Harbolnas 2015, dikritik YLKI sampai kabarnya tak didukung asosiasi
Kritikan pedas yang dilontarkan dari YLKI ditanggapi santai oleh Ketua Panitia Harbolnas 2015
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik keras adanya Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) lantaran perusahaan e-commerce masih mengesampingkan soal perlindungan konsumen. Terbukti, berdasarkan catatan dari pihaknya, masih ada aduan yang datang dari konsumen soal belanja online.
Kritikan pedas yang dilontarkan dari YLKI itu pun, ditanggapi santai oleh Ketua Panitia Harbolnas 2015, Indra Yonathan. Menurutnya, pihaknya melihat Harbolnas ini dari sudut pandang yang positif sebagai usaha untuk mengembangkan industri e-commerce di tanah air dengan memperkenalkan manfaat belanja online.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Dimana bisnis online dapat menjangkau pelanggan? Dengan bisnis online, Anda dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan dengan menargetkan pelanggan di seluruh dunia, mengingat bisnis online tidak pernah terbatas oleh geografi.
"Kita temen-temen e-commerce melihat gerakan gotong royong ini untuk saling membantu. Kita mau membantu konsumen dengan harga yang lebih murah dan prizes belanja yang nyaman. Orang yang tinggal di daerah-daerah di luar kota kota besar bisa membeli barang barang berkualitas yang mungkin pilihannya terbatas di daerahnya masing-masing," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com melalui pesan singkat, Kamis (10/12).
"Begitupula kita membantu penjual batik di Juwana sebagai contoh yang mungkin selama ini cuma bisa jualan di daerah Pati Juwana, Jawa Tengah. Sekarang bisa jual sampe ke seluruh pelosok Indonesia," imbuhnya yang juga menjabat sebagai SVP Strategic Marketing Partnership, Lazada Indonesia.
Dia pun mengatakan khusus untuk perlindungan konsumen, di tempat kerjanya di Lazada Indonesia memiliki kebijakan yang dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen untuk berbelanja online.
"Konsumen yang melakukan pembelian di tempatnya dapat mengembalikan barang yang mereka beli (tentunya sesuai dengan ketentuan yang ada) dengan adanya kebijakan 'Perlindungan Pelanggan’ dan ‘Jaminan Kepuasan'. Hal ini diharapkan dapat mendorong konsumen di Indonesia untuk mencoba berbelanja online," terangnya.
Kendati demikian, terlepas dari itu semua, Harbolnas 2015 ini di luar tanggung jawab Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA). Menurut sumber di dalam asosiasi itu yang enggan disebutkan namanya, mengatakan jika acara tersebut merupakan inisiatif yang datang dari para pemain e-commerce, bukan dari iDEA.
"Harbolnas itu kan sebenernya gerakan spontan para pemain e-commerce yang punya niat bagus buat edukasi ke masyarakat. Tetapi, kabarnya mayoritas juga bukan member iDEA yang ikutan," ujarnya ketika ditemui Merdeka.com.
Kendati begitu, dirinya menyayangkan adanya Harbolnas lantaran tak dibuat resmi melalui iDEA. Alhasil, saat dulu awal pertama Harbolnas diadakan, janjinya diselenggarakan pada tanggal 12 Desember namun ternyata dalam realitanya banyak pemain e-commerce yang curi start terlebih dulu melakukan diskon gede-gedean.
"Ini belum-belum pada ribut. Janjinya tanggal 12, tapi saat itu pada curi start semua karena gak diatur. Itu pasti akan kejadian karena tak termanage dengan baik. Tetapi secara pribadi sih saya dukung, hanya asosiasi yang belum bisa," terang dia.
Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, hingga berita ini diturunkan, Ketua Harbolnas 2015, Indra Yonathan, tidak menanggapi pertanyaan apakah e-commerce yang ikut dalam Harbolnas kali ini semuanya anggota iDEA atau bukan.
Baca juga:
BPS akan data omset usaha jual beli online mulai tahun depan
Kartu debit lebih digemari buat belanja online daripada kartu kredit
140 E-commerce semarakkan Hari Belanja Online Nasional 2015
Genjot pelanggan korporat, Indosat Ooredoo fokuskan tiga hal
Industri e-Commerce Indonesia bisa jadi terbesar di Asia Tenggara