ornament dan motif yang detail, mencerminkan keterampilan dan dedikasi dari para penenun lokal.
Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah yang kaya akan budaya adat. Salah satunya terwujud dalam sebuah baju kebesaran bernama Wolimomo. Dikutip dari Liputan6.com, Wolimomo merupakan pakaian adat Gorontalo khusus perempuan yang menyimpan sejarah dan filosofi mendalam.
Biasanya pakaian ini wajib dikenakan oleh perempuan saat menggelar upacara adat. Salah satunya adalah saat adat nikah. Pakaian inipun tampak megah dengan ornament dan motif yang detail, mencerminkan keterampilan dan dedikasi dari para penenun lokal.
-
Apa itu Apem Wonolelo? Secara sekilas, Apem Wonolelo memang tak ada bedanya dengan kue apem pada umumnya. Kue ini memiliki cita rasa perpaduan gurih dan manis, sama seperti apem-apem lain yang dibuat oleh masyarakat di berbagai tempat yang mana mereka punya nama sendiri terhadap kue itu. Di Sunda dinamakan kue kamir, di Aceh dinamakan kue ape, lalu di Betawi dinamakan tahi itik.
-
Mengapa Apem Wonolelo dianggap penting? Mereka percaya dulu kue itu menjadi sarana penyebar dakwah Islam yang dilakukan Ki Ageng Wonolelo. Maka di desa itu ada tradisi pembagian apem yang diwariskan secara turun temurun.
-
Apa saja wisata alam yang ditawarkan di Wonosobo? Wonosobo memiliki wisata alam yang asri dengan suasana sejuk. Wonosobo adalah salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan udara sejuk. Bukan hanya itu, Wonosobo juga memiliki beragam objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Terutama objek wisata alam dengan pemandangan asri dan memesoa.
-
Mengapa perundingan Wonosobo dilakukan? Pada masa-masa menjelang momen di mana Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia di tahun 1949, tentara militer Belanda berbondong-bondong menarik diri dari wilayah yang didudukinya.
-
Apa yang tersisa di Kampung Mati Wonotopo? Kampung itu kini hanya menyisakan bangunan terbengkalai karena sudah ditinggal pemiliknya.
-
Apa itu Tonggeyamo? Tonggeyamo sendiri sudah berusia cukup tua dan berlangsung cukup lama. Cara ini sudah dilakukan dari zaman kerajaan di Gorontalo, tetapi kondisinya disesuaikan dengan saat ini. Tonggeyamo pun tak jauh berbeda dari sidang isbat yang kita kenal. Hanya saja pelaksanaannya itu biasa di rumah dinas atau di Yiladia lo Doluhupa yakni rumah adat yang digunakan untuk musyawarah.
“Melalui Wolimomo, kita bisa melihat bagaimana perempuan Gorontalo menghargai dan melestarikan budaya mereka,” kata Saipun, salah satu pemangku adat di Gorontalo, dikutip dari Liputan6.com.
Lalu apa saja fakta-fakta unik dari pakaian adat ini? berikut selengkapnya:
Punya Makna Filosofis
Setiap warna pada pakaian adat Wolimomo memiliki makna filosofisnya masing-masing. Warna ungu menggambarkan keanggunan, kesetiaan, dan kewibawaan. Warna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab. Warna kuning melambangkan kemuliaan dan kejujuran. Sementara warna hijau melambangkan kesuburan, kesejahteraan, kedamaian, dan kerukunan.
Bagi warga Gorontalo, warna ungu menjadi warna kebangsawanan tertinggi dengan nilai-nilai adat yang luhur. Oleh karena itu warna ungu sering digunakan pada pakaian adat Wolimomo yang dikenakan perempuan.
Disamping warna di atas, warna lain boleh dipilih untuk pakaian adat itu. Hanya saja mereka sebaiknya menghindari warna putih dan biru. Warna putih melambangkan kesucian, sementara warna biru melambangkan duka.
Perpaduan dengan Masa Kini
Meskipun terikat erat dengan tradisi, namun Wolimomo tidak terikat dengan masa lalu. Beberapa perancang busana Gorontalo kini mulai mengadopsi motif Wolimomo ke dalam kreasi modern mereka.
Mereka ingin mengintepretasikan kembali Wolimomo dengan memadukan antara nilai-nilai tradisional dengan kekinian. Hal ini membuat pakaian tradisional itu tetap menarik bagi generasi muda.
“Kami ingin memastikan bahwa Wolimomo tidak hanya eksis sebagai bagian dari upacara adat. Tapi juga sebagai bagian dari fashion dan gaya hidup masyarakat Gorontalo,” lanjut Saipun dikutip dari Liputan6.com.
Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Berbagai inovasi terhadap pakaian Wolimomo membuktikan bahwa pakaian itu bukan hanya sekedar pakaian adat, namun juga menjadi wujud dari adaptabilitas dan ketahanan budaya Gorontalo di tengah arus globalisasi.
Hingga akhirnya pada tahun 2013, Wolimomo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Total sudah ada 49 budaya Gorontalo yang ditetapkan sebagai WBTB Indonesia.
Adapun pasangan dari pakaian adat Wolimomo adalah Payunga sebagai pakaian adat yang digunakan oleh laki-laki suku Gorontalo.