Bukan di daratan, kehidupan pertama di Bumi ada di dasar laut
Penelitian ini dapat membantu menjelaskan seberapa lama kehidupan sudah terjadi di Bumi.
Selama ini kita sering berasumsi bahwa ada kehidupan di luar Bumi. Banyak sekali teori-teori yang menjelaskan keberadaan alien, meski sampai saat ini kita masih belum bisa buktikan kebenarannya.
Namun, dilansir dari DailyMail (1/2) sebuah contoh bebatuan yang ditemukan di gunung bawah laut di Samudera Atlantik ini, dapat membantu menjelaskan seberapa lama kehidupan sudah terjadi di Bumi, atau bahkan di planet lain.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Di dalam sebuah ekspedisi yang berlangsung selama 47 hari ini, para peneliti mengumpulkan contoh bebatuan yang dapat menjelaskan tanda dari kehidupan di lapisan terbawah samudera. Bebatuan yang diambil menggunakan bor dasar laut ini, dapat menyediakan petunjuk tentang kehidupan di area yang tidak terkena paparan cahaya matahari tersebut.
Dengan meneliti bebatuan yang diambil dari lapisan dasar bawah laut ini, para ilmuwan bertujuan untuk menentukan bagaimana cara bebatuan ini berakhir di dasar laut, dan bagaimana reaksi mereka terhadap air laut. hasil dari penelitian ini akan menyediakan informasi tentang bagaimana kehidupan terjadi tanpa ada cahaya matahari.
Menurut penelitian yang diketuai oleh dua orang ilmuwan, Dr Gretchen Früh-Green dari ETH Zurich dab Dr. Beth Orcutt Bigelow dari Laboratory for Ocean Sciences di Amerika Serikat ini, lapisan terdasar bawah laut mengalami proses yang cukup lama sebelum ada 'organisme' hidup di sana. Lapisan dasar laut terdiri dari bebatuan yang tetap kuat terkena panas Bumi sebesar 500 derajat hingga 900 derajat celcius, serta tekanan tinggi.
Lalu bebatuan dasar laut dan kerak bumi tersebut dipercaya sebagai batas seismik antara laut dan kerak Bumi. Dan ketika air laut meresap ke dasar batas tersebut, bebatuan tersebut mengalami 'serpintinisasi,' sehingga reaksi tersebut mampu membentuk methane dan hidrogen yang bisa digunakan bakteria untuk hidup.
Para peneliti bahkan optimis jika kehidupan bakteria ini adalah awal-awal kehidupan di Bumi, jauh sebelum manusia.
Baca juga:
5 Hewan ini ternyata anut 'aliran' transgender
Benarkah musik Rap tak baik untuk remaja?
Perjalanan dari Bumi ke Mars cuma butuh 30 menit?
Ini penyebab kamu jatuh cinta dengan sosok yang mirip orang tuamu
Manusia super akan lahir di 2050
Diprediksi membawa kemacetan, mobil otomatis bukan lagi ide bagus