Energi Makin Menipis, Pesawat Luar Angkasa ini Terpaksa Pakai Mode Hemat Daya
Tim NASA yang menangani Voyager 2 mengirimkan perintah menutup eksperimen Plasma Science atau pada 26 September 2024 dengan menggunakan Deep Space Network.
Para peneliti telah mematikan salah satu alat ilmiah di wahana antariksa Voyager 2. Keputusan ini diambil karena Voyager 2 kini beroperasi dalam mode hemat daya akibat semakin menipisnya pasokan energi.
Menurut informasi yang dirilis oleh NASA pada Selasa (8/10), Voyager 2 saat ini berada sekitar 20,9 miliar kilometer dari Bumi. Tim NASA yang bertanggung jawab atas Voyager 2 telah mengirimkan instruksi untuk menonaktifkan eksperimen Plasma Science pada 26 September 2024 melalui Deep Space Network, yang merupakan jaringan antena radio besar yang mampu mentransmisikan informasi sejauh miliaran mil ke luar angkasa.
-
Kenapa NASA berusaha memperbaiki Voyager 1? Meskipun perbaikan ini merupakan pencapaian besar, para ilmuwan NASA ingin mendapatkan kembali data sains yang hilang sejak November. Mereka berharap dapat melanjutkan pengamatan dan penelitian terhadap lingkungan antarbintang menggunakan instrumen Voyager.
-
Apa yang berhasil dilakukan NASA di misi Voyager 1? NASA berhasil melakukan langkah penting dalam misi Voyager 1 dengan menyalakan thruster pesawat ruang angkasa tersebut dari jarak 24,6 miliar kilometer.
-
Apa yang dilakukan NASA untuk memperbaiki Voyager 1? Mereka telah mengirimkan perintah ke Voyager 1 dua hari sebelumnya untuk mengkode ulang sebagian dari memori Subsistem Data Penerbangan (FDS) pesawat ruang angkasa tersebut.
-
Kapan NASA mulai memperbaiki Voyager 1? Pada Sabtu (20/4), tim insinyur dan ilmuwan NASA berkumpul di Jet Propulsion Laboratory atau terhubung secara virtual untuk menunggu sinyal baru dari Voyager 1.
-
Bagaimana NASA berhasil memperbaiki Voyager 1 dari jarak 15 miliar mil? Tim di Bumi tidak dapat dengan mudah mengetahui apa yang salah karena data yang dikirimkan tidak dapat dimengerti. Namun, di bulan lalu para insinyur berhasil mengirimkan perintah baru untuk mengembalikan pembacaan memori FDS yang memungkinkan mereka menentukan lokasi masalah di dalam memori tersebut.
-
Bagaimana NASA mengatasi masalah thruster Voyager 1? NASA menemukan bahwa saluran bahan bakar di dalam thruster tersumbat oleh silikon dioksida, hasil sampingan dari usia yang menumpuk pada diafragma karet di tangki bahan bakar. Hal ini mengurangi efisiensi thruster dalam menghasilkan daya dorong yang diperlukan untuk mengarahkan pesawat ke Bumi.
Alat yang dimatikan, yaitu PLS, berfungsi untuk memantau angin Matahari. Pesan yang dikirimkan NASA memerlukan waktu 19 jam untuk mencapai Voyager 2, dan sinyal balasan diterima 19 jam setelahnya.
Meskipun wahana antariksa ini sudah berusia cukup tua dan mulai kehabisan cadangan energi, NASA memperkirakan Voyager 2 akan tetap beroperasi dengan setidaknya satu instrumen ilmiah hingga tahun 2030-an.
Badan antariksa Amerika Serikat ini secara berkala harus mengeluarkan perintah untuk mematikan berbagai instrumen ilmiah pada Voyager selama bertahun-tahun, seiring dengan berkurangnya pasokan plutonium yang dimiliki wahana berusia 47 tahun ini.
Voyager 2 dilengkapi dengan tiga generator termoelektrik radioisotop yang mengubah panas dari peluruhan plutonium menjadi listrik. Para ilmuwan mengakui bahwa menonaktifkan peralatan di Voyager 2 atau Voyager 1 bukanlah solusi yang ideal, mengingat data ilmiah yang diperoleh dari kedua wahana tersebut sangat berharga untuk penelitian.
Instrumen eksperimen plasma yang dimatikan terdiri dari empat detektor plasma, yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi mengenai aliran ion dan elektron yang berasal dari Matahari, yang dikenal sebagai angin Matahari. Angin Matahari ini berasal dari korona, atau atmosfer luar Matahari yang panas, dan berinteraksi dengan planet-planet serta medium antar bintang.
- NASA Siapkan Hadiah Rp 47 Miliar Bagi yang Mampu Pecahkan Masalah Sampah dalam Misi ke Bulan
- NASA Umumkan Badai Matahari akan Terjadi Hingga Tahun 2025, Bisa Berdampak Pada Komunikasi, Listrik di Bumi
- NASA Berhasil Nyalakan Mesin Pesawat Tua Ruang Angkasa Voyager 1 dari Jarak 24,6 Miliar Kilometer
- Cara NASA Memperbaiki Pesawat Luar Angkasa Voyager 1 dari Jarak 15 Miliar Mil
Data mengenai angin Matahari ini membantu NASA dalam menentukan bahwa Voyager 2 telah meninggalkan heliosfer pada tahun 2018. Setelah keluar dari heliosfer, Voyager 2 telah mengumpulkan data yang terbatas dalam beberapa tahun terakhir karena orientasinya yang berhubungan dengan arah aliran plasma.
Mengenai Voyager 2
Menurut informasi yang dirilis oleh laman JPL Voyager pada Senin (7/10), Voyager 2 diluncurkan pada 20 Agustus 1977 dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Titan-Centaur.
Selama 48 bulan, Voyager 1 dan 2 menjelajahi semua planet raksasa di tata surya, termasuk Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, serta mengamati sistem cincin dan medan magnet yang dimiliki oleh planet-planet tersebut.
Voyager 2 melakukan pendekatan terdekat ke Jupiter pada 9 Juli 1979. Voyager merupakan wahana antariksa ketiga dan keempat yang berhasil melintasi semua planet dalam tata surya kita, setelah wahana Pioneer 10 dan 11 yang lebih dahulu melampaui pengaruh gravitasi Matahari.
Namun, pada 17 Februari 1998, Voyager 1 berhasil mengalahkan Pioneer 10 dan menjadi objek buatan manusia terjauh yang ada di luar angkasa. NASA sebelumnya berhasil memulihkan komunikasi dengan Voyager 2 setelah terputus akibat kesalahan pengaturan.
Saat ini, misi jangka panjang Voyager 2 berada sekitar 19,9 miliar kilometer dari Bumi, setelah antenanya secara tidak sengaja dipindahkan menjauh dari arah Bumi pada 28 Juli akibat serangkaian perintah.