7 Fakta mencengangkan tentang misi Apollo yang ditutup-tutupi NASA
8 Fakta mencengangkan tentang misi Apollo yang ditutup-tutupi NASA. Perjalanan ruang angkasa adalah hal yang berbahaya. Untuk menapakkan kaki di bulan, modal teknologi canggih saja sebenarnya tidak cukup. Motivasi dan keyakinan bahwa kejamnya luar angkasa tak membunuh kita adalah hal yang sebenarnya paling penting.
Perjalanan ruang angkasa adalah hal yang berbahaya. Untuk menapakkan kaki di bulan, modal teknologi canggih saja sebenarnya tidak cukup. Motivasi dan keyakinan bahwa kejamnya luar angkasa tak membunuh kita adalah hal yang sebenarnya paling penting. Oleh karena itu, kesempurnaan adalah kunci.
Meski demikian, tak ada yang sempurna di dunia ini. Tak terkecuali misi Apollo yang tersohor. Beberapa kecelakaan luar angkasa yang populer kita ketahui, seperti Apollo 13 dan juga Challenger, memberi gambaran betapa berbahayanya pergi ke luar angkasa.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Universitas terbaik apa yang menempati peringkat pertama di Indonesia versi AD Scientific Index 2024? Dalam daftar University Rankings 2024 AD Scientific Index yang mencakup 2.227 kampus, UGM, UTI (Universitas Teknokrat Indonesia), dan Undip berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai universitas terbaik di Indonesia.
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Namun itu hanya versi ekstrem saja. Ada beberapa yang terlihat sempurna di luar, akan tetapi ditutupi agar terlihat baik di masyarakat yang telah membayar pajak untuk misi tersebut.
Berikut Fakta mencengangkan tentang misi Apollo yang ditutup-tutupi NASA.
Majalah Playboy yang dibawa ke luar angkasa
Dua orang astronot bernama Alan Bean dan Pete Conrad hanya tinggal beberapa jam lagi menuju spacewalk keduanya di Bulan, pada misi Apollo 12. Namun ketika Bean memeriksa buku daftar kegiatannya, ia melihat sesuatu yang tidak ia perkirakan.
Di halaman yang ia buka, terdapat sebuah foto berupa wanita muda berporse 'topless'. Ada sebuah di gambar tersebut "Jangan lupa jelaskan tonjolannya." Setelah diselidiki. itu adalah cover majalah Playboy edisi Desember 1968.
Ternyata hal ini merupakan 'prank' yang dilakukan ke tiap astronot di misi tersebut, yang dilakukan oleh Dave Scott yang merupakan salah satu komandan bersama Ernie Reyes yang merupakan kepala penerbangan NASA. Masalah besarnya adalah setiap perkataan dari astronot akan terekam di pusat dan terbuka diakses masyarakat AS.
Tentu hal ini adalah hal yang akan memalukan jika diketahui masyarakat, terlebih lagi jika menuntut pertanggung jawaban atas bagaimana pemanfaatan pajak yang mereka bayarkan di dunia sains tersebut.
Prosedur buang air yang sulitkan astronot
Di Apollo, buang air kecil ternyata cukup sulit. Jika ingin buang air kecil, astronot diharuskan untuk menggunakan alat yang mirip kondom yang terhubung dengan selang. Setelah selesai pipis, ada sebuah katup yang harus dibuka, sehingga air seni tersebut terhisap ke ruang hampa udara. Sistem ini cukup berbahaya karena jauh dari kata aman dari bocor. Kebocoran minor pun sering terjadi.
Meski demikian, hal ini sangat jauh dari bagaimana kondisi astronot jika harus buang air besar. Untuk buang air besar, astronot harus menggunakan sebuah alat bernama 'kantong kotoran,' di mana secara harfiah kantong ini digunakan untuk menampung kotoran. Hal yang paling sulit adalah tidak adanya gravitasi, yang membuatnya sangat berbeda dengan buang air di Bumi. Hal ini membuat kegiatan buang air besar sangat 'menyedihkan' di luar angkasa.
Di sebuah kapal biasanya terdapat tiga orang astronot. Jika ada satu orang yang ingin buang air, dua orang lainnya harus mundur sejauh-jauhnya, meski lebar kapal tak sampai 4 meter. Menurut astronot, proses buang air ini memakan waktu hingga 45 menit.
Rakyat Amerika tak suka uang pajak dialokasikan untuk pergi ke Bulan
Dalam sebuah pidato ke Kongres tangga 25 Mei 1961, Presiden Kennedy mengumumkan bahwa perjalanan ke Bulan harus segera terjadi. "Saya yakin bangsa ini harus berkomitmen mencapai tujuan. Sebelum dekade ini berakhir, untuk mendaratkan seseorang di Bulan."
Sebenarnya hal tersebut secara tersirat berarti meminta persetujuan pada Kongres untuk mendanai misi tersebut.
Gallup mengadakan jajak pendapat tentang ide tersebut kepada rakyat Amerika Serikat, dan hasilnya 58 persen rakyat AS menentang hal tersebut. Isu yang didengungkan sepanjang tahun 60 an ini tak membuahkan hasil baik sebenarnya, di mana semua jajak pendapat menunjukkan hal negatif. Hanya ada satu jajak pendapat di bulan Juli 1969 yang dilakukan pihak swasta, menyebutkan bahwa 53 persen rakyat AS setuju akan misi tersebut. Margin yang sangat kecil untuk sebuah dukungan terhadap ilmu pengetahuan dan sains.
Insinyur mantan NAZI punya andil dalam mendaratnya manusia ke Bulan
Saturn V, nama roket yang digunakan pertama kali untuk melontarkan manusia pertama ke Bulan, adalah andil besar dari Wernher von Braun dan salah satu anak buahnya yakni Arthur Rudolph. Kebetulan, mereka berdua adalah yang membuat roket V2 untuk NAZI di Perang Dunia II. Keduanya menyerah pada AS dan akhirnya mengabdi pada AS dengan menjadi warga negara Negeri Paman Sam tersebut.
Tidak ada yang salah dengan kiprah keduanya di AS, bahkan von Braun cukup dikenal akan jasa-jasanya. Masalah justru menimpa Arthur Rudolph ketika hari-harinya mengabdi pada NAZI diungkit-ungkit. Dia dianggap bertanggung jawab atas kematian paling tidak 12.000 orang ketika membangun roket perang V2s, yang merupakan warga kamp konsentrasi.
Karena hal ini, di tahun 1984 Rudolph dipaksa keluar dari AS dan kewarganegaraan AS miliknya dicabut. Ia akhirnya menghabiskan sisa hidupnya di Jerman.
Permasalahan kesehatan di kapal
Dua orang astronot di misi Apollo 15 bernama Dave Scott dan Jim Irwin, sukses kembali ke Bumi selama misi. Namun mereka mengalami masalah kesehatan yang cukup fatal berupa penyimpangan kinerja jantung. Setelah diperiksa, dokter memvonis mereka berdua kekurangan kandungan potasium dalam menu makanan mereka selama di luar angkasa.
Pasca mengetahui hal ini, astronot di misi berikutnya dibekali oleh banyak sekali jus jeruk dengan tambahan potasium. Masalah jantung hilang, namun muncul masalah lainnya yang akhirnya diketahui secara tidak sengaja dari percakapan antar astronot yang didengar markas.
Diketahui karena konsumsi jus jeruk yang berlebih oleh astronot, mereka punya tendensi tinggi untuk selalu kentut. Perut mereka kembung setiap saat. Benar, kentut memang tak terlihat berbahaya. Namun di ruang angkasa, kentut yang mengandung gas metana yang mudah terbakar tentu sangat berbahaya bagi pesawat.
Pesawat ruang angkasa yang disambar petir
Pada 14 November 1969, awan menyelimuti Kennedy Space Center di Florida, dan semua orang berpikir akan ada badai terjadi. Saat itu, Apollo 12 dijadwalkan akan meluncur. Meski ada kendala cuaca, akhirnya diputuskan cuaca tak akan menghalangi peluncuran. Namun hanya 36 detik setelah peluncuran, sepertinya mereka menyesali keputusannya tersebut.
Sebuah petir menghujam bagian pesawat ruang angkasa, menyentak para astronot dan melumpuhkan sebagian besar peralatan elektronik di kapal tersebut. Tak hanya satu, petir kedua menghujam kapal dan membuat kondisi makin buruk. Para astronot menyadari bahwa mereka sudah lepas landas dari Bumi dengan mengendarai kapal lumpuh.
Mereka berkomunikasi dengan Kontrol Misi untuk mencari solusi, dan akhirnya dengan koordinasi antara kapal dan Pengontrol misi, tenaga dari pesawat tersebut bisa dipulihkan. Misi akhirnya berjalan tanpa hambatan.
Kebocoran gas Apollo-Soyuz
Pada tanggal 17 Juli 1975, pesawat ruang angkasa milik Rusia dan AS mengadakan pertemuan di stasiun internasional di mana keduanya berlabuh di sana. Kedua belah pihak bercengkerama dan mengadakan tur di pesawat masing-masing. Semua berjalan sesuai rencana, hingga Apollo kembali ke Bumi.
Sebuah komplikasi pada mesin pendorong dan sistem ventilasi menyebabkan gas nitrogen tetroxide beracun muncul di modul awak. Mereka tak bisa melakukan apapun akan hal tersebut. Salah satu astronot yakni Tom Stafford-lah yang berjuang untuk berbagi masker oksigen pada semua kru, meski pada akhirnya sudah banyak yang pingsan. Ketika sudah sampai di Bumi dengan selamat, para kru yang hampir mati lemas dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Rata-rata dari mereka mendapat perawatan selama dua minggu di rumah sakit.