Khasiat Bunga Saffron dalam Islam yang Dilarang, Penting Diperhatikan
Manfaat bunga saffron bagi kesehatan sendiri kini terus diteliti sebab ia mengandung banyak senyawa aktif seperti crocetin dan crocin, picrocrocin, dan safranal, yang bertanggung jawab atas warna, rasa, dan bau saffron dan masih banyak lainnya.
Bunga saffron kini menjadi salah satu rempah termahal di dunia. Selain khasiatnya yang luar biasa untuk kesehatan, mahalnya harga saffron disebabkan oleh sulitnya memanen rempah tersebut. Petani harus memanen benang halus dari setiap bunga dengan tangan mereka.
Manfaat bunga saffron bagi kesehatan sendiri kini terus diteliti sebab ia mengandung banyak senyawa aktif seperti crocetin dan crocin, picrocrocin, dan safranal, yang bertanggung jawab atas warna, rasa, dan bau saffron dan masih banyak lainnya.
-
Mengapa Sate Bumbon dinamai begitu? Nama Sate Bumbon diambil dari bahasa Jawa, yaitu "Bumbon" yang berarti bumbu. Sesuai namanya, makanan ini memang kaya akan rempah-rempah.
-
Apa itu asam sulfat? Asam sulfat (H2SO4) adalah asam kuat yang berwarna bening, tidak berbau, dan sangat korosif.
-
Apa itu Sate Bumbon? Sate Bumbon merupakan makanan olahan sapi yang kaya rasa karena diolah dengan beraneka macam bumbu rempah.
-
Apa yang dimaksud dengan Sambal Bawang? Sambal bawang jadi makanan pendamping yang cocok bila disantap dengan menu lalapan atau bakaran. Rasanya tak afdol bila menyantap ayam goreng atau lele goreng tanpa hadirnya sambal bawang.
-
Di mana asam sulfat digunakan? Asam sulfat sering digunakan dalam industri sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk, bahan kimia, dan baterai.
-
Bagaimana singa berburu mangsa? Mereka cenderung berburu dengan cara mengejar mangsa dari jarak jauh dan melompat langsung ke arahnya.
Baca juga: Manfaat Saffron Untuk Kesehatan Tangkal Radikal Bebas
Namun beberapa orang mempertanyakan ada larangan tertentu untuk menggunakan khasiat bunga saffron dalam Islam, ini berkaitan dengan penyebutannya pada Tafsir al-Mizân pada surah al-Qadar. Seperti apa kejelasannya? Berikut merdeka.com merangkum khasiat bunga saffron dalam Islam yang dilarang digunakan:
Khasiat Bunga Saffron
Saffron berasal dari bunga crocus (Crocus sativus), merupakan sejenis ramuan abadi tanpa batang yang sebagian besar dibudidayakan di Iran dan beberapa negara lain termasuk Spanyol, India, dan Yunani.
Bunga saffron memiliki warna ungu muda, dan bagian kepala putik bunga berwarna kemerahan seperti benang, tempat serbuk sari berkecambah, yang kerap digunakan sebagai bumbu dan obat tradisional.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada banyak khasiat bunga saffron bagi kesehatan. Saffron mengandung berbagai senyawa tanaman yang bertindak sebagai antioksidan, molekul yang melindungi sel dari radikal bebas dan stres oksidatif yang menjadi penyebab kanker.
Saffron mendapat julukan 'bumbu sinar matahari', hal itu karena khasiat safron dapat membantu mencerahkan suasana hati dan memperbaiki suasana hati yang buruk. Selain itu khasiat bunga saffron dalam penelitian terbarunya menunjukkan kandungan saffron sangat menjanjikan dalam mendukung sistem kardiovaskular yang sehat.
Bunga saffron juga berpotensi sebagai pengobatan penyakit Alzheimer karena senyawa curcumin yang dikandungnya dapat menghambat agregasi dan pengendapan plak beta-amiloid di otak manusia, plak yang menghambat komunikasi antar sel saraf dan menyebabkan sel-sel mati.
Khasiat Bunga Saffron dalam Islam
©2020 REUTERS/Sanna Irshad Mattoo
Melansir dari laman islamquest, khasiat Bungan saffron dalam islam sebagai makanan yakni sebagai bumbu dan penyedap aroma serta dalam bidang kesehatan seperti untuk mengobati penyakit diperbolehkan.
Namun dari sisi manfaatnya untuk keindahan itulah yang dilarang. Keindahan yang dimaksud dalam konteks malam Lailatul Qadar yaitu ketika seseorang mengolesi badannya menggunakan saffron dalam jumlah banyak dan berlebih sebagai wewangian.
Padahal malam Qadar diyakini sebagi malam yang suci dengan atmosfer khidmat dan munajat. Pada malam itu malaikat Jibril datang dan memberi salam, dipercaya orang yang mengolesi badannya dengan saffron tidak akan memperoleh salam tersebut.
Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan, mengikuti Allamah Thabarsi dalam Tafsir Majma al-Bayân, yang berkaitan dengan keberkahan-keberkahan malam Qadar mengutip sebuah riwayat dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Pada malam Qadar, para malaikat penghuni Sidrat al-Muntaha akan turun di antaranya adalah Jibril yang membawa panji-panji bersamanya dan salah satunya ditancapkan pada pusaraku dan satunya di Bait al-Muqaddas, satunya di Masjid al-Haram dan satunya lagi di bukit Thur Sina. Pada malam itu, Jibril menyampaikan salam kepada setiap mukmin dan mukminah kecuali kepada orang yang banyak meminum khamar, menyantap babi dan banyak mengolesi badannya dengan Saffron.”
Namun karena terbatasnya sumber penjelasan, hal tersebut menjadi gambaran untuk penggunaan saffron yang bijak dan pentingnya memperdalam lagi kepada ahli agama yang lebih berpengetahuan.