Sederet Negara Ini Pilih Blokir Aplikasi TikTok, Berikut Alasannya
Jumlah negara yang melarang TikTok semakin meningkat, dengan alasan yang bervariasi, mulai dari masalah keamanan siber hingga pengaruh sosial yang ditimbulkan.
Media sosial TikTok kini semakin menjadi sorotan di berbagai belahan dunia. Beberapa negara telah mengambil langkah untuk memblokir aplikasi ini dengan alasan terkait keamanan data, ancaman siber, serta dampak sosial yang dianggap merugikan. Fenomena ini memunculkan perdebatan global mengenai pengaruh teknologi terhadap privasi individu dan kesejahteraan masyarakat.
Seperti yang dirangkum oleh Merdeka.com dari berbagai sumber, tindakan pemblokiran ini tidak hanya dilakukan oleh negara-negara yang memiliki regulasi ketat, tetapi juga oleh negara-negara yang menganut sistem demokrasi. Mereka merasa khawatir akan kemungkinan penyalahgunaan data pribadi dan dampak TikTok terhadap perilaku penggunanya, khususnya anak-anak dan remaja.
-
Kenapa Amerika Serikat ingin melarang TikTok? Pemerintahan Trump bahkan menyatakan bahwa TikTok berpotensi menjadi sarana bagi pemerintah Tiongkok untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.
-
Mengapa TikTok blokir permanen akun? Selain itu, pihak TikTok juga menegaskan bahwa setiap pelanggaran yang punya potensi membahayakan kesejahteraan anak, seperti misalnya menggunakan anak untuk berjualan dan yang lain sebagainya, akan ditindak tegas.'Kalau misalnya ada konten yang bisa mengancam kesejahteraan anak, itu akun bisa kena blokir permanen.
-
Bagaimana TikTok bisa dilarang di AS? Jika tidak, aplikasi TikTok akan menghadapi kemungkinan sanksi berupa larangan beroperasi di wilayah Amerika Serikat.
-
Siapa yang menolak permohonan TikTok? Menurut laporan dari Engadget pada Senin (9/12), tiga orang hakim telah menolak permohonan dari ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk membatalkan peraturan yang dapat mengakibatkan larangan operasional TikTok di Amerika Serikat.
-
Kenapa Trump ingin larang TikTok? Dengan kata lain, mereka memiliki hak untuk melarangnya jika Anda bisa membuktikan bahwa perusahaan China memilikinya.
-
Kenapa Menko Luhut melarang Tiktok jualan? Sehingga, ia mewanti-wanti TikTok untuk membangun perusahaan e-commerce sendiri yang terpisah dengan platform media sosial miliknya. 'Kita pisahkan kemarin, jadi jangan dagang di media sosial. Itu aja, enggak ada yang lain-lain,' tekan Luhut.
Kebijakan pemblokiran ini telah memicu beragam reaksi dari masyarakat, perusahaan, hingga komunitas internasional. TikTok, yang merupakan aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok, ByteDance, kini menghadapi tantangan untuk memperbaiki citranya.
Perusahaan tersebut telah melakukan investasi yang signifikan dalam hal perlindungan data dan upaya transparansi. Namun, bagi banyak negara, isu mengenai pengumpulan data dan potensi propaganda asing tetap menjadi masalah yang sangat penting.
Albania, Amerika Serikat, India, Afganistan, dan Pakistan
1. Albania: Upaya Perlindungan Anak dan Remaja dari Konten Berbahaya Albania telah memutuskan untuk menangguhkan akses TikTok selama satu tahun, dimulai pada tahun 2025. Keputusan ini diambil setelah terjadinya insiden kekerasan yang melibatkan remaja, yang diduga dipicu oleh konten yang ada di media sosial.
Perdana Menteri Edi Rama menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi generasi muda dari pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh TikTok.
"TikTok akan diblokir selama satu tahun penuh, mulai tahun depan," ungkap Rama, seperti yang dilansir oleh Reuters.
Selain itu, pemerintah juga akan meluncurkan program pendidikan digital untuk membantu orang tua dalam memantau aktivitas online anak-anak mereka.
2. Amerika Serikat: Isu Keamanan Siber dan Privasi Data
Di Amerika Serikat, penggunaan TikTok di perangkat pemerintah federal telah diblokir dengan alasan keamanan siber. Terdapat kekhawatiran bahwa TikTok dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Tiongkok untuk melakukan pengawasan terhadap warga AS.
CEO TikTok, Shou Zi Chew, telah membantah semua tuduhan tersebut dan menekankan bahwa perusahaan telah menginvestasikan miliaran dolar untuk melindungi data pengguna. Meskipun demikian, kekhawatiran mengenai potensi spionase tetap berlanjut di kalangan masyarakat.
3. India: Ketegangan Politik dan Keamanan Nasional
India secara permanen melarang TikTok pada tahun 2021 setelah terjadinya ketegangan militer dengan Tiongkok di wilayah perbatasan Himalaya. Pemerintah India menilai bahwa TikTok dapat merugikan kedaulatan serta keamanan nasional. Selain itu, platform ini dianggap mempromosikan konten yang tidak sejalan dengan norma-norma sosial yang berlaku di India.
4. Afghanistan: Penolakan terhadap Konten yang Tidak Sesuai dengan Nilai Islam
Sejak tahun 2022, Taliban di Afghanistan telah melarang TikTok karena menganggap bahwa platform ini dapat menyesatkan generasi muda dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Pelarangan ini bertujuan untuk menjaga moralitas serta nilai-nilai tradisional yang ada di masyarakat Afghanistan.
5. Pakistan: Larangan Terhadap Konten yang Tidak Bermoral
Sejak tahun 2020, Pakistan telah melarang TikTok karena kekhawatiran terhadap konten vulgar dan tidak bermoral yang beredar di platform tersebut. Pemerintah Pakistan menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk melindungi budaya dan nilai-nilai agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Australia, Kanada, Inggris, dan Uni Eropa
6. Australia: Kekhawatiran Spionase dan Keamanan Data
Australia mengambil langkah untuk melarang penggunaan TikTok pada perangkat pemerintah di tahun 2023. Keputusan ini diambil karena adanya kekhawatiran bahwa aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Tiongkok untuk mengumpulkan data sensitif.
Tindakan ini merupakan langkah pencegahan yang bertujuan untuk melindungi keamanan siber negara.
7. Kanada: Privasi dan Perlindungan Data Pengguna
Sejak tahun 2023, Kanada juga melarang TikTok pada semua perangkat yang dimiliki oleh pemerintah. Keputusan ini diambil setelah dilakukan analisis keamanan yang menunjukkan adanya risiko yang berpotensi mengancam privasi pengguna.
Dalam hal ini, pemerintah mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati saat menggunakan aplikasi tersebut.
8. Inggris: Perlindungan Data Pemerintah
Di Inggris, pemerintah memutuskan untuk melarang penggunaan TikTok di perangkat kerja para pejabat. Langkah ini diambil demi mencegah terjadinya kebocoran informasi yang sensitif.
Keputusan ini muncul setelah Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris mengidentifikasi adanya risiko keamanan yang cukup signifikan terkait penggunaan aplikasi tersebut.
9. Uni Eropa: Keamanan Siber Institusi Publik
Komisi Eropa juga melarang TikTok pada perangkat yang digunakan oleh karyawan pemerintah untuk menghindari kemungkinan kebocoran data. Kebijakan ini kemudian diikuti oleh sejumlah negara anggota Uni Eropa lainnya yang menerapkan langkah serupa.
Belgia, Denmark, Prancis, dan Selandia Baru
10. Belgia: Risiko Spionase oleh Tiongkok
Pada Maret 2023, Belgia mengambil langkah untuk melarang TikTok pada perangkat yang digunakan oleh pejabat negara. Kekhawatiran pemerintah berfokus pada kemungkinan kerja sama aplikasi ini dengan intelijen Tiongkok dalam pengumpulan data.
11. Denmark: Ancaman Keamanan Siber
Denmark juga melarang penggunaan TikTok oleh pegawai pemerintah di perangkat kerja mereka demi menjaga keamanan siber. Selain itu, pemerintah menganjurkan agar aplikasi tersebut dihapus dari perangkat pribadi untuk menghindari risiko kebocoran data.
12. Prancis: Larangan di Perangkat Kerja Pegawai Negeri
Di Prancis, TikTok dilarang untuk digunakan di perangkat pemerintah dengan alasan melindungi data dan privasi. Meskipun demikian, penggunaan aplikasi tersebut di perangkat pribadi tetap diperbolehkan.
13. Selandia Baru: Analisis Ancaman Siber
Selandia Baru melarang TikTok di perangkat staf pemerintah pada tahun 2023 setelah melakukan analisis keamanan yang mengindikasikan adanya potensi ancaman. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah kebocoran data yang dapat merugikan pemerintah.
14. Norwegia: Risiko dari Negara Asing
Norwegia melarang TikTok di perangkat pemerintah karena adanya kekhawatiran mengenai pengaruh asing, terutama dari Rusia dan Tiongkok. Walaupun demikian, penggunaan aplikasi ini masih diperbolehkan dalam konteks profesional pada perangkat pribadi.
Taiwan, Somalia, Latvia, Belanda, Estonia, dan Austria
15. Taiwan: Ancaman Keamanan Nasional
Taiwan mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan TikTok pada perangkat pemerintah sejak tahun 2022. Keputusan ini diambil setelah FBI memberikan peringatan mengenai potensi risiko yang dapat mengancam keamanan nasional.
16. Somalia: Konten Terkait Terorisme
Pada tahun 2023, Somalia memutuskan untuk melarang TikTok karena adanya konten yang berkaitan dengan terorisme. Pemerintah setempat merasa khawatir bahwa platform ini dapat disalahgunakan untuk menyebarkan propaganda yang membahayakan keamanan nasional.
17. Latvia: Perlindungan Siber
Latvia menerapkan larangan penggunaan TikTok di perangkat pemerintah sebagai langkah pencegahan terhadap potensi ancaman siber. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi data dan informasi penting dari serangan yang tidak diinginkan.
18. Belanda: Batasan pada Perangkat Pegawai Negeri
Di Belanda, meskipun tidak ada larangan total terhadap TikTok, pemerintah memberlakukan batasan dalam penggunaannya pada perangkat kerja pegawai negeri. Langkah ini diambil untuk menjaga keamanan data dan informasi sensitif yang dimiliki oleh instansi pemerintah.
19. Estonia: Pencegahan Kebocoran Data
Estonia memutuskan untuk melarang TikTok di ponsel yang diberikan oleh pemerintah. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah kebocoran informasi sensitif yang dapat merugikan keamanan negara.
20. Austria: Perlindungan Data Pegawai Pemerintah
Pada bulan Mei 2023, Austria memberlakukan larangan penggunaan TikTok di perangkat milik pemerintah. Meskipun demikian, penggunaan aplikasi ini untuk keperluan pribadi masih tetap diperbolehkan.
Mengapa banyak negara melarang TikTok?
Banyak negara mengambil langkah untuk melarang TikTok akibat kekhawatiran mengenai privasi data pengguna. Selain itu, isu keamanan siber dan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan pada anak-anak dan remaja juga menjadi perhatian utama.
Negara mana saja yang melarang TikTok?
Beberapa negara telah mengambil langkah untuk melarang penggunaan TikTok. Negara-negara tersebut mencakup Amerika Serikat, India, Afghanistan, Kanada, Australia, dan Albania.
Apakah TikTok berbahaya bagi pengguna?
Platform TikTok mendapat sorotan tajam terkait kemungkinan pelanggaran privasi data pengguna serta penyebaran konten yang dapat merugikan. Meskipun begitu, pihak perusahaan menyatakan bahwa mereka telah melakukan langkah-langkah untuk memperkuat sistem keamanan yang ada.
Apakah TikTok akan diblokir di Indonesia?
Indonesia tidak melakukan pemblokiran terhadap TikTok, namun telah mengambil langkah untuk melarang fitur TikTok Shop. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk melindungi perekonomian lokal dari dampak yang mungkin ditimbulkan oleh platform tersebut.