Daftar Pejabat Dunia yang Mundur saat Data Pribadi Warganya Bocor
Berikut daftar pejabat dunia yang mundur gara-gara data warganya bocor
Maraknya insiden kebocoran data menjadi tanggung jawab para pejabat negara dalam menjaga kerahasiaan dan integritas informasi negara menjadi semakin berat.
Di negara luar, beberapa pejabat negara memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kebocoran data yang terjadi di institusinya.
Berikut beberapa pejabat negara yang memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena data negara yang bocor, dilansir dari Reuters & BBC, Jumat (28/6).
Toichiro Mizushima
Sistem Layanan Pensiun Jepang diretas sehingga menyebabkan kebocoran sekitar 1,25 juta kasus data pribadi. Kebocoran data tersebut melibatkan nama, nomor identifikasi, tanggal lahir, dan alamat.
Kebocoran tersebut disebabkan oleh email eksternal yang diakses oleh pegawai. Kejadian tersebut menyebabkan Presiden Sistem Pensiun Jepang, Toichiro Mizushima mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Kenapa ransomware berbahaya bagi negara? Mengutip data riset dari SEON.IO, Selasa (2/7), berikut adalah negara-negara yang paling banyak “merugi” dengan adanya ransomware.
-
Kenapa Ransomware menyerang Pusat Data Nasional? Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya diserang Ransomware dan berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah di Indonesia.
-
Bagaimana serangan ransomware itu terjadi? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
-
Apa itu ransomware? Ransomware adalah varian malware yang secara khusus menargetkan file dan sistem dengan mengenkripsinya menggunakan protokol yang tidak dapat dibobol tanpa kunci dekripsi yang benar.
-
Apa itu Ransomware? Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu, Ransomware pertama kali muncul pada awal tahun 1990-an dan dikenal sebagai "AIDS Trojan" atau "PC Cyborg".
-
Apa dampak yang ditimbulkan dari serangan ransomware? Serangan ransomware dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, gangguan operasional, dan hilangnya data penting.
Katherine Archuleta
Peretasan terjadi besar-besaran di Kantor Manajemen Personalia AS pada 2015 dengan bocornya data pribadi lebih dari 22 juta warga Amerika. Nomor jaminan sosial dan data sensitif lainnya diretas dari komputer OPM dalam peretasan besar-besaran tersebut.
AS mengidentifikasi Tiongkok sebagai tersangka, akan tetapi Kementerian Luar Negeri Tiongkok membantahnya. Kejadian tersebut menyebabkan Direktur Kantor Manajemen Personalia AS, Katherine Archuleta mengundurkan diri.
Anders Ygeman dan Anna Johansson
International Business Machine (IBM), perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat memberikan sejumlah data kepada subkontraktor di Republik Ceko dan Serbia. Hal tersebut belum mendapatkan izin dari aparat keamanan Swedia.
Data tersebut mencakup rincian tersangka kriminal, saksi kasus kriminal, perempuan yang hidup di bawah ancaman kematian dari mantan pasangan, dan rincian kendaraan militer serta polisi.
Kejadian tersebut menyebabkan Menteri Dalam Negeri, Anders Ygeman dan Menteri Infrastruktur, Anna Johansson mengundurkan diri.
Reporter magang: Nanda Sekar Ayu