Hacker akan lenyap dari muka bumi saat antivirus A3 lahir
Antivirus ini tidak hanya bisa membunuh virus, tetapi juga memperbaiki sistem yang telah rusak
Dunia hacking alias peretasan semakin menggeliat dengan berkembangnya teknologi komputasi dunia. Akan tetapi, nasib para hacker itu diprediksi akan segera tamat.
Hal tersebut bermula saat ilmuwan komputer asal Universitas Utah mulai mengembangkan sebuah piranti lunak atau software antivirus super bernama A3. Salah satu kelebihan A3 jika dibanding antivirus lain adalah kemampuan supernya untuk mendeteksi semua jenis virus (bahkan yang belum diciptakan saat ini), menghapusnya, sebelum akhirnya memperbaiki secara otomatis sistem yang telah diinfeksi. Wow!
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Salah satu ilmuwan Universitas Utah yang tergabung dalam proyek antivirus A3, Eric Eide, menyatakan bila A3 awalnya dibuat untuk melindungi server dan komputer bisnis yang berjalan dengan sistem operasi Linux dan komputer-komputer militer, Daily Mail (14/11). Antivirus A3 juga direncanakan akan segera diadaptasikan untuk laptop dan PC rumahan.
Hebatnya, antivirus A3 yang masih dikembangkan juga bisa dipakai untuk menghapus 'bug' atau kesalahan sistem yang biasa dipakai oleh hacker untuk menyusup ke sebuah sistem atau jaringan komputer. Bahkan, antivirus A3 akan membuat sebuah mekanisme pertahanan yang nantinya tidak mengizinkan bug itu untuk kembali masuk ke sistem.
Untuk membuktikan performa awal dari antivirus A3, ilmuwan Universitas Utah bekerja sama dengan Raytheon BBN untuk melakukan eksperimen pada bug bernama Shellshock. Shellshock pertama kali ditemukan pada bulan September lalu dan telah dimanfaatkan oleh hacker untuk melancarkan sekitar 17.000 serangan hanya dalam 24 jam sejak bug itu ditemukan!
Hasilnya? Antivirus A3 mampu menemukan bug Shellshock di internet hanya dalam waktu 4 menit saja. Bahkan dalam waktu singkat itu antivirus A3 juga selesai memperbaiki kerusakan yang terjadi di sistem server situs di mana Shellshock muncul.
Selanjutnya, ilmuwan akan melanjutkan pengembangan antivirus A3 agar bisa diterapkan lintas platform dan layanan komputasi awan atau 'cloud'.
"Teknologi A3 akan bisa hadir di produk-produk yang dijual bebas untuk konsumen suatu saat nanti, yang tentu bisa membantu mereka untuk melindungi perangkat dari virus atau bug. Namun, kami belum melakukan eksperimen lebih jauh ke arah itu," ujar Eide.
Meski antivirus A3 belum siap untuk 'dilahirkan', agaknya kabar ini bisa menjadi angin segar bagi pengguna komputer dan internet. Di sisi lain, kelahiran antivirus A3 di masa depan bisa menjadi akhir perjalanan aktivitas hacking di dunia. Mengingat dua senjata andalan hacker, virus dan bug, kelak bukan lagi ancaman yang menakutkan bagi manusia.
(mdk/bbo)