Aksara Kawi Masuk Unicode, PANDI: Digitalisasi Aksara Nusantara Semakin Banyak
Pengajuan aksara Kawi ke Unicode untuk digitisasi aksara ke dalam bentuk digital menemukan titik terang. Pada akhir September lalu, proposal aksara Kawi yang diajukan pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansyah, diterima secara resmi oleh Unicode.
Pengajuan aksara Kawi ke Unicode untuk digitisasi aksara ke dalam bentuk digital menemukan titik terang. Karena Unicode menerima secara resmi proposal aksara Kawi yang diajukan oleh pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansyah, akhir bulan lalu.
Jadi tinggal selangkah lagi aksara Kawi tersedia di rilis terbaru Unicode.
-
Bagaimana PANDI ingin memperkuat identitas digital Indonesia? Oleh karenanya, PANDI juga tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait.
-
Bagaimana Polri meningkatkan digitalisasi informasi? Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Kenapa PANDI Meeting 2024 mengusung tema "Indonesia Berdaulat Digital"? PANDI sebagai Registri Nama Domain .id sangat memiliki perhatian terhadap upaya mewujudkan kedaulatan Indonesia, misalnya dalam konteks penatakelolaan .id sebagai demarkasi wilayah Indonesia di internet.
-
Apa modus penipuan digital yang sering dialami warga di Sanden Bantul? Korban Diminta Transfer Sejumlah Uang untuk Tebus Hadiah Ditemui Merdeka, Rabu (20/3) lalu, Supri membeberkan bahwa penipuan digital marak terjadi dan rentan dialami masyarakat pedesaan. Biasanya para pelaku menyampaikan bahwa korban baru saja memenangkan hadiah senilai jutaan rupiah.Namun syaratnya, korban diharuskan mentransfer sejumlah uang sebagai langkah pencairan sebelum uang dikirimkan ke rekening.
-
Bagaimana PLN melakukan transformasi digital? “PLN menata proses bisnis lewat digitalisasi dari yang semula berserak, terfragmentasi, menjadi terkonsolidasi dan terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi," ucap Darmawan.
-
Siapa yang mengungkapkan modus penipuan digital di Sanden Bantul? Agen milik Supri ini mengungkap kasus penipuan digital. Berikut cirinya Agen Brilink hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai kepanjangan tangan dari Bank BRI. Perannya amat besar dalam meudahkan transaksi keuangan warga, tanpa harus jauh-jauh datang ke bank.
Sebagai informasi, Unicode adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten. Berkaitan dengan aksara, nantinya seluruh aksara nusantara bisa diakses di perangkat pintar, seperti smartphone dan komputer/laptop seperti aksara latin.
Menurut Aditya Bayu Perdana, setelah dokumen lengkap proposal Kawi diterima oleh Unicode, maka tinggal menunggu disahkan. Jika tidak ada halangan, maka tidak lama lagi code point aksara Kawi akan bisa digunakan pada platform digital di seluruh dunia.
“Semoga Unicode mengetuk palu untuk mengesahkan aksara Kawi. Kita tunggu saja rilis Unicode terbaru berikutnya,” kata Adit optimistis dalam keterangan resminya, Senin (12/10).
Upaya pengajuan aksara Kawi ke Unicode merupakan bentuk dukungan Adit dan Ilham pada Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) yang memiliki program bertajuk Merajut Nusantara, dengan melakukan digitalisasi aksara-aksara daerah.
Chika Hayuningtyas, staf pelaksana PANDI pada kegiatan digitalisasi aksara nusantara, menyambut baik apa yang dilakukan oleh Adit dan Ilham.
"Kami sangat menghargai upaya komunitas yang mendukung kegiatan digitalisasi aksara yg digagas oleh PANDI. Sebagai salah satu bentuk komitmennya adalah sejak Oktober tahun ini, PANDI terdaftar sebagai salah satu anggota Unicode, agar bisa lebih mudah memfasilitasi komunitas pegiat aksara di Indonesia yang ingin menjalin komunikasi dengan Unicode kelak," ujar Chika.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai aksara nusantara, bisa menghubungi Chika di 0814 1323 8094 atau lewat email di chika@pandi.id.
Cerita Aksara Kawi ke Unicode
©2020 Merdeka.com
Ilham Nurwansyah, mewakili tim penyusun proposal Kawi, mengatakan pengajuan proposal aksara Kawi dilakukan sebagai salah satu upaya mendigitisasikan aksara daerah di Indonesia.
“Masih banyak aksara daerah Indonesia yang belum terdaftar di Unicode, maka kami akan terus berupaya mendorong aksara-aksara daerah itu agar bisa terdaftar di Unicode. Kemarin kami mengajukan aksara Kawi, untuk aksara lainnya menyusul setelahnya,” ujarnya.
Menurut staf Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia (DREAMSEA) PPIM UIN Jakarta ini, dalam pengajuan aksara ke Unicode diperlukan pemahaman dalam hal spesifikasi teknis aksara. Selain kemampuan membaca dan menulis, juga harus memiliki kemampuan memahami spesifikasi teknis aksara yang akan diajukan untuk platform digital.
"Ssehingga memerlukan waktu cukup lama untuk menyusun sebuah proposal. Belum lagi, harus mengikuti uji kelayakan proposal yang diajukan di hadapan tim Unicode secara langsung,” ujarnya. .
Di sisi lain, Adit mengungkapkan proposal preliminary (pendahuluan) pernah diajukan pada 2012 oleh seorang penulis asing. Namun, belum ada yang melanjutkan hingga kini sehingga yang dilakukan saat ini melanjutkan dari yang dikerjakan sebelumnya. Dalam penyusunan proposal aksara Kawi, Adit mengaku mengalami beberapa kendala cukup berarti bagi tim.
“Setiap huruf dan simbol individu dalam aksara perlu diberi contoh dan diberi asal-usul, ini gambar aksara dapat dari prasasti mana, sekarang disimpan di mana, dan lainnya. Salah satu yang membuat aksara Kawi sulit adalah masa penggunaannya yang panjang,” ungkapnya.
Selama 800 tahun pemakaian, aksara Kawi memiliki berbagai macam variasi langgam dan ortografi. Varian yang banyak ini perlu dijabarkan dalam proposal, ditambah pula kesulitan mendapat referensinya yang sering kali tersebar. Sehingga perlu mengumpulkan potongan-potongan informasi dari berbagai sumber agar dokumentasi Kawi yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusunan proposal aksara Kawi yang lebih lengkap untuk Unicode mulai dilakukan Adit dan Ilham sejak Juli 2020. Prosesnya melalui dua kali 'persidangan', yaitu pada pertengahan Agustus dan September tahun ini.
“Pembahasan teknis proposal dilakukan secara langsung dan terbatas bersama tim kecil Unicode melalui konferensi video. Dua kali kami harus disidang jam 5 pagi, menyesuaikan dengan jadwal meeting Unicode, yang para panelisnya tersebar di berbagai negara,” tambah Ilham.