68 Website pemerintah Filipina kena retas, China jadi tersangka
Apakah hacker Filipina akan balik balas dendam?
Pada tanggal 12-13 Juli lalu, pemerintah Filipina melaporkan bila sekitar 68 website milik mereka terkena serangan peretasan massal. Menariknya, banyak pihak lantas menuding China di balik serangan siber. Apa yang sedang terjadi?
Hacker China menjadi tersangka karena di serangan itu memenangkan gugatan Filipina atas kasus pembangunan pulau baru di kawasan Laut Filipina Barat oleh China. Filipina beranggapan bila pembangunan China di kawasan itu bisa mengusik kedaulatan maritim negaranya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
Tidak lama setelah putusan dari Pengadilan Arbitrase Internasional yang berbasis di Den Haag Belanda diturunkan tanggal 12 Juli lalu, puluhan serangan DDoS dialami oleh berbagai website pemerintah Filipina. Serangan DDoS dialami oleh website besar atau kecil, mayoritas langsung down alias tidak bisa diakses.
Serangan DDoS yang berlanjut hingga tanggal 13 Juli ini menyerang website berbagai kementerian utama Filipina. Beberapa di antaranya adalah website Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, hingga website Bank Central Filipina.
Pemerintah Filipina sendiri pada akhirnya tidak bisa menemukan lokasi si hacker. Mereka berspekulasi bila hacker berasal dari China akibat waktu bertepatan dengan keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional yang merugikan China. Selain itu, beberapa situs yang di retas juga di-deface dan laman situsnya menampilkan pesan yang ditandatangani pemerintah China.
Baca juga:
Situs Polresta Yogya diretas, berisi pesan Joker musuh Batman
BBM Kabag Humas Pemkot Bogor dibajak, pelaku minta sejumlah uang
Bagaimana cara hacker Arab Saudi bajak akun Twitter CEO Google?
Ramadan, hacker muslim gencar serang website wanita panggilan
Hacker Google sumbangkan hadiah sayembara 'hacking' untuk amal
Ini 10 grup hacker paling kondang di awal tahun 2016