Elon Musk Beri Julukan Baru Ketika Tahu Bos Telegram Pavel Durov Gemar Donorkan Sperma
Julukan ini tidak biasa. Ia mengambil nama itu dari pendiri kerajaan Mongol.
Elon Musk, CEO Tesla dan pendiri SpaceX, menyebut CEO Telegram Pavel Durov sebagai 'Genghis Khan' setelah Durov membuat klaim mengejutkan bahwa ia memiliki lebih dari seratus anak kandung di 12 negara.
CEO Telegram berusia 32 tahun itu membagikan postingan panjang di Telegram yang menyatakan bahwa dia pernah menjadi donor sperma aktif.
-
Bagaimana paus sperma berkomunikasi satu sama lain? Para ilmuwan yang mempelajari paus sperma menemukan hewan ini berkomunikasi melalui semacam “alfabet fonetik”, yang memungkinkan mereka membuat padanan kasar dari apa yang manusia sebut sebagai kata dan frasa.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan tentang cara paus sperma berkomunikasi? Para peneliti menggambarkan bagaimana paus sperma berkomunikasi dengan menekan udara melalui sistem pernapasan mereka untuk membuat bunyi klik cepat yang menyerupai kode Morse, dengan serangkaian suara yang membentuk dasar bahasa.
-
Di mana penelitian tentang komunikasi paus sperma dilakukan? Penelitian yang diterbitkan pada Selasa dalam jurnal Nature Communications ini melibatkan paus sperma yang hidup di sekitar pulau Karibia, Dominika.
-
Apa jenis penipuan yang banyak terjadi di WhatsApp dan Telegram? Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif. Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram. Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
-
Apa keunggulan Telegram dibandingkan aplikasi pesan instan lain saat berkomunikasi di luar negeri? Keunggulan dari Telegram adalah dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi lebih cepat kualitas jaringan internet sedang kurang bagus.
-
Mengapa penelitian tentang komunikasi paus sperma penting? Gruber menambahkan, populasi paus sperma lainnya, yang ditemukan di lautan dalam mulai dari Arktik hingga Antartika, kemungkinan besar berkomunikasi dengan cara yang sedikit berbeda.
Seorang pengguna media sosial memposting tangkapan layar postingan tersebut di X (sebelumnya Twitter) dengan judul, “Hari ini kami mengetahui bahwa CEO Telegram, Pavel Durov, memiliki lebih dari 100 anak kandung.”
Miliarder teknologi tersebut menanggapi postingan tersebut dan berkata, “Genghis Khan.” Ucapan tersebut muncul dari fakta bahwa pendiri Kerajaan Mongol, Genghis Khan, diketahui memiliki banyak anak.
Sebuah makalah penelitian berjudul “The Genetic Legacy of the Mongols,” yang diterbitkan dalam American Journal of Human Genetics, mengungkapkan bahwa 0,5 persen populasi pria di dunia adalah keturunan genetik Jenghis Khan.
Gemar Donor Sperma
Pavel Durov, CEO Telegram ini mengungkapkan tentang anak kandung di hadapan temannya, yang heran mengetahui bagaimana mungkin seorang pria yang belum pernah menikah dan lebih memilih hidup sendiri dengan begitu banyak anak kandung. Dalam postingan tersebut, dia menceritakan bahwa dia mulai mendonorkan spermanya 15 tahun lalu.
“Lima belas tahun yang lalu, seorang teman saya mendekati saya dengan permintaan yang aneh. Dia mengatakan bahwa dia dan istrinya tidak dapat memiliki anak karena masalah kesuburan dan meminta saya untuk menyumbangkan sperma di klinik agar mereka dapat memiliki bayi. Aku tertawa terbahak-bahak sebelum menyadari dia sangat serius,” jelasnya.
- Elon Musk Ikutan Nimbrung saat Donald Trump Ditelepon Zelenskyy
- Elon Musk sebut Harusnya Mark Zuckerberg yang Ditangkap Bukan Pavel Durov
- Elon Musk Punya Utang ke Bekas Bos Twitter Rp 318 Miliar, Ditagih Malah Tak Mau Bayar
- Disebut Berambisi Bangun Koloni di Mars, Elon Musk Bantah Halalkan Spermanya Didonorkan
“Tentu saja, ada risikonya, tapi saya tidak menyesal telah menjadi donatur. Kurangnya sperma sehat telah menjadi masalah yang semakin serius di seluruh dunia, dan saya bangga telah melakukan bagian saya untuk membantu mengatasinya,” tambah Durov mengutip dari LiveMint, Minggu (4/8).
Dia menemukan bahwa dia adalah “bahan donor berkualitas tinggi” setelah mengunjungi klinik untuk mendonorkan spermanya, setelah itu dia memutuskan untuk mendonor secara teratur.
Ia lebih lanjut mencatat bahwa meskipun ia telah menghentikan donor sperma, sebuah klinik IVF tetap mempertahankan spermanya dalam keadaan beku.
Pengungkapan penting lainnya yang dia buat adalah rencananya untuk melakukan open source DNA-nya. Hal ini akan memungkinkan anak kandung Pavel Durov menemukan saudara kandungnya dengan mudah.