Mencicipi Bagar Hiu, Makanan Khas Bengkulu Favorit Presiden Soekarno, Terbuat dari Daging Ikan Hiu
Makanan dari Bengkulu ini mungkin tergolong ekstrem, namun pada nyatanya banyak masyarakat yang menyukainya termasuk Presiden Soekarno.
Makanan dari Bengkulu ini mungkin tergolong ekstrem, namun pada nyatanya banyak masyarakat yang menyukainya termasuk Presiden Soekarno.
Mencicipi Bagar Hiu, Makanan Khas Bengkulu Favorit Presiden Soekarno, Terbuat dari Daging Ikan Hiu
Setiap penjuru daerah di Indonesia pastinya memiliki menu makanan yang unik, ekstrem, dan jarang dikonsumsi orang banyak.
Hal serupa dapat ditemukan di Provinsi Bengkulu yang sudah menjadi hidangan populer untuk berbuka puasa yaitu Bagar Hiu atau Bagaryu.
Makanan khas masyarakat Bengkulu ini menggunakan bahan dasar ikan hiu yang dimasak mirip seperti rendang. Bukan hanya sebagai santapan berbuka puasa, Bagar Hiu rupanya juga menjadi menu hidangan makanan sehari-hari. (Foto: Pixabay)
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Kenapa sate Pak Kempleng menjadi menu utama untuk Presiden Soeharto dan Habibie? Tak hanya di Semarang, ketenaran Sate Pak Kempleng sudah sampai di Istana Negara. Pada waktu itu, sate sapi tersebut menjadi menu utama bagi Presiden Soeharto dan Presiden Habibie.
-
Kenapa Presiden Soeharto sering makan makanan sederhana seperti mie instan dan singkong rebus? Pak Harto santai saja makan mie instan. Seperti masyarakat kebanyakan.
-
Kapan Hotel Indonesia diresmikan oleh Presiden Soekarno? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
Secara umum, daging Hiu memang sangat jarang menjadi menu santapan orang-orang Indonesia. Namun, di Provinsi Bengkulu orang-orang setempat sudah menyantapnya secara turun-temurun.
Selain menjadi favorit masyarakat, menu Bagar Hiu ini juga menjadi makanan yang berkesan bagi Presiden Soekarno saat dirinya berada diasingkan di Bengkulu dari tahun 1938-1942.
Diwariskan Turun-Temurun
Dihimpun dari beberapa sumber, pengetahuan soal makanan Bagar Hiu sendiri diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Selain itu, proses penangkapan hiu ini juga mengikuti filosofi kearifan lokal dari pendahulu mereka.
Tidak semua jenis ikan Hiu menjadi santapan, melainkan hanya beberapa jenis saja salah satu Punai. Dari segi aroma, daging ikan Hiu ini cukup berbeda dengan daging Hiu jenis lainnya, tidak begitu amis.
Dari segi penyajian, Bagar Hiu mirip seperti olahan rendang khas Minangkabau. Namun, Bagar Hiu sama sekali tidak menggunakan daging sapi atau kambing melainkan murni seluruhnya daging ikan Hiu.
Santapan Favorit Soekarno
Dihimpun dari kanal merdeka.com, Bagar Hiu menjadi menu makanan favorit Presiden Soekarno semasa dirinya diasingkan di Bengkulu. Selama bertahun-tahun di Bengkulu, makanan favorit lainnya adalah pais ikan. Kuliner khas Bengkulu ini juga tak kalah lezatnya.
Makanan yang berbentuk pepes ikan ini juga enak disantap. Bahan dasarnya juga sederhana. Biasanya pais ikan ini menggunakan ikan gebu dan buli. Setelah dibumbui, ikan kemudian dibungkus dengan daun keladi. Setelah itu dikukus. Kalau sudah matang, disajikan saat hangat tentu lebih lezat.
Konon, penyajian Bagar Hiu untuk Soekarno ini melalui Fatmawati atau mertuanya yang merupakan asli orang Bengkulu.
Uniknya, karena belum ada istilah rumah makan, restoran atau kedai maka Bagar hiu hadir melalui juru masak yang juga menurunkan resepnya ke keturunannya.
Proses Pembuatan Bagar Hiu
Tidak semua jenis Hiu bisa diolah menjadi Bagar Hiu, hanya jenis Punai dan Tanduk yang masih dapat diolah dan disantap. Pertama, daging hiu dibersihkan dan dipisahkan antara daging dan kulitnya.
Sebelum diolah, daging Hiu akan mengeluarkan aroma amis. Untuk menghilangkan aroma tersebut, ada teknik dengan cara marinasi dagingnya menggunakan perasan jeruk nipis lalu merebusnya sampai empuk.
Dalam mengolahnya, Bagar Hiu tidak menggunakan santan tetapu menggunakan kelapa sangrai dan juga rempah-rempah. Tak hanya itu, teknik memasaknya juga harus diperhatikan agar warna daging tidak putih dan kuah menjadi hitam.