7 Persepsi keliru tentang psikopat, tak melulu pembunuh berantai!
7 Persepsi keliru tentang psikopat, tak melulu pembunuh berantai!Selama bertahun-tahun, psikopat telah digambarkan secara luas dalam budaya pop. Orang-orang dengan sifat semacam ini menjadi berbagai karakter di buku, film, ataupun program televisi. Tentunya, kita jauh lebih sering melihat versi fiktif dari psikopat.
Selama bertahun-tahun, psikopat telah digambarkan secara luas dalam budaya pop. Orang-orang dengan sifat semacam ini menjadi berbagai karakter di buku, film, ataupun program televisi. Tentunya, kita jauh lebih sering melihat versi fiktif dari psikopat.
Penggambaran mereka, tentu sungguh seram. Media 'melukiskan' psikopat sebagai individu yang dingin, dengan kesemua hal yang dilakukan adalah hal jahat.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Namun, meski mereka memang berbeda dengan orang kebanyakan, namun mereka tak selalu berbuat jahat seperti yang ada di dalam film.
Berikut beberapa penjelasan sebenarnya tentang psikopat.
Psikopat tidak memiliki empati?
Persepsi umum tentang psikopat yang kita dapatkan dari budaya pop, mungkin hanyalah seorang pembunuh berdarah dingin. Tentu pembunuh berdarah dingin bisa kita anggap tak memiliki empati, karena mereka tidak merasa bersalah. Namun psikopat sedikit lebih dari itu.
Mereka bukannya tidak berempati, namun bisa beralih dari mampu berempati dengan baik atau dengan berdarah dingin tak memiliki empati. Peralihan ini ada di kepala mereka. Peralihan ini bisa terjadi dengan pilihan mereka, dan berbagai faktor eksternal.
Bagi sebagian besar masyarakat, empati adalah perasaan yang muncul secara alami. Namun psikopat bisa menjadikan perasaan empati yang mendalam sebagai keinginan yang bisa dilakukan kapan saja, dan tidak muncul secara alami.
Psikopat itu tidak memiliki gangguan jiwa?
Psikopat yang diperlihatkan oleh berbagai film atau televisi, biasanya adalah pembunuh atau mereka yang mampu melakukan kejahatan keji. Dengan penggambaran tersebut, kebanyakan dari kita menganggap psikopat adalah gangguan kejiwaan.
Namun menurut American Psychiatric Association, psikopatik adalah gangguan kepribadian, bukan kejiwaan. Hal ini berarti psikopat itu mirip orang yang anti-sosial ataupun narsistik, di mana itu adalah kepribadian mereka, bukan mental. Alih-alih, psikopat berada pada kontrol yang baik terhadap kondisi mentalnya. Bahkan, mereka juga disebut sebagai orang yang sebenarnya mengerti batasan antara baik dan buruk.
Kata "psikopat" terlalu sering dipakai
Serupa dengan apa yang kami bahas sebelumnya, kata psikopat terlalu banyak dipakai. Bahkan untuk mendeskripsikan pembunuh atau penjahat. Tapi ada kemungkinan bahwa sebenarnya mereka bukanlah psikopat.
Ada sebuah daftar yang bernama PCL-R, atau Psychopatic Checklist-Revised, yang merupakan alat penilaian psikologis yang paling umum digunakan untuk menilai seseorang memiliki sifat psikopatik atau tidak. Berbagai sifat ada dalam daftar ini, mulai dari pembohong patologis, sulit menerima tanggung jawab, tidak realistis, gaya hidup parasit, dan lain sebagainya.
Namun harus diakui bahwa berbagai pembunuh dan penjahat lain mungkin memang memiliki sifat yang ada di PCL-R, namun bukan berarti mereka psikopatik. Bahkan, tiap manusia pasti punya satu atau dua sifat yang masuk dalam daftar tersebut.
Jadi, tidak semua penjahat dan pembunuh adalah psikopat, dan bisa jadi ada orang di luar sana yang tidak memiliki rekam kejahatan apapun, tapi sifat mereka memadai untuk disebut psikopat.
Penjara diisi oleh sedikit psikopat
Dengan gambaran bahwa pembunuh akan masuk penjara, tentu bayangan kita terhadap penghuni penjara mengerikan seperti Guantanamo Bay atau Nusa Kambangan adalah psikopat. Namun hal ini salah besar.
Penghuni penjara sebagian besar memiliki permasalahan kepribadian, di mana kekerasan dan kejahatan bisa berakar dari hal tersebut. Namun bukan berarti hal tersebut merupakan sifat psikopatik, dan menjadikan ia psikopat.
Dalam jurnal penelitian yang dipublikasikan di NCBI, 75 persen penghuni penjara memiliki permasalahan kepribadian, di mana sisanya adalah orang yang tak bermasalah soal kepribadian. Dari 75 persen tersebut, hanya 16 persen yang memiliki sifat psikopatik.
Hal ini menegaskan poin sebelumnya di mana psikopatik dan kriminalitas tidak berbanding lurus, dan mungkin ada psikopat di sekitar Anda yang tidak melakukan kejahatan.
Mereka tidak memiliki emosi
Jika Anda berpikir kalau para psikopat itu dalam fase yang sangat emosi, hingga mereka pada akhirnya bisa menjadi psikopat berdarah dingin, itu merupakan asumsi yang salah. Sebaliknya, psikopat menjadi seperti itu karena tidak memiliki empati, dan juga emosi.
Perlu diketahui, emosi yang kita asumsikan biasanya itu merupakan emosi negatif. Sebenarnya emosi positif itu juga ada, seperti cinta. Dan seperti yang disampaikan sebelumnya, psikopat tak 'direngkuh' oleh emosi positif dan empati.
Meski demikian, dalam sebuah jurnal yang meneliti psikopat yang dipublikasikan di NCBI, para psikopat memang sulit merasakan emosi, namun mereka punya momen-momen tertentu yang dapat memicu munculnya getaran emosi dalam dirinya.
Psikopat juga bisa depresi
Dalam realitasnya, psikopat ternyata juga bisa merasa 'down.' Mereka memang tidak mengalami tingkatan emosi yang sama dengan orang kebanyakan, namun bahkan mereka bisa mengalami depresi.
Hal ini terjadi karena psikopat memiliki perasaan yang kuat untuk membuat segala sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika hal tersebut tidak berjalan, di saat itulah sifat psikopatik mereka akan terpicu. Jika tidak terlampiaskan, depresi dengan mudah akan menyerang mereka.
Uniknya, meski terdengar tak masuk akal, sifat psikopatik sangat umum untuk berubah jadi penyakit mental seperti depresi.
Dalam dunia medis, yang ada hanya anti-sosial
Frasa psikopat sering kita dengar di budaya pop. Namun di dunia medis, kata tersebut sulit didefinisikan, bahkan tidak jelas.
Dalam kamus penyakit mental dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, psikopat tidak akan ditemukan. Kondisi paling dekat dari psikopatik hanyalah anti-sosial.
Bisa disimpulkan bahwa sebenarnya psikopat bukanlah diagnosa yang valid secara medis. Jadi, sebenarnya para psikopat hanyalah versi buruk dari perilaku anti-sosial.
Â
(mdk/idc)