Dua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan
Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.
Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.
Dua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan
Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru. Hal itu seperti yang dilakukan studi Google Indonesia.
Dalam riset mereka menyebutkan, 93 persen pembelian telah direncanakan sebelumnya, sedangkan hampir 50 persen pembelian dilakukan pada minggu pertama Ramadan.
Selain itu, 88 persen konsumen berbelanja di setidaknya satu retailer yang belum pernah mereka beli produknya sebelumnya.
- Mencicipi Telur Asin Rempah Khas Indramayu, Warnanya Cokelat dan Rasanya Memikat
- Menkominfo Sebut Ruang Digital 'Adem' Selama Ramadan hingga Lebaran 2024
- Pengemudi Ojol Ini Menangis Dapat Orderan Fiktif Rp400 Ribu di Bulan Ramadan, Endingnya Bikin Mewek
- Kata-kata Ngabuburit Lucu Seputar Ramadan yang Menghibur dan Bikin Ngakak
Berdasarkan riset tersebut menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi keputusan pembelian mereka, entah mereka akhirnya berbelanja online atau langsung di toko, adalah titik sentuh (touch point) yang mereka gunakan saat riset, yang 7 dari 10-nya adalah digital. Di antara titik sentuh digital ini, dua yang teratas adalah Search dan YouTube.
Keputusan pembelian konsumen selama Ramadan juga dipengaruhi iklan. Menurut sebuah survei Kantar, 89 persen penonton YouTube mengetahui brand atau produk baru dari iklan YouTube, dan iklan juga membantu 80 persen penonton mengambil keputusan tentang apa yang akan dibeli.
Dengan memanfaatkan pola perilaku konsumen selama Ramadan dan meningkatkan kehadiran brand di titik sentuh digital, termasuk di platform tepercaya seperti Search dan YouTube, maka dapat menjangkau lebih banyak orang, meyakinkan mereka agar mempertimbangkan produk, dan mendorong pembelian.
“Frisian Flag Indonesia, misalnya, berhasil mencapai pangsa pasar susu kental manis tertinggi mereka dalam dua tahun terakhir dengan menggunakan YouTube untuk membuat lebih banyak ibu mengetahui produk mereka dan mau mempertimbangkannya untuk dibeli,” tulis pihak Google Indonesia.
Mereka membuat video menyentuh, dalam format panjang dan pendek, yang menyoroti peran utama ibu dalam menyiapkan makanan bagi keluarga saat Ramadan — sebuah pengorbanan yang hebat dan kerja keras yang luar biasa.
Kemudian mereka menggunakan kapabilitas pengurutan iklan video YouTube untuk menayangkan kepada audiens video lengkap sepanjang 60 detiknya yang imersif sebelum menyajikan video singkat 6 detik sewaktu sahur dan berbuka puasa, menggunakan fitur penargetan waktu YouTube, untuk meningkatkan ingatan iklan (ad recall) dan pertimbangan (consideration).