Perjalanan Karir Imane Khelif Sebagai Petinju Wanita yang Sering Dituding Transgender
Karir Imane Khelif sebagai petinju awalnya ditentang oleh sang ayah.
Nama Imane Khelif beberapa hari terakhir menjadi topik pembahasan di media sosial. Sorotan tajam terhadap Khelif membludak setelah dia memenangkan pertarungan tinju olimpiade Paris 2024 melawan petinju wanita asal Italia, Angela Carini dalam 46 detik.
-
Siapa yang menjadi juara Paralimpiade Paris? Wakil China, Zhe Chui, sukses menyegel medali emas dengan angkatan 119 kg, yang jadi rekor baru nomor 41 kg putri di Paralimpiade.
-
Apa yang dilakukan Jin di Olimpiade Paris? Jin BTS Bawa Obor Olimpiade Paris 2024, 8 Potret Penuh Pesona dan Senyuman
-
Kapan Olimpiade wanita diadakan? Hanya ada sedikit catatan sejarah tentang Heraean Games, tapi diyakini lomba ini digelar setelah Olimpiade sekitar tahun 776 SM.
-
Apa yang diraih Widi di Paralimpiade Paris? Atlet para angkat berat putri Indonesia, Ni Nengah Widiasih, berhasil mencatatkan rekor pribadi saat berkompetisi di Paralimpiade Paris 2024.
-
Siapa yang protes gladiator perempuan? Namun, banyak perempuan terhormat, dan senator, mempermalukan diri mereka sendiri dengan tampil di amfiteater.
-
Mengapa Olimpiade wanita diadakan? Karena tidak diikutsertakan dalam perlombaan ini, para perempuan Yunani kuno menggelar olimpiade sendiri, seperti tertulis dalam teks kuno Yunani.
Khelif mendapat kritik publik karena dianggap tidak layak mengikuti olimpiade tinju wanita karena memiliki kadar testosteron yang tinggi dari rata-rata wanita pada umumnya. Khelif bahkan dituding sebagai petinju transgender.
Komite Olimpiade Internasional memastikan bahwa petinju asal Algeria itu berhak menjadi peserta olimpiade karena dia terlahir sebagai perempuan.
Melansir AP, Khelif merupakan perempuan yang lahir pada tahun 1999, di wilayah barat laut Aljazair.
Ayahnya awalnya tidak setuju anak perempuan ikut serta dalam olahraga tinju, tetapi Khelif mengatakan bahwa ia meninggalkan sepak bola saat remaja untuk mengejar minat barunya, meskipun ia harus menempuh jarak 10 kilometer untuk pergi ke pusat kebugaran.
Khelif akhirnya menarik perhatian tim nasional Aljazair, dan memulai debutnya di turnamen besar pada tahun 2018 dengan kekalahan di babak pertama di kejuaraan dunia AIBA, sekarang Asosiasi Tinju Internasional. Ia kalah dalam lima dari enam pertandingan tingkat elit pertamanya. Tetapi ia terus menunjukkan performa yang baik.
Khelif adalah salah satu dari tiga petinju wanita pertama Aljazair yang dikirim ke Olimpiade Tokyo tiga tahun lalu. Ia memenangkan pertandingan pembukaannya tetapi kalah pada pertandingan kedua melawan peraih medali emas Kellie Harrington dari Irlandia.
Ia juga meningkatkan profilnya dengan tampil baik di dua kejuaraan dunia berikutnya, dan ia bahkan menjadi duta nasional UNICEF awal tahun ini.
Khelif mencapai final kejuaraan dunia 2023 sebelum ia tiba-tiba didiskualifikasi oleh IBA, yang menyebutkan kadar testosteron yang tinggi dalam tubuhnya. Keadaan diskualifikasi tersebut telah dianggap sangat tidak biasa sejak kejadian itu, dan Khelif menyebutnya sebagai "konspirasi besar" pada saat itu.
Sebelumnya, ia telah bertanding tanpa masalah dan didiskualifikasi oleh badan pengurus olahraga tersebut hanya setelah ia mengalahkan petinju Rusia Azalia Amineva di turnamen tahun 2023.
IBA dikendalikan oleh Umar Kremlev, yang merupakan warga Rusia dan menjadikan pemasok energi milik negara Gazprom sebagai sponsor utamanya dan memindahkan sebagian besar operasi badan pengurus tersebut ke Rusia.
Minggu ini, IOC menggambarkannya sebagai "keputusan tiba-tiba dan sewenang-wenang oleh IBA" di mana Khelif dan Lin Yu-ting dari Taiwan "tiba-tiba didiskualifikasi tanpa proses hukum apa pun." Lin diskors karena gagal memenuhi persyaratan kelayakan yang tidak ditentukan dalam uji biokimia.
Alasan di balik dua diskualifikasi tersebut sangat tidak jelas, seperti yang sering terjadi pada IBA. Badan yang mengatur tersebut hanya mengungkapkan sedikit tentang sifat pengujian tersebut, termasuk apa yang diuji dan siapa yang mengujinya. Kurangnya transparansi ini tidak dapat diterima dalam cabang olahraga Olimpiade utama, dan IBA telah dilarang mengikuti Olimpiade sejak 2019.
IOC mencatat pada hari Kamis bahwa dokumen milik asosiasi tinju itu sendiri menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat secara sepihak oleh sekretaris jenderal IBA.
Dokumen-dokumen itu juga menyebutkan bahwa IBA kemudian memutuskan dalam sebuah rapat bahwa mereka harus "menetapkan prosedur yang jelas mengenai pengujian gender" setelah sebelumnya telah mendiskualifikasi kedua petinju itu.