Gedung pencakar langit akan segera dibangun dengan menggunakan lem!
"Perakitan mekanik sudah ditinggalkan di berbagai bidang, saatnya berganti ke material komposit."
Tidak lagi menggunakan mur, baut dan semen, arsitek di masa depan akan dimudahkan dengan teknologi yang dapat membangun gedung pencakar langit dengan bantuan lem.
Dilansir dari Mental Floss, seorang arsitek bernama Greg Lynn percaya bahwa perekat berteknologi tinggi serta bahan material yang super ringan akan jadi membuat revolusi dalam bidang arsitektur. Hal ini dapat memperkuat gedung pencakar langit dan mempercepat proses konstruksi.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
"Perakitan mekanik sudah ditinggalkan di berbagai bidang," ungkap Lynn. "Bahkan pesawat, mobil, dan berbagai alat rumah tangga sekarang direkatkan menggunakan lem," imbuhnya.
Menurut Lynn, material komposit non-metalik seperti carbon fiber dan fiberglass kini makin ringan dan kuat daripada material tradisional. Material baru ini, diklaim oleh Lynn dapat direkatkan menggunakan lem dan digunakan untuk membangun jembatan dan gedung tinggi.
Hal ini ternyata tak sepenuhnya mengada-ada. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali gedung yang beberapa bagiannya dibangun dengan menggunakan material komposit. Salah satu contoh yang paling populer adalah eksterior dari San Fransisco Museum of Modern Art dan atap dari theater di Apple Campus 2 di Cupertino, keduanya dibangun menggunakan material komposit.
Namun, menggunakan material komposit hanyalah langkah pertama. Arsitek masih mencari cara bagaimana untuk secara aman menyatukan berbagai material tersebut dengan lem, agar tetap sesuai dengan desain awal. Masih banyak resiko dari lem yang harus diwaspadai, seperti bahannya yang mudah terbakar. Hal ini jadi sorotan karena mudah terbakarnya komponen dari lem, adalah salah satu penyebab terbakarnya sebuah hotel di Dubai.
Tujuan utama untuk saat ini adalah mengembangkan strategi yang aman dan efektif dalam menggunakan lem yang bisa diterapkan di arsitektur. Hal ini sangat diupayakan oleh para ilmuwan dan arsitek, karena menurut perkiraan, jika 30 persen dari berat gedung yang dipotong dari pembangunan bagian atas gedung yang diganti dengan material komposit, biaya pembangunan gedung akan lebih hemat 70 hingga 80 persen.
Baca juga:
7 Hewan ini pakai cara 'nyeleneh' dalam berkomunikasi
Menurut sains, 7 perilaku ini ternyata bisa menular
Ini yang sebabkan kita 'ngiler' saat melihat makanan enak
Malam ini warga Indonesia bisa saksikan gerhana bulan penumbra!
Keren, siswa SMA Indonesia kirim eksperimen ke stasiun luar angkasa
Tumbuhnya rambut di pantat manusia ternyata bisa berbahaya!