Ini alasan mengapa bunglon bisa berubah warna
Bunglon mempunyai teknologi nano yang bahkan lebih hebat dari milik manusia
Setelah bertahun-tahun, akhirnya ilmuwan berhasil mengungkap salah satu misteri hewan terbesar di dunia, mengapa kulit bunglon bisa berubah warna.
Ilmuwan Swiss yang mengungkap misteri itu menyatakan bila kulit bunglon menggunakan teknologi nano yang jauh lebih hebat dari yang pernah ditemukan manusia itu merubah warna kulitnya, Daily Mail (11/03).
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
-
Dimana balap liar ini terjadi? Aksi pembubaran balap liar ini terjadi di Jalan Sudirman, Kudus, Jawa Tengah.
"Kami menemukan bila bunglon merubah warna kulit dengan 'menyetel' kristal-kristal berukuran nano di kulitnya," ujar Jeremie Teyssier, ahli fisika dari Universitas Geneva, Swiss.
Bunglon secara ajaib mampu mengontrol setiap kristal yang ada sel kulit kerasnya agar bisa berubah warna ketika si bunglon berusaha menarik perhatian betina di saat musim kawin. Hal yang sama juga akan dilakukan ketika si bunglon bertemu dengan musuh.
Kristal spesial yang terdapat di dalam sel kulit bunglon itu dikenal dengan nama iridophore. Hebatnya, tidak hanya membantu bunglon merubah warna, iridophore juga berfungsi melindungi bunglon dari suhu panas lingkungan.
Ketika di bunglon dalam keadaan tenang, kristal iridophore akan merapat dan memantulkan gelombang warna biru. Sebaliknya, saat merasa tertekan atau senang, si bunglon akan mengendorkan susunan kristal di kulitnya. Hal ini membuat pantulan cahaya menjadi berubah, misalnya kuning atau merah.
Nah, ketika panas matahari terlalu menyengat, kristal iridophore di kulit bunglon bisa memantulkan sinar. Alhasil, panas berlebih bisa dihindari si bunglon. Ingat, suhu panas tinggi tidak baik bagi reptil yang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya karena mempunyai darah dingin.
"Bunglon telah menemukan sesuatu yang benar-benar baru di dunia evolusi. Kristal-kristal iridophore itu adalah sesuatu yang sangat menakjubkan," ungkap Profesor Michel Milinkovitch pada BBC (10/03).
Baca juga:
Indonesia jadi contoh program transfer teknologi Asean
30 Tahun lagi, kota metropolitan ini bakal diguncang gempa dahsyat
Dewa Petir 'Zeus' muncul di harta karun Israel
Tercepat di jagat raya, bintang ini melaju 1200 kilometer per detik
Gawat, sering pakai 'mbah' Google jadi tanda kebodohan!