4 Perusahaan ini bisa bawa Anda melancong ke luar angkasa, tertarik?
4 Perusahaan ini bisa bawa Anda melancong ke luar angkasa, tertarik? ada beberapa perusahaan penerbangan luar angkasa yang dimiliki swasta, yang memang punya misi tertentu yang berbeda dengan NASA atau ESA, namun juga menawarkan penerbangan komersil bagi Anda yang ingin mencoba ke luar angkasa.
Jika kita ingin melancong, biasanya kita langsung mencari agen travel, atau langsung ke maskapai yang bersangkutan. Terkadang terbantu juga dengan aplikasi pemesanan tiket untuk mencari kemudahannya. Namun untuk ke luar angkasa, sangat jauh lebih rumit dari sekedar itu.
Anda tak bisa tiba-tiba ke luar angkasa. Bahkan NASA tak akan bisa membawa Anda ke luar angkasa karena NASA itu milik negara dan hanya memfasiliasi astronot AS. Begitu juga dengan organisasi serupa seperti European Space Agency atau China National Space Administration.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang NASA cari dalam penelitian UFO? Misi NASA adalah untuk menemukan yang tidak diketahui, " kata Nelson, seperti dilansir laman Science Alert, Jumat (15/9). "Saya telah mengatakan beberapa kali dalam komentar saya di sini hari ini bahwa kami di NASA menangani ini secara terbuka dan kami akan transparan dalam hal ini."
Namun ada beberapa perusahaan penerbangan luar angkasa yang dimiliki swasta, yang memang punya misi tertentu yang berbeda dengan NASA atau ESA, namun juga menawarkan penerbangan komersil bagi Anda yang ingin mencoba ke luar angkasa.
Space X
Space X adalah manufaktur pesawat luar angkasa yang dibangun dan dikepalai oleh milyuner Elon Musk. Sang milyuner yang juga bos Tesla ini bertujuan ingin mereduksi ongkos transportasi luar angkasa, serta ambisi utamanya adalah mengkoloni Mars.
Soal koloni Mars, mungkin masih jauh. Soal reduksi ongkos transportasi, sudah berhasil dilakukan dengan mendaratkan dan meluncurkan kembali roket bekas. Namun satu hal juga yang jadi ambisi Space X adalah jadi 'maskapai' yang secara komersil menyediakan layanan perjalanan luar angkasa bagi Anda yang memiliki uang.
Menurut pernyataan Elon Musk seperti dilansir Space.com, proyek ini akan jalan pada tahun 2018. Rutenya akan berupa perjalanan ke luar angkasa, mengitari bulan dan melihat permukaan bulan lebih dekat, berjalan lebih jauh ke kedalaman antariksa, lalu kembali ke Bumi. Perjalanan ini akan menempuh 500.000 hingga 650.000 kilometer.
Elon Musk menyebut kalau harga yang dibanderol akan sedikit leih mahal ketimbang biaya misi astronot NASA. Jika dikira-kira, biayanya akan berkisar 433 juta Dollar hingga 1,3 milyar Dollar per kursi.
Blue Origin
Jika kita mengetahui Elon Musk adalah milyuner dan penggila antariksa, ternyata Elon tak sendiri. Bezos juga penggila antariksa meski tak seambisius Musk dengan Space X miliknya
Bezos memiliki perusahaan bernama Blue Origin, sebuah perusahaan roket yang ingin membuat pesawat luar angkasa komersial untuk para penumpang yang menginginkan pengalaman pergi ke luar angkasa. Uniknya, pesawat ini dirancang untuk sampai di luar angkasa selama 11 menit saja.
Untuk mendukung hal ini, Bezos menjual saham Amazon sebanyak 1 miliar dollar per tahun untuk mendanai Blue Origin.
Di 2016 lalu, Blue Origin telah berhasil menjalani uji coba pesawat kapsul dan roket milik mereka yang bernama New Shepard. Diharapkan, penghujung tahun ini New Shepard sudah bisa membawa penumpang ke luar angkasa.
Virgin Galactic
Virgin Galactic adalah perusahaan penerbangan luar angkasa yang merupakan anak perusahaan dari Virgin Group. Mereka mengembangkan pesawat luar angkasa komersial yang bertujuan untuk melayarni penerbangan luar angkasa sub-orbital dan peluncuran sub-orbital bagi misi penelitian sains.
Berbeda dengan apa yang ingin dicapai oleh Space X dan Blue Origin, Virgin Galactic menawarkan penerbangan sub-orbital antariksa. Praktiknya, pesawat ruang angkasa mencapai antariksa, namun lintasannya melewati atmosfer ATAU permukaan tempat habisnya gravitasi di atas tempatnya meluncur. Hal ini membuat pesawat Virgin Galactic tak menyelesaikan satu revolusi orbital.
Pesawat yang dimiliki Virgin Galactic untuk membawa penumpang ke luar angkasa bernama SpaceShipTwo yang berisi enam penumpang. Mekanismenya adalah pesawat tersebut akan dibawa oleh pesawat lain bernama WhiteKnightTwo ke ketinggian 15.000 meter, lalu menjatuhkannya. Di titik tersebut, mesin roket SpaceShipTwo akan menyala dan mendorongnya ke sub-orbital antariksa.
Rencananya, tahun ini Virgin Galactic sudah akan melayani penerbangan ini, dengan harga kursi 250.000 Dollar atau setara 3,3 milyar Rupiah.
Rocket Lab
Rocket Lab adalah perusahaan penerbangan antariksa dari AS dan juga Selandia Baru. Perusahaan ini dibangun dengan misi mengembangkan layanan peluncuran roket komersial yang ringan dan hemat biaya.
Mereka memiliki proyek bernama Electron, yang dikembangkan dengan gagasan ingin membuat peluncur yang lebih kecil dari roket biasanya. Mereka memiliki produk seperti CubeSats yang peluncurnya cukup kecul dan memiliki fleksibilitas yang tak dimiliki roket konvensional.
Nah, karena mengusung konsep demikian, biasanya klien dari Rocket Lab bukanlah turis, namun para ilmuwan yang ingin mengeksplorasi. Salah satunya adalah perusahaan Moon Express yang segera akan meluncur ke Bulan untuk misi eksplorasi bersama Rocket Lab.