Aplikasi TikTok Diblokir di Amerika Serikat, Apa yang Menjadi Penyebabnya?
TikTok berisiko diblokir di Amerika Serikat akibat masalah keamanan serta potensi eksploitasi anak. Berikut adalah penyebab dan dampak yang mungkin terjadi.
TikTok, yang merupakan salah satu platform media sosial terpopuler dan dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok, ByteDance, kini menghadapi risiko pemblokiran di Amerika Serikat yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai keamanan data pengguna serta kemungkinan penyalahgunaan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat menganggap bahwa TikTok berpotensi mengancam keamanan nasional karena ada dugaan bahwa data pengguna dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok untuk kepentingan pengawasan atau manipulasi politik. Selain itu, terdapat juga tuduhan yang serius terkait eksploitasi anak di bawah umur melalui fitur TikTok Live, yang telah memicu tindakan hukum dari beberapa negara bagian.
Kontroversi ini menimbulkan perdebatan yang sengit antara kebebasan digital dan upaya perlindungan terhadap keamanan nasional. Berikut fakta-faktanya, dirangkum Merdeka.com, Rabu (8/1).
Ancaman Keamanan Nasional
Menurut laporan dari ANTARA, salah satu faktor utama yang mendorong rencana pemblokiran TikTok di Amerika Serikat adalah kekhawatiran mengenai keamanan data pengguna yang dianggap mudah diakses oleh pemerintah Tiongkok. TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance yang berpusat di Tiongkok, memunculkan kekhawatiran terkait dengan undang-undang di Tiongkok yang mewajibkan perusahaan-perusahaan lokal untuk menyerahkan data kepada pemerintah jika diminta.
Pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa data pengguna TikTok, seperti lokasi, aktivitas daring, dan informasi pribadi lainnya, berpotensi digunakan untuk keperluan pengawasan atau manipulasi politik. Tuduhan ini mendorong Kongres AS untuk meloloskan undang-undang yang mengharuskan ByteDance untuk menjual aset TikTok di Amerika sebelum Januari 2025 guna mencegah pemblokiran.
ByteDance membantah semua tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa data pengguna di AS disimpan di server lokal yang diawasi secara ketat, meskipun pemerintah AS tetap skeptis terhadap langkah-langkah keamanan yang diambil dan memilih untuk melakukan tindakan pencegahan lebih lanjut.
Tuduhan Eksploitasi Anak dan Pelanggaran Etika
TikTok kini tengah menghadapi tuduhan serius terkait eksploitasi anak di bawah umur melalui fitur TikTok Live. Dalam sebuah gugatan yang diajukan oleh negara bagian Utah, platform ini dituduh membiarkan anak-anak melakukan siaran langsung yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan predator seksual.
Investigasi internal TikTok yang dikenal dengan nama Project Meramec mengungkapkan bahwa ratusan ribu anak berusia 13 hingga 15 tahun menggunakan fitur Live, meskipun mereka seharusnya tidak memenuhi batas usia minimum yang ditetapkan. Kasus ini semakin memanas ketika laporan menyebutkan bahwa anak-anak didorong untuk melakukan tindakan yang tidak pantas demi mendapatkan hadiah virtual.
Lebih jauh lagi, laporan lain mengungkapkan bahwa fitur Live juga disalahgunakan oleh jaringan kriminal untuk kegiatan ilegal seperti pencucian uang, penjualan narkoba, dan bahkan pendanaan aktivitas terorisme. Hal ini menambah tekanan pada TikTok untuk memperbaiki sistem pengawasan dan meningkatkan kebijakan keamanan di platformnya.
Dukungan Orang Tua terhadap Pemblokiran TikTok
Menurut survei yang dilakukan oleh Security.org, sebanyak 50% orang tua di Amerika Serikat mendukung pemblokiran TikTok demi melindungi anak-anak mereka dari konten yang berbahaya serta potensi risiko yang ada di dunia maya. Mereka menganggap bahwa aplikasi tersebut dapat menyebabkan kecanduan media sosial dan perilaku yang tidak pantas.
Selain itu, banyak orang tua yang menginginkan adanya regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan media sosial oleh anak-anak di bawah umur, termasuk penerapan fitur verifikasi usia dan izin dari orang tua sebelum anak-anak membuat akun.
Meskipun demikian, hanya 30% responden yang setuju dengan larangan total untuk semua kelompok usia. Perdebatan mengenai isu ini mencerminkan dilema antara menjaga keamanan anak-anak dan melindungi kebebasan berekspresi di dunia digital. Hal ini terus memicu polemik di kalangan masyarakat dan pemerintah, menunjukkan betapa kompleksnya masalah ini.
Respons ByteDance dan Upaya Hukum TikTok
ByteDance, yang merupakan pemilik TikTok, telah mengambil tindakan hukum untuk menantang keputusan pemerintah Amerika Serikat yang dianggap melanggar hak kebebasan berbicara yang diatur dalam Konstitusi. Perusahaan ini juga menekankan bahwa data pengguna dari AS disimpan secara terpisah di server lokal dan berada di bawah pengawasan yang ketat.
Dalam usaha untuk mempertahankan keberadaannya di AS, ByteDance mengajukan banding agar pelaksanaan larangan dapat ditunda dan mencari solusi hukum yang memungkinkan aplikasi tetap beroperasi sambil meningkatkan perlindungan privasi bagi penggunanya.
TikTok juga berupaya untuk memperbaiki citranya dengan cara meningkatkan sistem keamanan platform, termasuk melakukan penyaringan konten dan pengawasan terhadap fitur interaktif untuk melindungi pengguna muda dari potensi eksploitasi.
Dampak Pemblokiran terhadap Pengguna dan Industri Digital
Rencana pemblokiran TikTok di Amerika Serikat diprediksi akan memberikan dampak signifikan bagi para pengguna, terutama bagi para kreator konten yang menjadikan platform ini sebagai sumber utama penghasilan mereka. TikTok telah menjadi sarana yang mendukung ekonomi kreator dengan memberikan peluang monetisasi melalui kemitraan dan iklan.
Namun, langkah pemblokiran ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa tindakan serupa mungkin akan diterapkan pada platform digital lainnya, yang dapat menciptakan preseden yang berpotensi membatasi kebebasan digital serta inovasi teknologi di masa mendatang.
Dalam konteks industri teknologi, larangan terhadap TikTok bisa memperkuat persaingan di antara berbagai platform dan membuka peluang bagi aplikasi media sosial baru yang lebih menekankan pada keamanan data dan transparansi operasional.
Juru bicara TikTok menyatakan, "Kami berharap Senat akan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, mendengarkan konstituen mereka, dan menyadari dampaknya terhadap ekonomi, 7 juta pelaku bisnis kecil dan 170 juta rakyat Amerika yang menggunakan layanan kami," beberapa waktu lalu.
Mengapa TikTok dilarang di AS?
TikTok telah dilarang akibat kekhawatiran mengenai keamanan data pengguna serta potensi eksploitasi anak yang dapat terjadi melalui fitur interaktif yang disediakan.
Kapan TikTok akan diblokir di AS?
TikTok menghadapi kemungkinan pemblokiran yang akan berlaku mulai 19 Januari 2025.
Apakah TikTok berbahaya bagi anak-anak?
TikTok mendapatkan sorotan negatif akibat potensi eksploitasi anak-anak serta minimnya pengawasan pada fitur-fitur interaktif yang ada.
Bagaimana ByteDance merespons larangan ini?
ByteDance mengambil langkah hukum untuk menolak larangan tersebut dan berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan privasi bagi para penggunanya.
Apakah TikTok akan kembali diizinkan di AS?
TikTok akan terus beroperasi asalkan ByteDance memenuhi ketentuan penjualan aset sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan.