Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Memiliki luas lebih kurang 16.583 hektare, Pulau Rempang sempat menjadi perbincangan dan tuai pro kontra terkait adanya isu proyek pembangunan yang mengakibatkan penduduk asli tersingkir begitu saja. Pulau Rempang dihuni oleh dua kelompok penduduk Melayu yang siklus hidupnya berpindah-pindah yaitu Suku Laut atau Orang Laut yang kebanyakan tinggal di pesisir dan Suku Darat yang hidupnya bergantung dari hasil hutan.
Orang Darat yang mendiami Pulau Rempang puluhan tahun kini kondisinya berada di ambang kepunahan. Mereka hidup dengan begitu sederhana dan sudah tak lagi menjalankan kebiasaan aslinya yaitu hidup berpindah-pindah karena populasi hutan sudah semakin berkurang.
Tersisa 8 Orang
Salah satu penduduk tertua yang tinggal di Kampung Ulu Sadap bernama Lamat, mengaku saat ini Orang Darat hanya tersisa 8 orang saja, mulai dari mertuanya, Yang Adek (sepupu), Opo (adik), Tongku, Baru (anak Yang Adek), Umiaty dan Juli (keponakan Lamat), serta Lamat sendiri.
-
Apa yang sedang didorong oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi terkait Pulau Rempang? Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi terus mendorong percepatan realisasi pengembangan kawasan dan investasi di Pulau Rempang.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Di mana lokasi Pulau Burung? Lokasinya terletak persis di Mayangan, Legonkulon, utara Kabupaten Subang, dengan latar hutan Mangrove yang teduh.
-
Kapan Pulau Arnavat ditemukan? Dikutip dari Demakkab.go.id, Pulau Arnavat ditemukan sekitar September 2023.
-
Di mana Pulau Miang berada? Pulau Miang di Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur telah diresmikan menjadi Kampung Bahari Nusantara (KBN) oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma'ruf Amin pada Bulan Mei 2023 lalu.
-
Di mana Pulau Pahawang berada? Lampung cukup terkenal dengan objek wisata baharinya yang begitu beragam.Salah satu objek wisata bahari yang paling populer di sini adalah Pulau Pahawang.
Di Hulu Sungai Sadap yang menghubungkan dengan Laut Cate, Blongkeng di Pulau Rempang ini menjadi tempat tinggal tetap orang-orang Suku Darat.
Mengutip dari kanal liputan6.com, Lamat kini hidup sebagai pemanen kelapa muda dan membersihkan kebun perusahaan yang ada di sekitar kampungnya.
"Memanen kelapa diupah 1 butir Rp1.000, untuk membersihkan kebun per pohon kelapa Rp.2000," ucap Lamat.
Hidup Tak Lagi Nomaden
Ketika orang tua Lamat masih hidup, Orang Darat kebanyakan memilih untuk tidak tinggal menetap alias Nomaden. Ia pun sempat diajak oleh kedua orang tuanya berburu dan mencari hasil hutan.
"Nanti yang di luar kampung Sadap akan berbuat rumah di sini, kami berkumpul di sini" lanjutnya.
Di samping dirinya bekerja untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, Lamat juga mencari Kepiting dan ikan-ikanan di Hulu Sungai. Akan tetapi, kebiasaannya itu harus pupus karena perahu miliknya rusak dan tidak ada biaya untuk memperbaikinya.
Menempati Rumah Bantuan Pemerintah
Lamat kini hidup di sebuah bangunan yang berasal dari bantuan Pemerintah yang kondisinya sudah mulai lapuk karena termakan usia. Bahkan, Lamat hidup hanya dengan menggunakan lampu semprong sebagai penerangan ketika malam hari tiba.
- Disambut Heboh Sekampung, Pria Turki Rela Naik Perahu Datang ke Maluku Utara Demi Temui Kekasih
- 5 Orang Jadi Tersangka Tewasnya Tahanan Polsek Bukit Raya, Ini Motifnya
- Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
- Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya
Sebelumnya Orang Darat biasa menggunakan bahasa mereka sendiri untuk berkomunikasi. Namun, seiring banyaknya orang-orang dari luar pulau yang datang menemuinya, mereka kini sudah bisa menggunakan Bahasa Indonesia sedikit demi sedikit.
Rata-rata saat ini Orang Darat sudah tidak lagi menetap di Pulau Rempang. Mereka banyak yang menikah dengan orang Suku Jawa, Sunda, Melayu Pesisir, dan juga Tionghoa.