Sejarah 15 Desember: Peringatan Hari Juang Kartika, Kenang Pertempuran Ambarawa
Berikut merdeka.com merangkum sejarah peristiwa 15 Desember untuk mengenang Pertempuran Ambarawa:
Setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat. Sebelumnya hari peringatan tersebut dinamakan Hari Infanteri. Hari Juang Kartika merupakan hari untuk mengenang Pertempuran Ambarawa.
Hari Juang Kartika pada dasarnya dilatari oleh peristiwa bersejarah yang terjadi puluhan tahun silam di kota Ambarawa yang kemudian banyak dikenal dengan sebutan Palagan Ambarawa.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Di mana warugan lemah tercatat dalam sejarah? Dalam catatan sejarah, naskah itu sudah ada sejak 1846 dan dikenalkan oleh Bupati Bandung, Wiranatakusumah IV kepada Masyarakat Batavia. Namun diduga pembuatannya sebelum runtuhnya Kerajaan Padjajaran, sekitar tahun 1400-an masehi.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Kapan keberadaan Suku Kalang tercatat dalam sejarah? Meski dikucilkan, keberadaan Suku Kalang dicatat dalam kitab paling luhur era Kerajaan Majapahit, yakni Kitab Negarakertagama.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
Pasca reformasi organisasi TNI Angkatan Darat mengalami perombakan struktur organisasi dan peran di masyarakat yang ditandai oleh hari jadinya yakni 15 Desember bertepatan dengan Pertempuran Ambarawa.
Berikut merdeka.com merangkum sejarah peristiwa 15 Desember untuk mengenang Pertempuran Ambarawa:
Penyebab Pertempuran Ambarawa
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa tersebut dikenal juga sebagai pertempuran Ambarawa yang berlangsung sejak 12 hingga 15 Desember 1945.
Pertempuran Ambarawa dilatarbelakangi oleh NICA yang membonceng tentara Sekutu untuk kembali memasuki wilayah Indonesia. Para pasukan dengan berani mengibarkan benderanya di Kota Ambarawa pada tanggal 11 Desember 1945.
Tentara Sekutu seharusnya hanya bertindak melucuti tentara Jepang di Indonesia yang telah mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik. Namun kenyataannya membantu Belanda untuk kembali menduduki wilayah Indonesia seperti yang dikutip dari Buku Peperangan dan Serangan yang diterbitkan oleh Kemendikbud.
Tentara Sekutu merasa berhak atas Indonesia berdasar perjanjian yang dilakukan Inggris dengan Belanda yang disebut Civil Affairs Agreement pada 24 Agustus 1945 yang mengatur pemindahan kekuasaan di Indonesia dari British Military Administration kepada NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Pelanggaran pihak Sekutu terhadap persetujuan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak yaitu malah mempersenjatai para tawanan Belanda dan menimbulkan insiden bersenjata di Magelang. Juga terjadi pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
TKR (Tentara Keamanan Rakyat) sebagai alat pertahanan negara saat itu tidak tinggal diam dan bertempur melawan Belanda, di hampir seluruh wilayah Indonesia. Salah satu pertempuran besar saat itu terjadi di Ambarawa yang berlangsung terus-menerus selama empat hari dan berakhir di tanggal 15 Desember 1945.
Demi menghormati anggota TKR yang gugur dalam Palagan Ambarawa, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika yang saat ini merupakan hari jadi TNI-AD.
Strategi Supit Urang
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan.
Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak-penembak karaben. Pertempuran berkobar di Ambarawa.
Dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung pasukan musuh yang ada di dalam kota. Pertahanan musuh yang terkuat diperkirakan di Benteng Willem yang terletak di tengah-tengah kota Ambarawa.
Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit. Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung.
Kemenangan palagan Ambarawa ini memberi efek besar bagi TKR. Karena dunia menyaksikan pagelaran militer yang dipimpin Kolonel Sudirman tersebut terbukti memiliki strategi yang cakap dan mampu mengalahkan kekuatan militer sekutu dan Belanda.
Karena keberhasilan dalam perang Ambarawa ini, pada 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman diangkat oleh Presiden Sukarno sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal di gedung negara Ibu kota Yogyakarta.
Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
(mdk/amd)