Kisah Menarik Redoute te Baros, Benteng Pertahanan Belanda di Tapanuli Tengah
Dari segi ukuran, benteng ini lebih kecil dibanding benteng-benteng lainnya.
Dari segi ukuran, benteng ini lebih kecil dibanding benteng-benteng lainnya.
Kisah Menarik Redoute te Baros, Benteng Pertahanan Belanda di Tapanuli Tengah
Penjajahan Bangsa Belanda di Indonesia menyisakan peninggalan-peninggalan yang hingga kini masih bisa kita jumpai keberadaannya.
Di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda yang bernama Redoute te Baros.
Benteng ini sekarang berdiri dekat dengan pusat aktivitas warga setempat, salah satunya Pasar Barus. Kawasan sekitar benteng ini relatif ramai dan dapat ditempuh 15 menit saja dari pasar dengan berjalan kaki.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Apa yang ditampilkan dalam Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke? Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke adalah sebuah pertunjukan megah dan kolosal yang disajikan dengan cara yang menarik, melibatkan rangkaian musik dari daerah dan nasional. Kolaborasi antara para seniman akan menghiasi keindahan yang akan memperkaya aksi pertunjukan teatrikal, tarian dari berbagai daerah serta tarian kontemporer, parade busana etnik Indonesia, serta 31 lagu daerah dan nasional yang akan dibawakan di atas panggung.
-
Bagaimana para peneliti mengungkap detail tentang benua Sahul di masa lalu? Melalui analisis yang cermat dari data batimetri resolusi tinggi (topografi dasar laut), terungkap bahwa wilayah ini, yang sekarang tenggelam, dulunya adalah gugusan pulau yang luas di masa Tahap Isotop Maritim 4 (71.000-59.000 tahun lalu).
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana Portugis memberikan nama pada beberapa pulau di Nusantara? Tak hanya Flores, Penjajah Portugis juga yang memberi nama Borneo untuk Pulau Kalimantan, dan Celebes untuk Pulau Sulawesi.
Benteng ini tercatat dalam bangunan pertahanan di Residentie Tapanoeli, Sumatra's Westkust pada tahun 1857. Dari segi ukuran, benteng ini lebih kecil dibanding benteng-benteng lainnya.
Simak kilas balik benteng peninggalan Belanda di Barus yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Ukuran Lebih Kecil
Penamaan Redoute pada benteng Barus ini rupanya diambil dari bahasa Belanda, Redoute atau Redoubt dalam bahas Inggris yang merupakan istilah untuk jenis benteng yang ukurannya lebih kecil dari fort/benteng.
Dengan luas wilayah 2.675 m2, anda bisa mengunjungi benteng ini ketika sedang berada di Barus. Alamatnya ada di Kelurahan Padang Masiang, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara 22564.
Meski benteng ini berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata sejarah, nyatanya tempat tersebut terlihat terbengkalai dan tidak dirawat dengan baik.
Berbentuk Persegi
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, benteng Redoute de Baros memiliki bentuk persegi dengan bastion di sudut utara dan selatan. Bastion tersebut berbentuk setengah lingkaran.
Di sisi baratdaya benteng terdapat dua gerbang untuk akses masuk dan keluar benteng. Kemudian benteng ini juga dilengkapi dengan jalan khusus untuk patroli yang berada tepat di atas dinding benteng.
Dinding Tebal
Sebuah bangunan pertahanan tentunya dirancang untuk melindungi pasukan dari serangan musuh, maka dari itu tembok benteng harus kokoh, tebal, dan kuat.
Redoute de Baros memiliki tebal dinding 40 cm yang bagian atas dinding melandai ke arah luar. Untuk mengintai musuh, benteng ini dilengkapi lubang bidik bagi tentara Belanda agar bisa leluasa menyerang musuh.
Kemudan sisi luar benteng tepatnya bagian baratdaya, terdapat sebuah pilboks berukuran 3 x 3 m yang menempel pada dinding benteng. Pilboks ini ada pintu di sisi timur laut tanpa lubang bidik, hanya ada satu lubang di bagian atas.
- Berhenti Berlayar, Pria Ini Sukses Bertani Terong Ungu di Desa 'Dapat Untung Banyak Bisa Kaya'
- Begini Jawaban Kapolres Bitung Ditanya Penyebab Bentrok Dua Ormas
- Menjelajah Benteng Bukit Kursi, Bukti Pertahanan Kuat Pulau Penyengat Zaman Kerajaan Melayu
- Lewat Dahi Kepribadian Seseorang Ternyata Bisa Diketahui
Kondisi Tak Terawat
Benteng ini merupakan salah satu saksi sejarah masa lampau era penjajahan di tanah Sumatra. Sayangnya, kondisi benteng ini begitu tak terawat seakan-akan dilupakan begitu saja.
Beberapa bagian dinding benteng tampak retak bahkan lepas. Bagian dalam benteng sudah ditumbuhi semak belukar hingga akar-akar pohon yang bisa merusak dinding benteng.
Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah terkait bangunan peninggalan masa penjajahan khususnya Benteng Barus ini.
Bangunan tersebut harus masuk dalam daftar Bangunan Cagar Budaya Indonesia agar terjaga dan bisa menjadi objek wisata sejarah.