4 Negara ini sedang alami kemarau rasa neraka
Kemarau tahun ini telah membunuh ribuan orang di seluruh dunia
Saat ini banyak belahan dunia yang sedang ditimpa gelombang panas, termasuk Eropa dan Asia. Dampaknya, puluhan orang-orang terkurung di rumah, atau mencari tempat yang dipenuhi air, bahkan ribuan orang dilaporkan meninggal akibat suhu di atas 40 derajat Celcius.
Ya, itu adalah gambaran kemarau dan musim panas yang kini melanda dunia. Lebih dari itu, ternyata ada banyak negara lain yang mengalami sengatan panas dan kemarau yang diibaratkan seperti neraka. 4 Negara ini contohnya.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang pengalaman mendekati kematian? Sebuah studi yang dipimpin oleh tim dari NYU Grossman School of Medicine mengamati pengalaman mendekati kematian orang-orang yang selamat dari serangan jantung.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
India
Bulan lalu, suhu beberapa kota besar di India, seperti Mumbai tercatat hampir mencapai 50 derajat Celsius! Bahkan, satelit NASA mengungkap bila bagian utara India menjadi tempat yang paling mudah menguapkan air dibanding tempat lain di seluruh dunia.
Gelombang panas bak sengatan neraka ini dilaporkan telah membunuh sekitar 1400 orang di seluruh India di bulan Juni lalu saja.
Ironisnya, menurut penelitian WRI (World Resources Institute), India kini juga menghadapi krisis air tanah terparah di Bumi. Hal itu dikatakan terjadi akibat eksploitasi air tanah ekstrim untuk pertanian dan irigasi.
Puerto Rico
Negara di kepulauan Karibia ini dilaporkan hanya sedikit mendapat hujan di tahun 2015. Saking langkanya, air sampai di kapalkan dari negara lain ke Puerto Rico.Â
Demi menjaga pasokan air, pemerintah memutus pasokan air bagi beberapa penduduk segara bergiliran 3 hari sekali. Dalam sekali pemutusan, warga bisa tidak menerima air hingga 48 jam!
Untuk membantu warga, pemerintah Puerto Rico memberikan alat penyaring air bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Korea Utara
Dunia memang tidak bisa melihat langsung keadaan riil Korea Utara akibat sensor ekstrim yang dijalankan pemerintahan Kim Jong Il. Namun, pengamatan satelit NASA menunjukkan bila Korea Utara tengah berjuang melawan kemarau ganas selama 100 tahun terakhir.
Kekeringan telah merenggut sekitar satu per tiga dari sawah di sana dan 2-3 juta penduduk akibat kelaparan dan malnutrisi.
Brasil
Brasil memang menjadi rumah bagi hutan terbesar di dunia, Amazon, namun di negara ini masih ada satu kota yang menghadapi kemarau terparah dalam sejarah, yakni Sao Paulo.
Kemarau Sao Paulo yang terjadi tahun ini dikatakan sebagai yang terparah dalam 80 tahun terakhir. Hal ini diakibatkan oleh penggundulan hutan Amazon dan pencemaran lingkungan.
Ternyata, sedikit air yang dimiliki oleh warga Sao Paulo dilaporkan sangat tercemar akibat kebocoran pipa-pipa pengalir limbah warga. Akibatnya, pemerintah Sao Paulo memberikan peringatan pada warganya untuk pergi dari kota itu bila kemarau semakin parah.
(mdk/bbo)