Polisi Ungkap Modus Penipuan Masuk AKPOL, Korban Diminta Beri Uang Rp600 Juta
Seorang pria ditangkap oleh kepolisian Polda Sumatra Utara atas kasus penipuan dan penggelapan dengan modus bisa mengurus masuk ke Akademi Kepolisian (AKPOL). Pelaku meminta uang ke korban sebesar Rp600 juta.
Seorang pria ditangkap oleh tim Subdit IV Renakta Direktorat Reskrimum Polda Sumatra Utara (Sumut) atas kasus penipuan dan penggelapan dengan modus bisa mengurus masuk ke Akademi Kepolisian (AKPOL).
Pelaku bernama Imam Wahyudi melakukan penipuan tersebut terhadap korban bernama Syaiful Bahri. Kepada korban, pelaku mengaku bisa membantu mengurus agar anak korban, yang bernama Abdul Mutholib, bisa masuk ke AKPOL.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Mengapa Serumbung Sumur penting? Ini karena selain sebagai penjernih air, serumbung sumur juga mampu mendistribusikan air melalui pipa-pipa tanah liat yang disambungkan sampai ke sumber air warga.
-
Bagaimana cara petani di Desa Sukomakmur memperoleh pupuk? Lihun mengeluhkan pembelian pupuk yang harus menggunakan kartu tani. Kalau tidak menggunakan kartu itu, petani harus membeli pupuk eceran yang harganya sangat mahal.
Kronologi kasus tersebut bermula saat pelaku bertemu dengan korban, melalui perantara Efendi Setiawan. Mereka bertemu di sebuah kafe untuk mengurus persyaratan masuk AKPOL seperti yang dijanjikan pelaku. Dalam pertemuan itu, pelaku meminta agar korban memberikan uang sebesar Rp600 juta kepadanya.
"Dalam pertemuan itu, Imam Wahyudi menyanggupi dan meminta uang sebesar Rp600 juta kepada Syaiful Bahri agar anaknya bisa masuk AKPOL," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi pada Minggu (19/12).
Melansir dari unggahan akun Instagram @poldasumaterautara pada Minggu (19/12), berikut informasi selengkapnya.
Uang Dikirim Secara Bertahap
Instagram/@poldasumaterautara ©2021 Merdeka.com
Hadi menjelaskan, korban pun menyanggupi syarat dari pelaku untuk memberikan uang sebesar Rp600 juta. Korban kemudian mengirimkan uang tersebut secara bertahap, yakni dengan mengirim sebesar Rp400 juta ke rekening milik pelaku dan sisanya sebesar Rp200 juta dikirim ke rekening rekan pelaku bernama Sukardi.
"Setelah uang sebesar Rp600 juta itu diberikan ternyata Abdul Mutholib tidak bisa masuk AKPOL, sedangkan Imam Wahyudi sudah kabur," jelas Hadi.
Korban pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Dit Reskrimum Polda Sumut. Petugas kepolisian kemudian melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi.
Dari hasil interogasi, diketahui uang Rp600 juta yang diberikan korban telah dibagikan pelaku kepada sejumlah rekannya. Dengan rincian, pelaku mendapat bagian sebesar Rp400 juta, Efendi Setiawan Rp139 juta, Nasrul sebesar Rp40 juta, Deny Reza sebesar Rp20 juta dan Sukardi sebesar Rp1 juta.
Terancam 5 Tahun Penjara
Atas perbuatannya tersebut, pelaku kini telah ditahan dan terancam hukuman penjara selama 5 tahun. Sedangkan untuk rekan korban lainnya masih akan dilakukan pendalaman kasus.
"Atas perbuatannya, tersangka Imam Wahyudi ditahan dan terancam hukuman di atas lima tahun kurungan penjara, tetapi penyidik juga masih melanjutkan pendalaman beberapa orang terkait perannya masing-masing," ujar Hadi.
Hadi pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak percaya dengan modus penipuan yang berkedok masuk AKPOL. Hal ini lantaran siapa saja bisa mendaftar ke AKPOL tanpa dipungut biaya apapun.
"Kami mengimbau kepada masyarakat bahwa rekrutmen anggota Polri itu menerapkan prinsip BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis), jadi siapapun bisa mendaftar dan masuk tanpa bayar sepeser rupiah pun. Jangan percaya kalau ada orang menawarkan diri bahwa bisa memasukkan menjadi anggota Polri dengan membayar sejumlah uang," tegas Hadi.