Mengenal Wadah dan Tanda Kubur, Simbol Upacara Kematian Suku Nias Selatan
Upacara kelahiran, perkawinan, hingga kematian menjadi proses kehidupan semua suku yang ada di Indonesia. Setiap upacara memiliki makna dan fungsi tertentu di dalam proses jalannya upacara sampai atribut yang digunakan.
Upacara kelahiran, perkawinan, hingga kematian menjadi proses kehidupan semua suku yang ada di Indonesia. Setiap upacara memiliki makna dan fungsi tertentu di dalam proses jalannya upacara sampai atribut yang digunakan.
Nias terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Tetapi secara budaya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hanya saja pada aspek inti dari budaya yang tentu berbeda. Budaya megalitik sangat erat dengan penghormatan terhadap leluhur. Peninggalan megalitik ini lebih dikaitkan dengan aspek struktur sosial di antaranya status sosial, sedangkan aspek religi tidak terlalu menonjol keterkaitannya
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
-
Di mana Rajif Sutirto bertugas? Ia bertugas bersama dengan Rizky Irmansyah yang terlebih dulu viral beberapa waktu lalu.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
Suku Nias, Sumatera Utara salah satu dari sekian banyak suku di Indonesia yang masih mempertahankan budaya adatnya. Upacara kematian di Suku Nias masih dianggap upacara yang sakral. Istilah wadah dan tanda kubur yang digunakan Suku Nias dalam setiap upacara kematian seseorang memiliki makna dan fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Wadah atau Kerangka Kubur
Wadah kubur bagi seseorang yang telah meninggal itu disebutkan wadah bagi si mati ketika mayat atau kerangka dimasukkan ke dalam wadah kubur. Menurut artikel Balai Arkeologi Medan, dalam masyarakat Suku Nias Selatan wadah kubur ini terbagi atas 2 peti, yaitu peti batu dan peti kayu. Peti Batu merupakan wadah kubur yang kerap dijumpai di depan rumah adat besar, yaitu rumah bagi para pemimpin masyarakat kampung.
Peti batu bisa berukuran cukup besar kira-kira memiliki panjang 2 meter dan ada yang berukuran kecil panjangnya kurang dari setengah meter. Sangat disayangkan, Peti batu yang berukuran besar sudah jarang ditemukan, bilapun ada kondisinya sudah rusak. Berdasarkan jurnal yang sama, jika kerusakan pada wadah kubur ini jika hiasan yang berupa lassara sudah hilang. Peti batu ini berbentuk seperti perahu naga dengan hiasan lassara di depannya.
Selain terkenal dengan lompat batunya atau Fahombo Batu (dalam bahasa Nias) mereka juga menggunakan wadah atau kerangka kubur untuk seseorang yang meninggal. Peti kayu juga digunakan oleh masyarakat desa Bawomataluo, Nias Selatan.
Model peti kayu yang digunakan masyarakat Bawomataluo juga sama dengan peti batu. Hanya saja peti batu ini disangga oleh tiang kayu di setiap sudutnya. Ukuran tiangnya bisa mencapai 2 meter.
Tanda Kubur
Tanda kubur adalah tanda bahwa ada orang yang dikuburkan di tempat tersebut atau biasa disebut batu nisan. Adapun tanda kubur tersebut berupa behu yang berbentuk persegi empat atau persegi panjang. Memiliki ukuran 1,5 sampau 2 meter dan terdapat lassara beserta lehernya dengan ukuran kurang lebih 1 meter.
Tanda Kubur yang sering digunakan oleh masyarakat Nias Selatan berupa behu dan kepala lassara. Behu sebagai tanda kubur yang diletakkan di depan kuburan dan pahatan pada umumnya digambarkan tanda salib.
Behu seringkali digunakan sebagai tanda kubur yang ditempatkan sejajar dengan salib berbahan kayu.
Simbol Kematian
Keberadaan religi awal masyarakat Nias Selatan diketahui melalui perilaku masyarakat yang sebagian besar berkaitan dengan penghormatan terhadap leluhur. Maka dalam masyarakat Nias Selatan percaya bahwa apabila terdapat kehidupan setelah meninggal.
Selain itu, leluhur mereka dianggap berada di alam lain dan masih memiliki hubungan erat dengan keturunannya yang hidup di dunia. Pemberian penghormatan kepada leluhur mereka percaya bahwa kehidupan mereka akan menjadi lebih baik.
Prosesi penguburan saat ini sudah berbeda. Beberapa seseorang yang telah meninggal dikuburkan sesuai dengan agamanya yang dianut. Perbedaannya pada model bagian depan peti yang digunakan seperti hiasan kepala lassara hanya digunakan oleh kaum bangsawan saja. Sebagian lagi menggunakan tanda kubur di depan kuburannya seperti batu nisan.
Wadah kubur memiliki fungsi sebagai wadah atau tempat untuk jasad seseorang serta sebagai sarana roh menuju ke alam dunia lain beserta atributnya untuk menolak bala. Sedangkan tanda kubur berfungsi sebagai tanda seseorang telah dikuburkan berkaitan dengan perjalanan roh ke alam arwah.