Korban Sering Minta Uang ke Pelaku, Ini Motif Penyiraman Air Keras Wartawan Medan
Pihak kepolisian mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap wartawan di Kota Medan dan berhasil menangkap 5 orang sebagai tersangka.
Beberapa waktu lalu, wartawan media online di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut) bernama Persada Bhayangkara Sembiring disiram air keras oleh orang tak dikenal. Peristiwa ini terjadi di kawasan Simpang Selayang, depan Rumah Makan Tesalonika, Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan Tuntungan pada Minggu (25/7).
Pihak kepolisian akhirnya mengungkap kasus tersebut dan berhasil menangkap 5 orang sebagai tersangka. Kelima tersangka tersebut yakni Heri Sanjaya, Sempurna Sembiring, Usman Agus, Narkis, dan Iskandar Indra Buana. Masing-masing tersangka memiliki peran dalam kasus tersebut.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Kapan Sumpah Pemuda diikrarkan? Setiap tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari yang sangat bersejarah bagi para pemuda di Indonesia. Ya, hari itu biasa dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada tahun 2023 ini, Sumpah Pemuda akan masuk pada tahun yang ke-95 sejak pertama kali diucapkan pada 1928.
"Eksekutor penyiraman air keras terhadap korban adalah Usman Agus dan Narkis, dijanjikan Rp13 juta. Tapi masing-masing eksekutor masih dibayar Rp1,5 juta," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko pada Senin (2/8).
Penyiraman air keras ini dilatarbelakangi dugaan pemerasan yang dilakukan oleh korban terhadap pelaku utama, yakni Sempurna Sembiring.
Melansir dari Liputan6.com, berikut informasi selengkapnya.
Motif Penyiraman Air Keras
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Kasus ini bermula dari korban yang diduga sering meminta jatah bulanan kepada tersangka Sempurna Sembiring, yang merupakan pemilik usaha gelanggang permainan mesin atau judi mesin.
Pada Juni 2021, tersangka Sempurna Sembiring diberitahu oleh pegawainya bahwa korban meminta jatah bulanan berupa uang. Korban mengancam akan memberitakan usaha judi mesinnya jika tidak diberi uang. Akhirnya tersangka pun menuruti permintaan korban, di mana di tanggal 21 setiap bulannya, tersangka memberikan sejumlah uang kepada korban.
"Korban (Persada) meminta jatah bulanan, telah berlangsung sekitar 8 kali. Jumlahnya mulai dari Rp500 ribu, minta dinaikkan Rp1 juta. Minta dinaikkan lagi, Rp2 juta dan Rp4juta per bulan," terang Riko.
Korban Sempat Mengancam Tersangka
Pada Juli 2021, kondisi ekonomi tersangka sedang sulit dan belum mampu memberikan uang kepada korban sesuai perjanjian. Kemudian pada 21 Juli 2021, korban menagih uang tersebut namun tersangka belum bisa memberikan uangnya.
Namun, korban malah sempat mengancam tersangka dengan mengirim pesan melalui WhatsApp berisi beberapa berita media daring (online).
"Dalam WhatsApp tersebut korban juga menyampaikan link berita tersebut belum dibagikan atau disebar, dan meminta agar untuk jatah bulanan segera diberikan," ungkap Riko.
Karena itu lah tersangka akhirnya timbul niat untuk memberi pelajaran kepada korban dengan melakukan penyiraman tersebut.
Kronologi Sebelum Kejadian
Kemudian pada Sabtu, 24 Juli 2021, korban terus menagih uang tersebut kepada tersangka. Tersangka Sempurna Sembiring pun kemudian menyuruh tersangka Heri untuk mencari orang agar memberikan pelajaran kepada korban.
Heri dan sopirnya, Iskandar Indra Buana, kemudian menemui eksekutor penyiraman air keras, Usman Agus dan Narkis. Usai sepakat akan diberi imbalan sebesar Rp13 juta, Usman Agus dan Narkis membeli cairan yang diduga air keras.
Korban kemudian membuat janji untuk bertemu dengan Heri di Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan pada Minggu, 25 Juli 2021. Pukul 21.00 WIB korban memberi kabar bahwa Ia telah sampai di lokasi.
"Heri yang sedang berada di posko menunjukkan foto korban kepada Usman Agus dan Narkis. Keduanya menuju ke lokasi, dan Narkis menyiramkan cairan diduga air keras ke wajah korban," jelas Riko.