Gunakan malware, hacker ini rugikan bank USD 3 juta
Dirinya baru tertangkap pada 2013 setelah mencoba kabur.
Polisi Federal Amerika Serikat (FBI) menyebut telah menangkap seorang hacker yang diduga telah merugikan banyak pihak hingga jutaan USD. Pelakunya adalah seorang Rusia berusia 24 tahun bernama Aleksander Panin.
Seperti yang dilansir oleh The Verge (28/1), Aleksander Panin mengakui telah membuat sebuah malware bernama SpyEye yang mengganggu sistem perbankan dunia. Akibat aksi malware ini selama bertahun-tahun, diperkirakan telah timbul kerugian sangat besar.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
Panin mengaku menjual malware tersebut pada beberapa kriminal kelas kakap. Jumlahnya tercatat sekitar 150 orang yang kemudian mencoba malware itu pada situs e-banking.
Hasilnya, malware itu berhasil menyerang 1,4 juta komputer pengguna e-banking dan mencuri dana setidaknya USD 3 juta. Banyak orang pun kemudian jadi hilang kepercayaannya terhadap tingkat keamanan e-banking.
Malware tersebut baru bisa dihentikan sepak terjangnya setelah Microsoft berhasil menangkalnya Maret tahun lalu. Mengetahui hal itu Panin kemudian mencoba bersembunyi.
Panin baru tertangkap ketika mencoba menjual malware tersebut pada seorang agen FBI di 2011. Dirinya ditangkap dua tahun kemudian setelah mencoba kabur lewat bandara di Atlanta.
Baca juga:
Video seks Neymar dan pacarnya mengandung virus, jangan dibuka!
WhatsApp mulai dicemari malware
Jangan coba ikuti tutorial untuk dapatkan password di Facebook
Berita buruk bagi pengguna Windows dan smartphone Android
E-Commerce dan toko online terancam kolaps akibat hacker