7 Bukti Ilmiah Kalau Perasaan Sedih Itu Baik!
7 Bukti Ilmiah Kalau Perasaan Sedih Itu Baik!
Kebahagiaan tentu membawa kebaikan. Berbagai hal yang telah terbukti sains sebagai efek dari bahagia adalah meningkatnya sistem kekebalan tubuh, mampu menahan rasa sakit, hingga lebih kebal stress.
Kesedihan sendiri seringkali dianggap tak ada gunanya. Namun ternyata berdasarkan deretan penelitian berbasis ilmu pengetahuan, banyak hal positif yang bisa kita dapat dari bersedih.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Jadi, perasaan sedih bahkan ternyata adalah hal yang baik. Mau tau alasannya? Berikut ulasannya melansir Listverse.
Lebih Baik Dalam Berkomunikasi
Sebuah riset yang diunggah di platform ResearchGate menyebut bahwa orang yang sedang bersedih memiliki kemampuan yang lebih persuasif dalam bercakap-cakap. Orang yang bersedih ini pun lebih baik dalam mempengaruhi pendapat orang lain.
Dalam penelitian tersebut, dikatakan bahwa perasaan sedih mengubah bagaimana seseorang memproses sesuatu. Hal ini membuat orang tersebut jadi lebih lugas dan jelas tentang pesan yang ingin dia sampaikan.
Memori yang Lebih Baik
Melansir sebuah penelitian yang dikutip LiveScience, orang yang sedih jauh lebih baik dalam mengingat wajah seseorang. Tak cuma itu, dalam uji memori secara general, seseorang yang sedih juga lebih baik dari orang biasa.
Uniknya, penelitian tersebut juga mengatakan bahwa perasaan sedih tak membawa ingatan yang lebih baik ini untuk hal-hal yang lebih meluas, seperti ingatan soal obyek tertentu atau pilihan kata. Hal ini makin memperlihatkan bahwa perasaan sedih membuat seseorang baik dalam memori detil seperti mengingat wajah.
Lebih Berempati
Penelitian membuktikan bahwa orang yang sedih bahkan depresi, adalah orang lang lebih bisa berempati. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The British Psychological Society, sebuah eksperimen dilakukan kepada mahasiswa dengan depresi ringan untuk menguji empati.
Anak-anak yang depresi ringan ini diperlihatkan deretan foto dan disuruh untuk mengidentifikasi emosi apa yang tergambar dari foto tersebut. Hasilnya, mereka jauh lebih baik soal empati dari orang biasa.
Para peneliti tidak berpikir bahwa kebahagiaan membuat seseorang lebih egois, namun depresi disebut muncul karena adanya sensitivitas berlebih terhadap emosi. Hal ini juga yang merujuk pada tingginya empati.
Berpikir Lebih Baik dan Kritis
Berdasarkan penelitian yang dikutip Medical Express, orang-orang dengan suasana hati yang buruk justru lebih baik dalam fokus, manajemen waktu, dan memprioritaskan tugas.
Namun penelitian tersebut menggarisbawahi bahwa hal ini hanya terjadi di sebagian orang yang memang lebih sensitif terhadap emosi negatif. Sebaliknya, jika seseorang tersebut orang yang tak kerap bersedih, sebuah kesedihan akan memperburuk kemampuan berpikir kritisnya.
Motivasi yang Lebih Tinggi
Sebuah penelitian yang dikutip oleh Science of People, menyebut bahwa kesedihan adalah alat motivasi yang cukup efektif. Hal ini dikarenakan orang yang sedih lebih terdorong untuk keluar dari situasi mereka, dan punya kemauan tinggi untuk berubah jadi lebih baik daripada orang lain.
Penelitian ini juga menyebut bahwa orang yang bahagia cenderung merasa nyaman dan kurang memiliki kecenderungan untuk mengubah hidupnya dan termotivasi.
Orang Sedih Mampu Membentuk Tim yang Baik
Sebuah penelitian yang dikutip oleh Science Direct menyebut bahwa seorang pemimpin yang sedih, tim yang ia bentuk akan jadi lebih kreatif. Selain soal kreativitas, pemimpin yang sedih mampu membuat tim yang lebih fokus dan baik dalam keputusan jangka panjang.
Perbedaannya dengan pemimpin yang bahagia, tim yang dibentuknya hanya akan baik dalam tugas analitis.
Tak Mudah Dibodohi
Karena internet, media sosial, WhatsApp Group, hingga berita palsu, masyarakat jadi orang yang mudah tertipu. Saat ini jadi lebih mudah untuk mengubah pendapat seseorang hanya dengan persebaran informasi palsu.
Sebuah penelitian yang dikutip Science Direct, orang yang sedih jauh lebih baik dalam mendeteksi informasi palsu. Hal ini dikarenakan mereka jadi lebih skeptis, sehingga jauh lebih baik dalam mendeteksi penipuan secara umum.
(mdk/idc)