Mengenang Peristiwa Tanjung Morawa, Konflik Agraria hingga Jatuhnya Kabinet Wilopo
Peristiwa Tanjung Morawa menjadi salah satu tragedi paling berdarah di Indonesia dan runtuhnya Kabinet Wilopo pada saat itu.
Peristiwa Tanjung Morawa menjadi salah satu tragedi paling berdarah di Indonesia dan runtuhnya Kabinet Wilopo pada saat itu.
Mengenang Peristiwa Tanjung Morawa, Konflik Agraria hingga Jatuhnya Kabinet Wilopo
Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, tubuh pemerintahan saat itu masih belum berdiri kokoh. Beberapa peristiwa penting telah terjadi dan beberapa di antaranya merupakan peristiwa berdarah.
Tak hanya peristiwa G30S PKI saja yang menjadi peristiwa sejarah paling terkenal di Indonesia. Akan tetapi, di Deli Serdang telah terjadi konflik agraria, Peristiwa Tanjung Morawa yang menelan banyak korban.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Surya Paloh mengenai jatah menteri di kabinet? "Saya kira Pak Prabowo pasti sudah punya rumusan sendiri yang itu sudah rumusan, itu sudah muncul pembicaraan antara ketua umum partai politik terutama yang di Koalisi Indonesia Maju," kata Doli, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/4).
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan Kementan mengadakan rapat koordinasi dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor."Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
Peristiwa ini melibatkan kaum Pribumi yang tidak terima dengan perpindahan hak-hak tanah. Mereka melakukan perlawanan dengan aparat kepolisian saat itu.
Dampak dari peristiwa ini pun meluas hingga ke tubuh pemerintah yang menyebabkan runtuhnya Kabinet Wilopo.
Gerakan Sosial
Dihimpun dari berbagai sumber, Peristiwa Tanjung Morawa ini terjadi pada 16 Maret 1953 di Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Peristiwa ini dipicu oleh gerakan sosial yang mempermasalahkan hak-hak pertanahan antara petani dan pengusaha. Saat itu, pihak pengusaha masih dipegang oleh Belanda bernama Deli Planters Vereeniging.
Saat penjajahan Jepang, Deli Planters Vereniging telah meninggalkan tanah perkebunan yang kemudian di rawat oleh masyarakat Pribumi dari Jawa, Tionghoa, dan pendatang dari Tapanuli Utara.
Namun pasca kemerdekaan Indonesia, Deli Planters Vereeniging kembali dan ingin mengusir para penduduk yang sudah lama merawat tanah yang tinggalkannya tersebut.
Penduduk yang sebagian besar petani itu menolak dan terjadilah konflik besar-besaran. Dari permasalahan ini lahirlah beberapa organisasi seperti Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Rukun Tani Indonesia (RTI) yang berada di bawah naungan PKI.
Sebelum terjadinya konflik, pihak pemerintah sudah melakukan beragam negosiasi dengan para petinggi-petinggi organisasi yang menentang pengembalian tanah tersebut. Namun semua yang dilakukan nihil dan malah tensi semakin tinggi di pihak masyarakat.
Konflik Pecah
Meski tidak menemukan solusi terbaik, penduduk setempat tetap bersikeras untuk menetap di tanah tersebut.
Bahkan, massa yang terhimpun dari organisasi bersama penduduk setempat berjaga-jaga apabila tanah tersebut diambil secara paksa.
- Gibran Ogah Tanggapi Anies Baswedan yang Kritik Keras IKN
- Potret Langka Para Jenderal TNI AD Kumpul Sebelum Tragedi G30S PKI, Presiden Soekarno Hadir
- VIDEO: Mahasiswi UI Keras Cecar Konflik Agraria, Ganjar Singgung Kasus Rempang
- Wamen ATR/BPN Sebut Konflik Agraria Bisa Selesai dengan Kerja Sama Lintas Lembaga
Benar saja, tepat tanggal 16 Maret 1953 di Desa Perdamean, konflik pun pecah. Ribuan massa melawan pihak kepolisian yang hendak mengambil lahan tersebut.
Ketika keadaan sudah mulai tidak kondusif, tanpa pandang bulu polisi menghujani peluru panas kepada penduduk. Peristiwa Tanjung Morawa ini menimbulkan banyak korban jiwa yang tidak bersalah.
Runtuhnya Kabinet Wilopo
Pasca kejadian berdarah itu, beberapa orang telah ditangkap oleh kepolisian yang sekarang dikenal dengan Brimob. Dalang di balik konflik ini sebagian berasal adalah orang-orang PKI.
Akan tetapi, golongan PKI pun melawan dan menganggap itu fitnah. Hingga munculah mosi tidak percaya yang dicanangkan oleh Serikat Tani Indonesia.
Peristiwa ini pun terjadi tepat saat masa pemerintahan Demokrasi Liberal Kabinet Wilopo. Dampak dari konflik berdarah di Tanjung Morawa, Kabinet Wilopo mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno saat itu.