Sejarah Monumen Simpang Tinju, Simbol Perjuangan Bagindo Aziz Chan di Kota Padang
Kepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Kepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Sejarah Monumen Simpang Tinju, Simbol Perjuangan Bagindo Aziz Chan di Kota Padang
Monumen Simpang Tinju
Kota Padang menyimpan banyak cerita saat era kemerdekaan. Di kota ini ada banyak monumen yang dibangun untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, salah satunya Monumen Simpang Tinju.
-
Apa yang diabadikan dalam Monumen Lingga di Sumedang? Monumen Lingga ini menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa yang ditemukan di Desa Medalem, Senori, Tuban selain makam Sunan Kalijaga? Makam Sunan Kalijaga di Tuban berdampingan dengan sanak famili serta sejumlah ulama lain. Di sebelah barat Makam Sunan Kalijaga, ada makam Syeikh Badawi, Kyai Abdurrahman, Dewi Amirah (Istri Sunan Kalijaga), Abdul Aziz Abdul Basith (Saudara Syeikh Abdul Jabbar Nglirip), Mpu Supo (Adik Ipar Sunan Kalijaga yang juga pembuat keris), Patih Wonosalam dan Abdul Qadir (Putera Raden Patah).
-
Kenapa Museum Kenangan Semeru dibangun? Museum yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Sumberwuluh bersama mahasiswa KKN Universitas Jember itu dapat menjadi media edukasi tentang bencana erupsi.
-
Siapa pencetus Rahmat Museum? Galeri dan museum satwa liar ini dicetuskan oleh Rahmat Shah, seorang pengusaha dan pemburu profesional.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
Asal Usul Monumen
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Monumen Simpang Tinju ini dulunya bernama Tugu Bagindo Aziz Chan. Bentuknya seperti kepalan tangan seorang laki-laki yang penuh semangat perjuangan. Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
Gelora Perjuangan
Kepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang. Bagindo Aziz Chan dikenal sebagai Wali Kota Padang kedua menggantikan Mr. Abu Bakar Djaar yang diangkat menjadi Residen di Sumatra Timur. Bagindo Aziz Chan terkenal jujur, lembut, luwes, bertekad kuat, dan pantang menyerah.
Selama menjabat sebagai wali kota, Bagindo Aziz Chan terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan baik secara “de facto” maupun “de jure” terhadap kemerdekaan RI di Kota Padang. Setelah kemerdekaan di proklamasikan, situasi di Kota Padang menjadi panas karena banyak informasi simpang siur yang diterima masyarakat, sehingga memicu terjadinya konflik. Momen ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk merebut kembali wilayah jajahannya. Namun, pemerintah pusat menginstruksikan bahwa Kota Padang harus dipertahankan.
Hadiri Perundingan
Aziz Chan pun memutuskan untuk bertemu dengan pihak Pemerintah Belanda yang meminta perundingan dengan Kota Padang pada 1947. Isi perundingan itu membahas penghentian tembak-menembak, garis demarkasi, pembentukan polisi dan status orang tahanan.
Akhir Hayat
Pada sore hari tanggal 19 Juli 1945, Aziz Chan bersama keluarga sedang dalam perjalanan menuju Padang Panjang. Tiba-tiba mobilnya dicegat oleh tentara Belanda. Ia pun diculik dan dibawa ke daerah Nanggalo. Tentara Belanda menjelaskan jika telah terjadi sebuah insiden di sekitar garis demarkasi sehingga wali kota perlu melakukan inspeksi.
- Dikenalkan pada Masa Pendudukan Jepang, Ini Sejarah Penggunaan Senjata Bambu Runcing oleh para Pejuang Indonesia
- Kejati Sumut Tahan Mantan Bupati Samosir Mangindar Simbolon, Tersangka Korupsi Pembukaan Lahan Hutan
- Bikin Tumpeng Kemerdekaan RI 17 Agustus Tak Boleh Sembarangan, Begini Caranya!
- Lestarikan Sejarah Marga Simbolon di Tanah Simalungun, PSBI Lakukan Tapak Tilas
Sesaat turun dari mobil, Aziz Chan tertembak di bagian leher dan tewas di tempat. Namun, informasi ini masih belum pasti, ada yang menyebut Aziz Chan tewas karena benda tumpul. Selain itu ada lubang bekas peluru di belakang telinganya. Aziz Chan dimakamkan di Bukittinggi, dan terus dikenang sebagai pahlawan. Tempat pembunuhan Aziz Chan inilah dibangun monumen yang berbentuk kepalan tangan untuk mengenang jasa-jasanya selama hidup.