5 Hewan ini ternyata anut 'aliran' transgender
Hewan-hewan ini seperti tak kenal istilah betina dan pejantan
Transgender bisa diartikan sebagai perbedaan identitas gender terhadap jenis kelamin yang sebenarnya dimiliki, misalnya seorang wanita yang merasa jati diri gendernya adalah laki-laki. Banyak orang yang menyebutnya sebagai gender yang 'terperangkap' di tubuh yang salah.
Menariknya, di dunia binatang, hal yang mirip transgender juga terjadi dan kebanyakan terjadi pada spesies binatang betina. Namun, hal yang terjadi pada binatang di alam lebih pada perubahan fungsi seksual, di mana betina menjalankan tugas pejantan dalam aktivitas seksual, kawin misalnya.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Pada kasus lain, bahkan ada hewan-hewan pejantan yang mengambil alih tugas mengandung dan melahirkan dari betina. Penasaran hewan-hewan apa saja yang 'mengikuti' aliran transgender ini? Berikut ulasannya!
Hyena
Hyena adalah salah satu pemangsa yang ditakuti di Afrika dan beberapa negara di Asia. Selain punya gigi yang bisa mengunyah tulang gajah, hyena biasanya juga berburu secara berkelompok. Uniknya, beberapa hyena betina terbukti memiliki penis!
Penis 'palsu' ini berasal dari klitoris yang tumbuh secara ekstrem akibat tingginya produksi hormon seksual saat masih anak-anak. Hasilnya, saat dewasa, apabila dilihat dari luar, hyena betina 'transgender' ini sangat mirip dengan hyena jantan.
Ironisnya, penis palsu ini menyulitkan proses kawin dan melahirkan pada hyena betina tersebut. Akhirnya hyena transgender ini kerap kesulitan mempunyai keturunan.
Foto: sandiegozoo.org
Kuda laut
Pada dasarnya, kuda laut mengandung dan melahirkan mirip seperti manusia, perbedaan besarnya, yang hamil dan melahirkan itu adalah pejantannya, bukan si betina!
Ya, perut kuda laut jantan memang mempunyai sebuah kantung unik. Saat kawin, kantung ini mampu menyimpan 1500 telur yang dilepaskan oleh si betina. Nah di dalam kantung si pejantan, telur-telur yang sudah dibuahi tadi mendapatkan nutrisi tambahan dan imun atau sistem kekebalan.
Dalam kantung itu, pejantan juga memberikan lemak dan kalsium pada bayi-bayinya yang berguna untuk pembentukan tulang. Kuda laut jantan diketahui membawa bayi-bayi dalam perutnya sampai 24 hari, sebelum akhirnya melahirkan.
Foto: Live Science
Ikan Dorade
Ikan yang banyak dijadikan sebagai ikan pepes di Indonesia ini ternyata salah satu spesiesnya Sparus aurata adalah ikan paling 'transgender'. Mengapa? Sebab ikan ini bisa berganti jenis kelamin sesuai kebutuhan.
Saat pertama kali menetas, ikan Sparus aurata adalah jantan. Baru kemudian saat mencapai umur tertentu, pejantan-pejantan itu akan berubah jadi betina. Perubahan ini tergantung berat tubuh si ikan, termasuk hormon dan kondisi lingkungan tempatnya hidup.
Terlepas dari fakta aneh itu, ikan Dorade telah menjadi bahan konsumsi dan kebudayaan tak terpisahkan dari kawasan Mediterania dan beberapa negara Eropa, misalnya Jerman hingga Portugal.
Foto: David Blaikie
Ular Garter
Ular yang terkenal akan sisik merah dan hitamnya ini tergolong ular semak dan banyak terdapat di Amerika Utara. Meski memiliki kelenjar racun, bisa ular Garter jarang bisa masuk tubuh manusia karena gigi yang tidak cukup runcing. Alhasil ular ini dianggap tidak berbahaya.
Selain fakta tersebut, ular Garter disebut bisa 'mengubah' gender saat kawin. Proses kawin ular satu ini sangat terkenal, sebab mereka bisa berkumpul di satu tempat, biasanya lubang atau celah tanah, dengan jumlah ratusan bahkan ribuan.
Dari ratusan ular itu, kebanyakan adalah pejantan, oleh karena itu mereka berkompetisi untuk mendapatkan betina. Dari penelitian, banyak pejantan yang mengeluarkan feromon atau zat rangsang yang dikeluarkan oleh betina.
Setelah mengeluarkan zat feromon ini, si pejantan 'licik' itu bisa mengelabuhi pejantan lain yang mengiranya sebagai betina. Akhirnya, pejantan berferomon itu dibukakan jalan untuk masuk ke pusat kerumuman tempat si betina berada dan melakukan proses kawin.
Ya, dalam kasus ular Garter, pejantan diibaratkan sebagai seorang pria transgender yang memakai pakaian wanita untuk menipu pria lain yang jadi targetnya. Namun, endingnya, ular Garter tetap 'normal' karena masih memilih pasangan beda jenis untuk kawin.
Foto: Steve Jurvetson
Neotrogla
Pada tahun 2014, ilmuwan terkejut saat menemukan sebuah spesies serangga yang betinanya sangat agresif soal seks di dalam gua di Brasil. Serangga tersebut bernama Neotrogla dan berbentuk mirip semut putih bersayap.
Mengapa Neotrogla disebut agresif? Alasannya, betina itu mengambil alih tugas pejantan saat kawin. Pada proses kawin binatang normal, pejantan akan menyuntikkan sperma pada betina yang di dalam tubuhnya menyimpan sel telur.
Nah, pada Neotrogla, tugas itu terbalik. Neotrogla betina mengembangkan alat kelamin berbentuk mirip penis yang berfungsi menyedot sperma dari Neotrogla jantan. Menurut ilmuwan, perubahan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan ekstrem yang membuat proses kawin sangat sulit dilakukan, sehingga tidak ada jalan lain bagi Neotrogla betina untuk memburu pejantan demi melanjutkan keturunan.
Foto: Gizmodo
Sumber: Gizmodo, Daily Mail, Wikipedia, Nature.com