Hacker: Ini untuk negara kita, tidak seperti para koruptor itu
Dalam laman fanspagenya, hacker dari tim Indonesian Security Down Team menjawab serta menyindir pemerintah.
Pada tanggal 09 November kemarin, Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah, angkat bicara terhadap serangan-serangan yang dilakukan oleh para peretas Indonesia ke Australia.
Dalam ucapannya , Teuku Faizasyah tidak setuju apabila keahlian para anak bangsa ini dilakukan untuk tujuan yang tidak baik. Dia malah meminta para hacker lokal membantu pemerintah agar tak lagi dengan mudah disadap.
"Apakah ada tindakan yang lebih positif, misalnya menyalurkan teknologi informasi mereka untuk memperkuat penangkal penyadapan. Jadi itu yang bisa dikontribusikan anak-anak muda yang baik di zaman era informasi teknologi," tegas dia.
Walaupun menyatakan ketidaksetujuannya, namun dia juga mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat berbuat banyak atau melarang para hacker Indonesia terus gempur situs-situs Australia.
Ternyata, pernyataan Teuku Faizasyah tersebut mendapatkan tanggapan dari salah seorang dari kelompok peretas yang menamakan dirinya Indonesian Security Down Team .
Dalam pernyataannya, dia mengatakan, "Di sini kami melakukan demi Indonesia. NKRI harga mati. Ini adalah protes keras kami (kepada Australia), selagi Anda tutup mata."
Dia juga menuliskan bahwa lebih baik melakukan aksi serangan tersebut daripada harus menggunakan uang negara, memakan uang rakyat, pencucian uang atau juga hanya berkoar-koar di depan dan tidak jelas pada akhirnya.
Selain itu, dia juga menyarankan agar semua serangan lebih difokuskan untuk menyerbu situs-situs pemerintahan Australia bukan website umum atau milik perusahaan kecil atau perseorangan.
"Sekali lagi kami berharap (kepada semua hacker Indonesia) untuk tidak mendeface situs Australia secara random. Kita mencegah Cyber War Demi negara kita juga. Kalian yang sekarang masih mendeface situs .au secara random, tidak punya kerjaan, sok kuat, dan Sok Hebat! exploit yang kalian gunakan tidak ada apa2nya!!" di akhir tulisannya.
Baca juga:
Motif hacker, dari popularitas sampai ekonomi
Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs Australia
Indonesia masuki status darurat Perang Cyber
Kebanyakan masih belia, ada hacker putih dan hacker hitam
Hacker Indonesia: Mereka tidak banyak tahu tentang operasi ini
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Apa yang diklaim oleh informasi yang viral di media sosial mengenai Pertalite? Viral di media sosial yang mengeklaim bahwa mulai 1 September 2024 Pertalite tidak dijual lagi di SPBU Pertamina. Berikut narasinya: "Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi."
-
Siapa yang ngingetin masyarakat buat waspada sama penipuan online? PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengimbau para nasabah untuk berhati-hati terhadap penipuan dan kejahatan online memasuki Juni 2024 menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
-
Bagaimana para penyerang melakukan serangan siber ini? Para penyerang menggunakan kampanye phishing dengan mengirimkan email dan teks yang dirancang seolah-olah dikirim oleh Apple.
-
Apa yang telah dicapai oleh tim peneliti internasional dalam hal kecepatan internet? Tim peneliti internasional telah menciptakan koneksi internet dengan kecepatan yang 4,5 juta kali lebih kencang daripada rata-rata kecepatan internet pita lebar (broadband) rumahan. Mereka telah berhasil mengirimkan data sebesar 301 terabit (Tb) atau 301 juta megabit (Mb) per detik, seperti dikutip dari situs Universitas Aston, Interesting Engineering, dan The Independent, Kamis (28/3).