7 Proyek ilmiah yang ingin 'meniru' kuasa Tuhan
Di kepala para ilmuwan, ternyata banyak muncul ide-ide gila untuk memperbaiki berbagai kekurangan alamiah manusia.
Peradaban manusia kini sangat maju berkat adanya teknologi. Bermodalkan ilmu pengetahuan dan sains, Bumi ini jadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Teknologi pun semakin maju dan kualitas hidup manusia pun juga tak akan pernah selangkah mundur. Hal ini sedikit banyak mengubah manusia untuk berbuat lebih.
Di kepala para ilmuwan, ternyata banyak muncul ide-ide gila untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat pada manusia secara alamiah. Hal ini diharapkan menjadikan manusia jadi makhluk yang sangat sempurna, dan peradaban manusia berevolusi jadi kaum yang lebih baik lagi.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Universitas terbaik apa yang menempati peringkat pertama di Indonesia versi AD Scientific Index 2024? Dalam daftar University Rankings 2024 AD Scientific Index yang mencakup 2.227 kampus, UGM, UTI (Universitas Teknokrat Indonesia), dan Undip berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai universitas terbaik di Indonesia.
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Dengan diwujudkannya ide-ide tersebut, para ilmuwan sepertinya sudah mengabaikan entitasnya sebagai makhluk, dan ingin menjadi 'pencipta' juga. Berbagai proyek ilmiah pun akhirnya dilakukan dan secara resmi manusia juga ingin 'meniru' kuasa Tuhan.
Berikut beberapa proyek ilmiah tersebut.
Mengembalikan hewan yang sudah punah
Tingginya angka perburuan, seekor hewan langka yang bernama Pyrenean Ibex atau Bucardo, yang merupakan kambing liar yang hidup di pegunungan Pyrenees di perbatasan Spanyol dan Perancis. Namun sesaat ketika seekor Bucardo betina terakhir meninggal, para ilmuwan berhasil mengambil sel kambing tersebut.
Beberapa tahun setelah binatang tersebut dinyatakan punah, sekelompok ilmuwan yang terdiri dari ilmuwan Perancis dan Spanyol, memulai proyek ilmiah kontroversial yang serupa dengan film "Jurassic Park," di mana para ilmuwan ingin menghidupkan lagi Bucardo.
Percobaan ini berhasil, sayangnya Bucardo tersebut tidak hidup lama. Ia meninggal hanya 10 menit pasca induk pengganti melahirkannya.
Menghidupkan kembali spesies yang telah punah atau de-extinction, sejauh ini belum pernah berhasil. Bahkan de-extinction yang dilakukan pada Bucardo ini disebut-sebut oleh para ilmuwan sebagai percobaan yang masih "kasar," dengan teknologi seadanya. Para ilmuwan tetap berharap bisa melakukan de-extinction ini jika teknologi sudah makin canggih.
Membuat sperma buatan
Kemandulan adalah isu sensitif yang dialami masyarakat secara global. Meski hal ini tidak pandang gender, biasanya kaum pria-lah yang seringkali terkena masalah ini. Kemandulan pada pria terjadi ketika sel-sel germinal pada testis tidak dapat melakukan pembelahan sel yang disebut meiosis. Ketika meiosis tidak terjadi, sel-sel germinal tidak bisa bertransformasi menjadi sperma yang fungsional.
Meski demikian, terdapat harapan bagi pria yang tidak subur. Para ilmuwan di China berhasil mengembangkan sperma buatan di laboratorium. Mereka mengambil ekstrak dari sel induk embryonic dari tikus dan memunculkannya dengan beberapa bahan kimia. Hasilnya, mereka mendapatkan sel germinal primordial, yang bisa berubah menjadi hormon seks dan sel di testis. Sperma yang dihasilkan dari penelitian ini disuntikkan ke tikus betina dan berhasil hamil dan melahirkan bayi tikus yang sehat.
Berangkat dari keberhasilan ini, para ilmuwan ingin mengadakan penelitian serupa untuk kaum primata. Jika hasilnya positif, percobaan pada manusia akan dijalankan. Tentu hal ini kontroversial, namun jika berhasil, hal ini akan jadi salah satu opsi dari permasalahan infertilitas.
Hybrid antara manusia dan hewan
Tak bisa dipungkiri lagi, donor organ adalah hal yang sangat sulit tersedia namun punya urgensi yang sangat tinggi. Dalam sebuah data, di Amerika Serikat saja ada 22 orang meninggal tiap harinya hanya karena menunggu transplantasi organ.
Berangkat dari keresahan ini, beberapa ilmuwan punya ide inovatif namun gila yakni dengan 'menumbuhkan' organ manusia di dalam tubuh hewan. Dikenal dengan istilah 'Chimera,' gabungan antara DNA manusia dan hewan ini sebetulnya sekedar terinspirasi dari monster di kisah Mitologi Yunani yang berupa gabungan antara ular, singa, dan kambing.
Hal ini dilakukan dengan cara yang tidak terlalu berlarut-larut. Ilmuwan hanya membuang DNA dari binatang yang akan diganti dengan organ manusia. DNA ini bisa apapun, seperti DNA yang akan menumbuhkan pankreas, atau yang lainnya. Setelah itu, ilmuwan akan menyuntikkan sel induk ke embrio binatang tersebut. Jika sudah di dalam embrio, sel induk akan bertugas mengembangkan DNA yang hilang dari tubuh embrio tersebut. Hal ini mungkin terjadi, karena embrio tak memiliki sistem imun, sehingga penyuntikan sel induk tidak bisa ditolak.
Membangkitkan manusia yang telah mati
Membangkitkan orang yang meninggal adalah hal yang hanya muncul dari cerita-cerita agama ataupun cerita mistis. Namun sekelompok ilmuwan membuktikan bahwa hal ini ternyata bisa dilakukan melalui sains.
BioQuark, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat mencoba melakukan hal mustahil tersebut. Bahkan perusahaan tersebut mendapat restu dari US Institutional Board Review untuk memulai proyek kontroversial dan ambisius tersebut. Proyek yang diberi judul "ReAnima" ini berambisi untuk menghidupkan 20 orang meninggal asal India yang sudah diputuskan secara legal dan klinis telah meninggal.
Perlu diketahui bahwa Bio Quark hanya bereksperimen pada orang yang mati otak. Secara medis seseorang yang mengalami mati otak sebenarnya sudah meninggal karena ia sudah kehilangan semua fungsi otaknya. Meski demikian, seseorang yang mati otak masih bisa tetap hidup menggunakan peralatan life support di rumah sakit canggih.
Dalam tujuannya untuk menghidupkan otak yang telah mati, BioQuark berencana untuk menggunakan beberapa teknik, seperti penyuntikan peptida, sel induk, dan perangsang saraf yang dapat memicu sistem saraf dan beberapa bagian tertentu di otak bisa tumbuh dan sembuh dengan sendirinya. Hal ini biasanya dilakukan secara alami oleh ikan dan amfibi.
Memperbaiki gen manusia
Dunia sains sudah menemukan bahwa perbaikan gen bisa dilakukan pada binatang serta tumbuhan. Namun saat ini para ilmuwan sedang menjadikan manusia sebagai tujuan selanjutnya. Harapan ini muncul ketika seorang peneliti dari Francis Crick Institute London bernama Kathy Niakan, mendapat izin untuk 'mengedit' embrio manusia untuk sebuah kajian ilmiah. Izin ini diberikan oleh sebuah badan bernama Human Fertilization and Embryology Authority di Inggris.
Teknologi yang akan diusung oleh sang peneliti dan komplotannya adalah sebuah teknologi bernama CRISPR, yang membuat ilmuwan mampu mengidentifikasi gen tertentu, mengambilnya, dan 'mengedit' kode DNA di dalamnya.
CRISPR bukanlah teknologi baru. Sebelumnya teknologi ini berhasil memperbaiki gen dari anjing untuk membuatnya lebih besar, dan untuk babi agar badannya jadi lebih kecil.
Meski kontroversial dan melawan kehendak Tuhan, sebenarnya teknologi ini punya tujuan yang mulia. Tujuan utamanya adalah untuk mengeliminasi beberapa penyakit seperti kanker, memperkecil resiko keguguran, dan meningkatkan rasio kesuburan. Satu-satunya resiko dari hal ini adalah resiko kesalahan yang akan ditanggung si pasien dan keturunan-keturunannya.
Menciptakan organisme baru dengan DNA buatan
Meski kehidupan manusia di Bumi ini sangat beragam, ternyata semua kehidupan ini hanya berbasis dari dua pasang DNA, yakni C-G dan A-T. Para ilmuwan ternyata ingin membuat gebrakan dalam dunia sains, yakni ingin membuat organisme yang berbasis dari dua pasang DNA tersebut, ditambah dengan satu pasang DNA buatan.
Organisme ini dikembangkan dari bakteri E.Coli, dan disebut-sebut sebagai makhluk alien buatan manusia. Disebut demikian karena ia adalah organisme hidup yang punya DNA yang sama sekali tak sama dengan makhluk hidup lain yang ada di Bumi.
Hal ini sedikit banyak membantah teori lawas di mana kehidupan hanya akan bertahan dengan DNA struktur yang ada sekarang. Hal ini membuktikan bahwa tak ada makhluk lain selain manusia. Hal ini juga mengimplikasikan bahwa kehidupan di planet lain mungkin ada, namun berkembang dari struktur DNA yang berbeda dan tentu berkembang dengan bentuk berbeda pula.
Tentu, ilmuwan tak ingin membuat makhluk baru untuk bersosialisasi di dunia. Ilmuwan bertujuan mengembangkan organisme ini untuk obat-obatan dan nanoteknologi.
Menciptakan kehidupan buatan
Setelah 15 tahun, seorang pionir dalam bidang genetik, Dr. Craig Venter, akhirnya menggapai mimpinya untuk menciptakan kehidupan buatan. Proyek kontroversial ini dipublikasikan di sebuah jurnal di 2010 silam, dan ia merinci secara detil bagaimana ia dan timnya mengembangkan sebuah kehidupan baru yang diciptakan dari campuran berbagai senyawa kimia.
Prosesnya dimulai dari sang ilmuwan yang merangkai kode genetik dari Mycoplasma genitalium, yang merupakan bakteri terkecil di dunia, dan menyimpannya di komputer. Setelah itu, ia menggunakan data  tersebut untuk secara 'artifisial' mereproduksi DNA tersebut di laboratorium.
Setelah DNA tersebut berkembang, mereka mengambil DNA original dan menggantinya dengan yang artifisial. Hasilnya mengejutkan, karena sel sintetis tersebut mampu berkembang. Para ilmuwan akhirnya mempertimbangkan hal ini sebagai 'membuat kehidupan baru.'
Tujuan hal ini sama sekali bukan untuk menciptakan monster yang akan menguasai dunia, namun justru tujuan mulia lah yang akan dicapai. Mulai dari menciptakan organisme yang bisa mengurangi polusi, mengurai sampah menjadi bahan bakar, dan menjadi vaksin untuk penyakit yang berbahaya.
Â
(mdk/idc)