Penemuan Penyakit TBC 24 Maret 1882, Berikut Sejarahnya
Setiap tanggal 24 Marat masyarakat dunia memperingati Hari TBC Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang peristiwa penyakit TBC pertama kali ditemukan serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian negara-negara di dunia.
Setiap tanggal 24 Marat masyarakat dunia memperingati Hari TBC Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang peristiwa penyakit TBC pertama kali ditemukan serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian negara-negara di dunia. Adanya peringatan ini diharapkan agar masyarakat selalu sadar bahwa TBC adalah penyakit yang masih dikategorikan sebagai epidemi.
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular terbesar di dunia setelah HIV. Penyakit ini bisa disebabkan adanya basil dari bakteri Mycobaceterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang bagian tubuh manapun, namun yang paling umum menyerang paru-paru.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Kenapa Pesut Mahakam terancam punah? Melansir dari situs menlhk, Pesut Mahakam termasuk dalam kategori rentan, artinya populasinya semakin hari semakin berkurang dan terancam punah sejak tahun 2000.
-
Mengapa penting mendeteksi gejala TBC Paru sejak dini? Mengetahui gejala-gejala awal penyakit ini sangat penting, karena deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah penyebaran lebih lanjut. Selain itu, juga bisa memberikan kesempatan penyembuhan yang lebih baik bagi penderita.
-
Kenapa TPA Suwung terbakar? Sementara, untuk fokus pemadaman di TPA Suwung berada di sebelah barat yang merupakan titik api pertama. Saat ini titik api sudah merembet ke sebelah timur.
Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, apabila menghirup dan terkontaminasi TB maka dapat dengan mudah tertular. Selain menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat memberi dampak pada tubuh lainnya, seperti jantung, sistem saraf, hingga kelenjar getah bening. Lantas, bagaimana sejarah penemuan penyakit TBC? Berikut penjelasannya yang dilansir dari tbindonesia.or.id dan sumber lainnya:
Sejarah Penemuan Penyakit TBC
©2022 Merdeka.com/Freepik
Kuman penyebab TBC (Micobacterium tuberkulosis) pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882. Robert Koch merupakan seorang ilmuwan asal Jerman yang meneliti kuman dan bakeri. Pada waktu itu, TB banyak melanda di dataran Eropa dan menyebabkan kematian 1 dari 7 penderita TB.
Kemudian pada tahun 1921, vaksin BCG baru ditemukan. Tak berlangsung lama, tepatnya tahun 1944, streptomisin sebagai obat pertama anti TBC, lalu disusul INH pada tahun 1949. Pada 1990, TBC kembali ke permukaan di negara-negara maju atau industri.
Peningkatan kasus TBC sebagai reemerging disease dipengaruhi terjadinya penyebaran infeksi HIV/AIDS. Umumnya, TBC menyerang golongan usia produktif dan golongan sosial rendah.
Tujuan Peringatan Hari TBC Sedunia
Seperti yang sudah diketahui, setiap tanggal 24 Maret, masyarakat dunia memperingati Hari TBC Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penyakit TBC yang sampai sekarang masih menjadi epidemi di dunia.
Menurut laporan WHO 2017, diperkirakan ada 1.020.000 kasus TBC di Indonesia. Untuk itu, dengan adanya kesadaran terhadap penyakit ini, masyarakat akan lebih berperilaku sehat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari TBC Sedunia. Mulai dari kegiatan masyarakat hidup sehat, kampanye berperilaku hidup sehat, atau sekedar membagikan poster tentang pencegahan TBC.
Mengenal Penyebab TBC dan Cara Mencegahnya
©2022 Merdeka.com/Freepik
Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, apabila menghirup dan terkontaminasi TB maka dapat dengan mudah tertular. Selain menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat memberi dampak pada tubuh lainnya, seperti jantung, sistem saraf, hingga kelenjar getah bening.
Salah satu penyebab penyakit TBC yang sering dialami penderita, yaitu HIV dan TBC. Penyakit ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga kesulitan mengendalikan bakteri TB. Jika tidak segera ditangani, TBC bisa berakibat fatal karena bakteri Mycobacterium tuberculosis bisa menginfeksi bagian organ tubuh lainnya.
Selain itu, ada beberapa penyebab penyakit TBC lainnya yang perlu diwaspadai. Berikut penyebab penyakit TBC yang merdeka.com lansir dari Medical News Today:
1. Tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh.
2. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
3. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita AIDS, kanker dan diabetes.
4. Perokok aktif.
5. Orang yang mengonsumsi alkohol berlebihan.
6. Orang yang menjalani pengobatan kanker, seperti kemoterapi.
7. Seseorang yang sering atau kecanduan mengonsumsi alkohol.
8. Petugas medis yang sering berhubungan dengan penderita TB.
9. Anak-anak dan Lansia.
10. Seseorang yang menggunakan NAPZA.
Sementara itu, cara mencegah TBC bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti menutup mulut saat bersin, tidak membuang dahak atau meludah sembarangan, dan memastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik. Ada beberapa upaya pencegahan TBC yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Pastikan untuk tidak pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TB aktif.
2. Cara mencegah penyakit TBC selanjutnya, yaitu tetap menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif. Jangan lupa untuk membuang masker secara teratur.
3. Selain itu, ventilasi ruangan juga perlu diperhatikan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, buka jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan ke luar.
4. Pastikan untuk selalu menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari.
5. Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan tinggi protein.