Bekas Pangkalan Militer Dibuat Bunker Penyelamat Hari Kiamat, Segini Harga Sewanya
Tempat disulap menjadi rumah beton yang diklaim bisa jadi tempat berlindung selamatkan jiwa.
Tempat disulap menjadi rumah beton yang diklaim bisa jadi tempat berlindung selamatkan jiwa.
Bekas Pangkalan Militer Dibuat Bunker Penyelamat Hari Kiamat, Segini Harga Sewanya
Komunitas ini bernama komunitas doomsday atau komunitas kiamat.
Melansir laporan Metro UK dan Daily Mail, Selasa (26/12), komunitas ini telah menyulap bekas pangkalan militer.
Pangkalan militer ini membentang sepanjang 18 mil (sekitar 29 kilometer) menjadi 575 bunker tempat tinggal yang dapat menampung hingga 10.000 orang.
Bunker ini terletak di pegunungan Black Hills, South Dakota, AS. Sebelumnya, bunker ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan bom dan amunisi dari tahun 1942 hingga 1967.
-
Apa bakat yang dimiliki Kirana? Kirana enggak cuma cantik, tapi juga berbakat banget, nih. Dia jadi salah satu pengisi suara di film Raya And The Last Dragon versi bahasa Prancis.
-
Kapan penjual cilok itu berkurban? Dia rela menabung sedikit demi sedikit agar bisa beribadah kurban untuk sang anak. Mimpinya kemudian terwujud usai satu ekor kambing dia dapatkan dari hasil keringatnya. Kisahnya lantas menginspirasi lantaran Irfan berusaha keras agar rezekinya bisa sedikit dinikmati oleh mereka yang membutuhkan.
-
Apa keunggulan pasir kucing wangi yang dijual dengan harga terjangkau? Cub n Kit Scented Cat Litter menawarkan pasir kucing wangi dengan kualitas premium dan harga terjangkau.
-
Apa itu kemeja hitam? Kemeja hitam adalah salah satu pilihan outfit favorit wanita karena mudah dipadukan dengan berbagai item fashion lainnya.
-
Kacamata jenis apa yang dijual oleh Pak Mujiran? Mujiran tak ingin mengecewakan pelanggan, dan tetap menomorsatukan kejujuran dalan berjualan kacamata. Ia mengaku mampu menjual sekitar 200 sampai 300 kacamata setiap bulannya, dengan harga yang bervariasi.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
Sekarang, tempat itu disulap menjadi rumah beton yang diklaim dapat menjadi tempat berlindung yang dapat menyelamatkan jiwa. Merupakan bagian dari Vivos xPoint, bunker ini diberi harga $55.000 (sekitar Rp859 juta) ditambah biaya sewa tanah tahunan sebesar $1.091 (sekitar Rp17 juta).
"Vivos, yang kini dikenal sebagai proyek kelangsungan hidup kemanusiaan yang luar biasa, sepenuhnya siap menghadapi apapun dan kapanpun peristiwa terjadi,"
Dante Vicino, Direktur Eksekutif Perusahaan tersebut.
Dia melanjutkan bahwa anggota komunitas ini bukanlah kelompok ‘yang siap’ atau ‘satu persen elit’, melainkan mereka yang berpendidikan tinggi dan rata-rata dengan kesadaran yang tinggi mengenai ancaman-ancaman yang datang pada masa kini.
Orang-orang ini juga memiliki tanggung jawab, mengetahui bahwa mereka harus melindungi keluarga mereka saat masa-masa yang berpotensi membawa bencana terjadi.
"Profil ekonomi mereka juga beragam, mulai dari kelas menengah ke bawah hingga individu dengan kekayaan bersih tinggi,"
Dante Vicino, Direktur Eksekutif Perusahaan tersebut.
Ketika keadaan memburuk, Vivos dapat menjadi rencana cadangan untuk bertahan hidup. Jadi, ketika orang-orang berjuang untuk mencari solusi, para anggota akan berangkat ke tempat penampungan dan mengunci pintu peledaknya.
- Bangun Usaha Kayu dari Garasi Rumah, Wanita Ini Raih Omzet Hingga Rp200 Juta per Bulan
- Mutu Beton Tol MBZ di Bawah Standar, Pemerintah Didesak Segera Bersikap Sebelum Jatuh Korban
- Intip Bunker Mewah Mark Zuckerberg yang Harganya Tembus Rp4,2 Triliun
- Perusahaan ini Sediakan Bunker untuk Konglomerat, Harga Sewanya Sampai Miliaran Rupiah
Menurut Vicino, setelah pandemi terjadi permintaan untuk mendaftar menjadi anggota yang tinggal di Vivos semakin tinggi. Permintaan dan permohonan dilaporkan naik lebih dari 2.000 persen dari tahun ke tahun, dan penjualan naik lebih dari 300 persen dan tumbuh secara eksponensial.
“Vivos bukan hanya tentang beton, baja, dan pintu tahan ledakan. Hal ini tentang memiliki rencana cadangan agar umat manusia dapat bertahan hidup dan agar keluarga-keluarga mempunyai kesempatan untuk menjadi bagian dari komunitas yang memiliki pemikiran yang sama ketika peristiwa-peristiwa ini terjadi,” tutup Vicino.