Kisah Dua Orang Utan Sumatera Korban Perdagangan Ilegal, Kini Belajar di Sekolah Hutan
Dua Orang Utan Sumatra yang berhasil diselamatkan dari perdagangan ilegal telah mengikuti sekolah hutan agar siap hidup dan dilepaskan ke alam liar.
Dua Orang Utan Sumatra yang berhasil diselamatkan dari perdagangan ilegal kini ikuti sekolah hutan agar siap hidup dan dilepaskan ke alam liar.
Kisah Dua Orang Utan Sumatera Korban Perdagangan Ilegal, Kini Belajar di Sekolah Hutan
Korban Perdagangan
Pada tahun 2021, Balai Konservasi Sumber Daya Bengkulu dan Lampung berhasil menyelamatkan dua ekor Orang Utan di Pelabuhan Bakauheni Lampung. Mereka pun rencananya akan dijual secara ilegal, begitu sedih melihat kata tersebut.
-
Mengapa kawasan sekolah hutan untuk orang utan di KHDTK Labanan terancam? Namun kini kawasan sekolah hutan tersebut terancam akibat adanya kegiatan pertambangan yang berada di sekitarnya. Mirisnya, kawasan KHDTK pun juga sudah semakin dekat untuk tambang batu bara ilegal.
-
Bagaimana kutu rambut menyebar di lingkungan sekolah? Masa inkubasi kutu rambut tidak terlalu lama, sehingga jika ada satu anak yang terinfeksi kutu rambut di lingkungan tersebut, penyebarannya dapat dengan cepat meluas ke anak-anak lainnya.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Di mana Sulaiman bersekolah? Oki Setiana Dewi dan anak-anak tercinta sudah berada di Mesir.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
Kemudian, kedua ekor Orang Utan itu sempat dirawat di Lampung. Namun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merujuk mereka ke tempat rehabilitasi di Jambi yang bekerja sama dengan Frankfurt Zoological Society (FSZ) Indonesia.
Sekolah Hutan
Selama setahun menjalani karantina di Jambi, kedua ekor Orang Utan yang bernama Siti dan Sudin itu mulai belajar di sekolah hutan. Tujuannya sendiri untuk melatih mereka dan mempersiapkannya kembali ke alam liar dengan pelatihan adaptasi. Siti dan Sudin nantinya akan belajar adaptasi dengan kondisi hutan dan juga pengetahuan jenis pakan dari hutan yang dapat dikonsumsi.
"Saat ini Siti dan Sudin masih menjalani proses reintroduksi seperti belajar hidup di alam melalui pelatihan sekolah hutan. Setiap hari, pelatih Orang Utan membawa mereka mengikuti sekolah hutan dari pagi sampai sore,"
Ungkap Staf Ahli Menteri LHK, Indra Exploitasia melansir dari situs resmi Menlhk (21/8)
Proses Belajar
Siti dan Sudin banyak belajar dari Orang Utan lainnya yang sudah lebih dulu hidup di alam liar agar memiliki insting bertahan hidup di hutan dengan cara menirunya. Meski memakan proses yang lama, mereka berdua memiliki karakter yang berbeda. Siti yang cenderung lebih aktif dibandingkan Surdin. Keduanya pun sempat tidak bisa memanjat pohon dan sering terjatuh. Namun, seiring berjalannya waktu mereka pun berusaha untuk belajar memanjat hingga berhasil.
Selama sekolah di sekirat area Sumatran Orang Utan Reintroduction Center (SORC) di Sungai Pengian, Jambi, Siti dan Sudin cenderung banyak berinteraksi dengan Orang Utan lainnya. Bahkan mereka terus tumbuh berkembang dengan meniru serta belajar dari aktivitas induk dan anak Orang Utan yang sering mereka temui di hutan.
- Gus Ipul Ajak Masyarakat Stop Beli Rokok Ilegal karena Hambat Pajak
- Misteri 12 Pucuk Senpi di Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Belum Terungkap
- Ganjar Bebastugaskan Kepsek SMKN yang Tarik Pungli ke Siswa
- Rekam Jejak WNA Singapura Punya KTP Palsu Warga Tulungagung, 15 Tahun Tinggal di Indonesia secara Ilegal
Membuat Sarang
Dari hasil proses belajar di sekolah hutan SORC Jambi, Siti dan Sudin sekarang sudah bisa membuat sarang di atas pohon dengan cukup baik. Mereka sudah bisa memilih kayu atau dahan yang kuat untuk membangun sarang dan melipat dedauan menjadi sarang kecil. Namun Sudin masih belum bisa dan masih berbagi sarang dengan Siti atau menggunakan sarang Orang Utan lainnya.
Dirawat dengan Baik
Saat beristirahat di malam hari, Siti dan Sudin dirawat dengan sangat baik. Mulai dari mendapatkan segala jenis pakan mulai dari buah lokal hingga pakan dari hutan serta susu. Saking baiknya, mereka tidak pergi ke sekolah hutan saat turun hujan dan menerima sesi pengayaan perilaku di dalam kandang saja.