Diduga kena serangan hacker, situs BNN tidak bisa diakses
Situs BNN hingga kini belum bisa diakses.
Hacker Indonesia nampaknya bukanlah satu-satunya penyerang dalam perang cyber menghadapi pemerintahan Australia di dunia maya. Nyatanya, ada juga beberapa situs nasional yang tak bisa diakses sejak cyber war ini berkecamuk.
Pantauan merdeka.com (21/11), salah satu situs dalam negeri yang tak bisa diakses hingga berita ini dimuat adalah www.bnn.go.id. Entah sejak kapan, hingga kini situs milik Badan Narkotika Nasional tersebut tidak bisa dibuka lewat jaringan internet.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kapan serangan hacker terhadap PDNS 2 terjadi? Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi memaparkan, kronologi serangan siber yang melanda PDNS 2 di Surabaya, terdeteksi pada 17 Juni 2024. "Jadi identifikasi gangguan yang pertama terjadi gangguan pada PDNS 2 di Surabaya berupa serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Cipher Ransomware," kata Budi Arie di DPR,, Kamis (27/6).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa yang menjadi korban serangan hacker di PDNS 2? Hingga 26 Juni 2024, serangan ini telah berdampak luas pada layanan PDNS 2, mengganggu ratusan instansi pengguna.
Bahkan, ketika diakses lewat status.ws, hasil yang ditunjukkan pun sama. Situs tersebut terpantau tidak bisa diakses dari segala penjuru.
Namun begitu, hingga kini sendiri belum diketahui kenapa atau siapa yang menyebabkan situs tersebut tidak bisa diakses. Dugaan serangan hacker pun menguat mengingat saat ini berbagai situs pemerintahan baik dari Australia maupun Indonesia silih berganti diserang hacker.
Terakhir kali, muncul pula laporan bahwa situs BI juga terkena DDoS. Namun, ketika diperiksa lagi, ternyata situs ini masih berjalan normal.
Kemarin sampai pagi ini, situs Polisi Federal Australia yang beralamat di http://afp.gov.au masih down meski belum bisa dikatakan 404 Not Found alias mati total.
Situs Federal Police Australia yang sejak jam 19:00 WIB (20/11) diserang hacker Indonesia, masih belum bisa bangun. Situs ini sudah sekitar 11 jam positif rontok dengan tidak dapat diaksesnya situs ini melalui laman www.afp.gov.au.
Memang hingga saat ini Belum dapat dipastikan apakah rontoknya situs ini akan berkelanjutan atau Australia akan memindahkan IP address situs ini, sehingga akan kembali normal.
Baca juga:
Tiga situs kepolisian Australia masih lumpuh
Saran Jim Geovedi terkait serangan hacker Indonesia ke Australia
Jim Geovedi: Penyadapan itu bukan hal baru
Hacker jempolan Indonesia: Cyberwar itu belum pernah ada
Situs Polisi Federal Australia rontok dihajar hacker Indonesia
Situs BI lumpuh, diduga diserang hacker Australia
Surat kaleng konyol kembali ancam hacker Indonesia