Bukalapak kerja sama dengan BeKraf: Eranya perang ekonomi
Bukalapak dan BeKraf berkomitmen untuk melakukan pendampingan pemasaran online.
Bukalapak dan Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) baru saja menandatangani MoU sebagai bentuk komitmen bersama memajukan ekonomi kreatif. Tujuannya, agar dapat bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini.
Menurut CEO Bukalapak, Achmad Zaky, saat ini eranya perang ekonomi. Oleh sebab itu, diperlukan adanya kerjasama dengan pemerintah untuk bersama-sama membangkitkan semangat ekonomi kreatif.
"Ini pertama kali kerjasama dengan pemerintah. Hari ini, kita semua berperang ekonomi. Coba kita bayangkan, berdasarkan data yang pernah saya tahu, iPhone itu memberikan sumbangsih ke GDP Amerika sekitar 0,05 persen. Bayangkan Indonesia bisa seperti itu dan saya yakin Indonesia bisa seperti itu," katanya saat konferensi pers MoU Bukalapak dengan BeKraf di kantor Bukalapak, Selasa (12/4).
Ke depan, kata dia, harapannya bekerja sama dengan BeKraf makin solid dan bisa saling share data demi memajukan ekonomi negeri ini.
"Dengan usaha pemerintah untuk memberikan dukungan bagi para pelaku ekonomi kreatif, kami ingin turut berkontribusi untuk membantu pemasaran melalui pemanfaatan platform digital," jelas dia.
Sementara itu, menurut Kepala BeKraf, Triawan Munaf, berharap agar kerja sama ini tidak hanya sekadar MoU saja, namun lebih ke aksi nyata.
"Bukalapak dan BeKraf berkomitmen untuk melakukan pendampingan pemasaran online, fasilitas hak cipta, pengembangan talent, serta pembinaan pengembangan produk Kreatif bagi para pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia," terangnya.
Baca juga:
Ketahui rumor-rumor terbaru soal fundraising Tokopedia di sini!
idEA harap aturan pajak baru tak bunuh model bisnis e-commerce
Ini jawaban bos East Ventures soal fundraising baru Tokopedia
Dapat dana USD 147 Juta, siapa investor baru Tokopedia?
Aturan OTT asing berlaku, Baidu tak khawatir dan sebut bayar pajak
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Bagaimana cara kerja e-commerce dalam mengelola sistem pembayaran? Pada marketplace, sistem pembayaran dan pengiriman sudah diatur hingga tuntas tanpa melibatkan penjual ataupun pembeli. Namun, pada e-commerce tentu saja semuanya harus dijalankan secara independen. Mulai dari sistem pembayaran yang dipilih hingga metode pengiriman yang digunakan.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebuah ulasan produk di e-commerce adalah palsu? Ulasan produk palsu biasanya ditulis dalam bentuk singkat, tidak jelas, dan tidak menjelaskan detail kegunaan produk yang dijual. Hal ini terlihat dari kalimat yang biasa dipakai yaitu “saya akan merekomendasikan” dan “produk ini sangatlah hebat.” Pertanda lain dari ulasan palsu adalah adanya antusiasme yang berlebih dan hiperbola dalam menjelaskan suatu produk yang dibeli. Biasanya hal ini terjadi pada peralatan dapur atau barang elektronik. Selain itu, tanda ulasan palsu lainnya adalah biasanya reviewer ini berasal dari orang yang tidak tinggal di negara tersebut.
-
Apa yang menjadi faktor utama Shopee unggul dalam kepuasan berbelanja online? Keunggulan Shopee dalam tingkat kepuasan, didukung oleh data, dimana Shopee (62%) menjadi pilihan pertama untuk direkomendasikan oleh konsumen kepada kerabat dekatnya, diikuti oleh Tokopedia (46%), TikTok Shop (42%), dan Lazada (36%).
-
Kapan biasanya review palsu sering muncul di platform e-commerce? Menjelang perayaan tertentu biasanya tersedia penawaran khusus atau bahkan diskon besar-besaran. Namun, dalam hal ini biasanya ada beberapa kecurangan yang terjadi di dalamnya, khususnya pada kolom ulasan pembeli.