5 'Makhluk' yang suatu saat bisa gantikan manusia kuasai Bumi
5 'Makhluk' yang suatu saat bisa gantikan manusia kuasai Bumi. Majunya teknologi, membuat manusia yang makhluk biologis lama kelamaan akan kalah dengan teknologi yang berbasis elektronik. Biasa saja suatu saat manusia akan digantikan oleh binatang cerdas, kecerdasan buatan, infomorph, manusia transgenik, serta Cyborg.
Teknologi sudah jauh semakin maju, dan perkembangannya sangat-sangat cepat. Segala sesuatu yang jadi keresahan manusia, kini bisa diatasi oleh teknologi. Banyak kaum difabel yang bisa kembali berjalan dengan bantuan robot, bahkan kini sudah sangat mungkin untuk mengkoloni Mars sebagai tempat tinggal baru.
Namun manusia hanyalah manusia yang merupakan makhluk biologis. Manusia bisa terkikis secara fisik dan mental, dan suatu saat akan mati. Sedangkan teknologi akan tetap tumbuh. Hal ini membuat para ilmuwan memprediksi bahwa manusia tak akan jadi makhluk terakhir yang menghuni Bumi ini.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Spesies manusia yang punya intelejensia lebih dari makhluk lain saat ini, bukan tidak mungkin akan membuat spesies lain yang dalam jangka pendek bermanfaat, namun akan menguasai dunia dalam jangka waktu panjang.
Berikut 5 kemungkinan 'makhluk' yang suatu saat menggantikan manusia di Bumi.
Binatang dengan otak yang lebih maju
Gagasan untuk menumbuhkan spesies binatang untuk menjadi setara dengan intelejensia manusia sudah lama terjadi. Hal ini lebih lama lagi diimajinasikan dalam novel-novel fiksi ilmiah.
Banyak pencetus teori seperti George Dvorsky, yang menyatakan bahwa jika manusia sudah memiliki teknologi untuk menaikkan intelejensia makhluk non manusia, hal tersebut layak dilakukan. Ia berpikir bahwa monopoli manusia atas apa yang Tuhan berikan pada semua makhluk hidup tidaklah adil. Sudah sepantasnya secara moral, semua makhluk hidup harus merasakan nikmat yang sama untuk hidup di atas Bumi ini.
Namun yang tidak setuju akan hal ini juga tidak sedikit. Seorang ilmuwan bernama Alex Knapp berteori bahwa akan ada resiko yang besar jika kita ingin menaikkan intelejensia suatu spesies tertentu. Mulai dari uji coba yang tentu akan menyakiti mereka, 'kelainan' yang terjadi jika mereka jadi kegagalan uji coba, dan belum tentu berhasilnya manusia beradaptasi dengan perilaku mereka jika hal ini berhasil.
Meski demikian, hal ini bisa saja terjadi dan suatu saat kaum binatanglah yang akan menguasai dunia.
Kecerdasan buatan
Kini kecerdasan buatan sudah jadi topik yang sangat umum di sains. Gagasan untuk membuat sebuah mesin yang bisa mengerjakan tugas sebaik kecerdasan manusia, sudah merupakan hal yang diidamkan masyarakat modern.
Namun ternyata kecerdasan buatan memiliki beberapa tingkatan. Antara lain kecerdasan buatan yang kuat dan lemah. Kecerdasan buatan yang lemah terinspirasi dari otak manusia namun tidak mencari tujuan untuk menyamainya. Tipe kecerdasan ini secara statistik memiliki pendekatan untuk sekedar memudahkan kehidupan sehari-hari seperti memberi arah peta ketika tersesat dan mengalahkan manusia untuk main catur.
Berbeda dengan kecerdasan buatan yang kuat, yang memang didesain untuk menyamai kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan ini bisa mempelajari sebab-akibat, perencanaan, penerimaan informasi baru dalam bentuk belajar, melihat dan mencerna informasi, bahkan berbicara dalam sebuah bahasa dalam konteks. Sayangnya, progres dalam teknologi ini sangat cepat, dan jika sudah berhasil tentu akan membuat masyarakat kita dipenuhi dengan kecerdasan buatan serupa.
Banyak yang takut kejadian seperti di film "Terminator" di mana kecerdasan buatan akan menguasai manusia akan terjadi. Salah satu yang paling vokal adalah Elon Musk. Meski demikian, kajian keilmuan kita akan tumbuh seiring waktu dan tak mungkin hal semacam ini terjadi. Kecuali manusia punah dan kecerdasan buatan yang 'tak biasa mati' adalah satu-satunya yang akan menguasai Bumi ini.
Infomorph
Di tahun 1991 silam, seorang penulis buku bernama Charles Platt mengungkapkan sebuah gagasan untuk 'menyalin' pikiran manusia ke komputer, yang olehnya hal tersebut dinamakan 'infomorphs.' Di 1996, seorang teoritis kecerdasan buatan asal Rusia bernama Alexander Chrisenko meminjam nama tersebut untuk percobaan penelitiannya. Meski tak seberapa menghasilkan bentuk secara fisik, ia berteori bahwa jika hal ini terjadi, kecerdasan pikiran akan bisa meluas dengan mudah, tanpa butuh fisik berupa tubuh biologis. Jika hal ini berkembang, lama kelamaan manusia akan tertinggal dengan ini.
Hal ini dikarenakan dengan mengunggah pengalaman dan pemikiran manusia ke komputer, komputer akan memiliki 'backup' dari otak manusia. Hal ini merupakan transfer biologis ke elektronik yang tentu akan menghasilkan 'makhluk' yang lebih cerdas, tidak bisa sakit, mapan secara ekonomi karena mengerti caranya, serta lebih bahagia karena kesedihan bisa dihapus. Bahkan kematian pun tak akan pernah ada.
Manusia transgenik
Gagasan soal 'transgenik' sudah diaplikasikan ke binatang dengan menyuntikkan gen spesies lain ke dalam binatang tertentu. Teknologi ini sudah bisa menghasilkan tikus yang bisa menyala dalam gelap dengan mengambil gen ikan Glofish untuk disuntikkan ke tikus. Ilmuwan juga sedang mencoba untuk membangkitkan lagi binatang yang telah punah dengan cara ini.
Menurut wacana, hal ini akan diaplikasikan ke manusia agar manusia lahir tanpa memiliki kekurangan fisik dan mempunyai 'kelebihan' tambahan dari segi fisik.
Hal ini diprediksi akan membuat manusia jadi manusia yang 'super,' yang memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap suara atau gelombang tertentu, serta bisa memproduksi nutrisi makanan sendiri melalui fotosintesis. Serta bisa meningkatkan kemampuan otot dan kecerdasan tertentu dalam otak.
Namun untuk mencobanya merupakan hal yang mengerikan. Kita belum tahu resiko apa yang akan terjadi jika uji cobanya gagal. Namun jika berhasil, tentu manusia biasa tak akan sanggup beradaptasi dengan dunia baru yang dipenuhi oleh spesies transgenik ini.
Cyborg
Manusia kini sudah sangat ketergantungan dengan teknologi serta mesin. Diprediksi, hal ini akan makin parah seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang memicu akan lahirnya Cyborg, di mana tujuannya adalah untuk menyediakan manusia sebuah sistem untuk mengorganisir segala kebutuhannya, secara otomatis dan terkadan secara tak disadari manusia.
Awalnya 'penyatuan' manusia dengan robot hanya bertujuan untuk kaum difabel yang ingin merasakan apa yang dirasakan manusia biasa. Namun hal ini akan berkembang ke berbagai hal. Misalnya pemasangan kamera canggih di bola mata yang langsung menghubungkan teknologi dengan sistem saraf. Hal ini bahkan sudah merupakan teknologi yang sedang dikembangkan.
Menurur prediksi Professor Yuval Noah Harari dari Hebrew University di Yerusalem, manusia akan menjadi Cyborg yang sempurna dalam 200 tahun mendatang. Pasalnya manusia adalah makhluk yang butuh untuk 'mengupgrade' diri setiap saat. Hal ini pun telah diperjuangkan untuk para tentara yang butuh jantung yang lebih kuat, serta fisik secara general yang lebih kuat.
Â
(mdk/idc)