Hewan-hewan percobaan tak lazim penyelamat umat manusia
Siapa sangka lalat buah jadi kunci untuk membuka misteri tubuh manusia
Manusia memanfaatkan hewan dengan cara beragam. Tidak hanya untuk sumber makanan atau transportasi, hewan dipakai untuk percobaan-percobaan ilmiah demi kesejahteraan umat manusia.
Tentu kita tahu bahwa tikus adalah salah satu kelinci percobaan paling populer. Bahkan, sekitar 95 persen hewan percobaan di laboratorium adalah tikus. Akan tetapi, tahukah Anda bila ada banyak hewan tidak biasa di luar sana yang dipakai untuk binatang percobaan?
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Siapa yang memiliki hobi koleksi satwa liar? Miliki Hobi Koleksi Satwa Liar, Ternyata Ini Alasan Ketua MPR Bambang Soesatyo Bikin Melongo Bambang Soesatyo ternyata memiliki hubungan yang spesial dengan satwa liar yang ada di rumahnya.
-
Mengapa keledai liar memiliki peran penting di Karahan Tepe? Aspek Simbolik Kepala Penggalian Karahan Tepe, Dr Necmi Karul mengatakan kepada Anadolu, keledai liar di masa lalu termasuk hewan yang dikonsumsi dan hidup bersama masyarakat kuno pada masa itu.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
-
Mengapa Kelompok Tani Hutan Alam Roban memilih untuk beternak lebah madu liar? Keberadaan Lebah Apis Cerana di Alas Roban dimanfaatkan warga setempat untuk memanen madunya.
Meski aneh, hewan-hewan ini mempunyai beberapa kesamaan dengan manusia, sehingga dipakai untuk percobaan berbahaya yang tidak mungkin dilakukan pada manusia. Lalu, hewan-hewan apa saja itu, da apa yang membuat mereka spesial bagi manusia? Berikut ulasannya.
Lalat buah
Siapa sangka lalat buah atau Drosophila Melanogaster adalah kelinci percobaan penting bagi manusia? Ya, di dunia genetika, lalat buah sudah menjadi raja kelinci percobaan selama hampir 100 tahun terakhir.
Lalat buah banyak dipakai untuk penelitian tentang penyakit yang diderita oleh manusia. Selain mudah diternak, lalat ini bisa bertelur ratusan bahkan ribuan hanya dalam satu minggu. Sehingga ilmuwan bisa dengan mudah mengamati jika ada mutasi.
Kromosom lalat buah pun sangat besar dan mudah dipetakan. Dan yang paling penting, sekitar 75 persen gen manusia yang terinfeksi penyakit bisa ditemukan di lalat buah. Selain itu, lalat buah juga memiliki gen hox, gen yang sama pada manusia yang menentukan pertumbuhan anggota tubuh saat masih dalam kandungan.
Cacing nematoda
Cacing dengan nama latin Caenorhabditis elegans ini dipakai sebagai hewan percobaan bukan karena kemiripannya dengan manusia, tetapi akibat 'kesederhanaanya'. Ya, C. elegans hanya mempunyai maksimal 959 sel di tubuhnya.Â
Sehingga sangat mudah untuk meneliti perkembangan dari setiap sel di tubuh cacing ini. Tak aneh bila C. elegans menjadi hewan pertama yang susunan gennya bisa dipetakan ilmuwan.
Setiap sel dari cacing ini juga sangat peka terhadap teknik 'RNA interference' alias 'on/off' gen. Menggunakan teknik ini, ilmuwan bisa mematikan dan menghidupkan kembali gen si cacing secara berulang-ulang untuk mengungkap fungsi setiap gen dan kaitannya dengan penyakit.
Bulu babi
Percaya atau tidak saat masih dalam tahap pertumbuhan awal, seperti dalam kandungan, manusia sangat mirip dengan bulu babi atau landak laut (Echinoidea). Kesamannya mungkin akan membuat anda kaget, kita dan bulu babi sama-sama tumbuh dari anus.
Saat manusia pertama kali berkembang di dalam kandungan, bagian tubuh yang pertama muncul adalah anus kemudian terus tumbuh bagian-bagian lain tubuh. Hal ini juga terjadi pada bulu babi, sehingga ilmuwan mempelajari pertumbuhan awal manusia lewat hewan ini. Membuat ilmuwan tidak usah repot-repot dan membahayakan penelitian pada ibu hamil.
Terlebih, embrio bulu babi lebih mudah diamati karena berada di luar tubuh. Berbeda dari embrio manusia yang tersimpan dengan aman dalam lahir.
Ferret
Tikus tidak bersin, oleh karena itu mustahil untuk memakai hewan ini sebagai kelinci percobaan untuk penyakit influenza atau flu. Untungnya, ilmuwan sudah mendapat pengganti tikus, yakni ferret. Ferret atau Mustela putorius furo, adalah mamalia berbulu yang berkerabat dengan berang-berang dan musang.
Ferret bisa bersin dan mengalami penyakit pernapasan lain, seperti flu. Jika ferret bisa sakit seperti manusia, maka perawatan sakit si ferret bisa diterapkan pada manusia. Oleh karena itu ilmuwan sejak lama melakukan percobaan vaksin dan obat-obatan untuk penyakit pernapasan pada hewan lucu ini.
Berkat hal ini, manusia bisa selangkah lebih maju soal infeksi virus flu, menghindari korban jiwa besar akibat virus flu yang kini sudah berevolusi dan mengakibatkan banyak penyakit berbahaya, seperti flu babi.
Sumber: SciShow YouTube
(mdk/bbo)