Misteri 12 Pucuk Senpi di Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Belum Terungkap
ISESS Ingatkan Kepemilikan Senpi Ilegal Lebih Besar dari Pemerasan
Berikut jenis dan harga senpi ditemukan penyidik di rumah Syahrul
Misteri 12 Pucuk Senpi di Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Belum Terungkap
Kasus temuan senjata api di rumah mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hingga kini masih berada di meja penyidik Bareskrim Polri.
12 pucuk senjata api itu ditemukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menggeledah rumah dinas Syahrul di Komplek Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Polisi beralasan masih melakukan proses identifikasi terhadap 12 pucuk senpi tersebut. Belum diketahui pula terkait kepemilikan serta asal muasal senjata.
"Jadi belum semua senjata bisa diidentifikasi dengan jelas,"
kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho kepada wartawan, Jumat (14/10).
merdeka.com
Sehingga, polisi masih menunggu hasil pengecekan data dari Baintelkam Polri. Guna memastikan apakah ke-12 senpi yang ditemukan di Rumdin SYL apakah legal atau tidak.
"Maka dari itu kita mau memastikan dan menunggu hasilnya dari jenis senjata, nomor senjata, apakah terdaftar di database mabes polri atau tidak. Nanti kalau sudah dapat datanya dengan lengkap akan kami sampaikan," kata dia.
Terhitung sampai Jumat (13/10) hari ini proses identifikasi ke-12 senpi SYL belum menemukan hasil. Padahal, proses tersebut telah berlangsung sejak geledah KPK pada Jumat (29/9) sampai pelimpahan Selasa (3/10) ke Bareskrim Polri.
ISESS Ingatkan Senpi Ilegal Lebih Besar dari Pemerasan
Sementara itu, Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengingatkan Polri terkait kepemilikan senjata api tersangka kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
"Belum adanya progres yang signifikan menunjukkan belum profesionalnya aparat penegak hukum. Bahwa penegakan hukum masih banyak terpengaruh kepentingan-kepentingan di luar hukum itu sendiri,"
kata Bambang Rukminto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
merdeka.com
Menurut Bambang, jika sudah ada alat bukti yang cukup, seharusnya kasus kepemilikan senjata api SYL itu ditingkatkan ke tahap penyidikan.
"Demikian juga dengan kasus kepemilikan senjata api. Bila ada bukti yang cukup harusnya juga diproses hukum, bukan menghentikannya," katanya menegaskan.
"Bila tidak diproses secara bersama, justru akan kontraproduktif dengan upaya membangun citra Polri yang profesional, bahkan memunculkan asumsi bahwa Polri sedang ikut melakukan politik penegakan hukum," jelasnya.
Bambang juga menegaskan bahwa Bareskrim Polri harus mengusut tuntas kasus kepemilikan senjata api tersebut, jangan sampai muncul anggapan bahwa penanganan kasus di kepolisian tak lepas dari kepentingan-kepentingan politik.
Pasalnya, kepemilikan senjata api, apalagi jika senjata api itu ilegal maka kasusnya lebih besar dibanding dugaan pemerasan yang dilaporkan oleh SYL.
Jenis dan Harga Senpi Syahrul Yasin Limpo
Direktur Intelijen Keamanan Polda Metro Jaya Kombes Hirbak Wahyu Setiawan mengatakan belasan senpi yang diamankan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat melakukan penggeledahan tersebut terdiri dari berbagai jenis.
"Dari berbagai jenis. Ada Smith & Wesson (S&W), Walther, Tanfoglio dan lain-lain,"
kata Direktur Intelijen Keamanan Polda Metro Jaya Kombes Hirbak Wahyu Setiawan
merdeka.com
Smith & Wesson (S&W) sendiri adalah produsen senjata api yang berasal dari Amerika Serikat. Dilansir dari laman resminya, Smith & Wesson Brands, Inc. adalah produsen senjata api Amerika yang berkantor pusat di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat.
Smith & Wesson (S&W) menyediakan berbagai jenis senjata api mulai dari pistol, revolver, hingga senjata laras panjang. Untuk harga sendiri bervariasi tergantung jenisnya. Namun harganya berkisar mulai dari yang paling murah 500 dollar AS hingga yang paling mahal 1.000 dollar AS atau setara dengan Rp7.760.0000 hingga Rp15.520.000.
Sementara untuk Walther merupakan produsen senjata api laras pendek yang berasal dari Jerman. Harganya pun diketahui tak berbeda jauh beda dengan revolver merek S&W, yaitu di kisaran 300 dollar AS hingga 1.600 dollar AS yaitu sekitar Rp4.684.170 hingga Rp26.306.891.
Selanjutnya untuk Tanfoglio merupakan merek senpi yang diproduksi di Gardone Val Trompia, Italia. Dilihat dari laman resminya, perusahaan ini memproduksi berbagai jenis senpi untuk kebutuhan olahraga dan kompetisi, hingga kebutuhan pertahanan diri dan hukum.
Harganya pun beragam mulai dari kisaran 200 dolar AS, hingga yang paling mahal bisa mencapai hampir 5.000 dollar AS atau sekitar Rp77.403.266.